Bicara soal masih musti nunggu giliran.
Tsunami ini memberikan banyak "system-shock" buatku pribadi.
Not that I don't realize many of these things before. It's just that, tsunami gives a sudden experience, sudden enlightment, that my system, will also be shutted down someday.
Dan ketika saat itu tiba, What will I do?
Still an unanswered question.
Belum pernah aku merasa sebegitu dekatnya dengan kematian, daripada saat-saat ini, utamanya setelah perjalananku ke Banda Aceh kemarin. Begitu terasa bahwasanya Allah itu dekat. Lebih dekat dari urat leherku sendiri. Begitu banyak hikmah yang tiba-tiba saja terasa jelas. Seperti ada wiper yang tiba-tiba menghapus titik-titik hujan di kaca jendela kita yang sudah buram.
Banyak hal yang harus (terus-menerus) dibenahi. Karena ketika shutdown itu terjadi, aku pasti tidak akan punya kesempatan untuk menjalankan shutdown scripts terlebih dulu.
Allah, berikanlah kami akhir yang baik. Amin.
Monday, January 17, 2005
A Blessing in Disguise
Waktu itu baca di koran. Apa di email, apa nonton di TV gitu.
Katanya sih, pulau Sumatra itu terjaga oleh Aceh. Kalo posisi Sumatra itu tegak lurus, bisa-bisa Tsunami kemarin menghantam seluruh pantai Sumatra. Tapi karena (posisinya) miring kiri dengan Aceh sebagai ujung tombak-nya, maka Tsunami kemarin hanya menghantam Aceh.
A Blessing in Disguise.
Kalo bicara blessing in disguise, aku juga jadi sadar, bahwa sangat bisa jadi kalo orang-orang yang meninggal itulah yang di-selamat-kan Allah Swt. Dan itu yang akhirnya aku do'akan selalu. Kebaikan buat mereka.
Meanwhile, tugas berat menunggu buat kita-kita yang masih hidup dan masih musti nunggu giliran ini.
Kalo aku sih sekarang ini main-concern-nya adalah bagaimana membantu anak-anak Aceh yang masih hidup itu. Mau jadi OTA, nggak yakin banget bisa, kalo melihat struktur Cash-Flow belakangan ini. Coba-coba kumpulin data dulu deh. Hasilnya begini:
Organisasi-organisasi pengumpul data (saat ini) Anak-anak Aceh:
Tinggal bagaimana mengorganisasi semuanya. Hmm.
Terus kemarin, sempat kontak juga Ustadz Raihan tersayang, diskusi masalah kiriman bantuan, selesai diskusi beliau menyampaikan juga kalo Relawan-Relawan disana, sekarang sudah juga membutuhkan Uang Tunai, mereka sebagian besar adalah orang-orang Aceh yang selamat dan tidak punya pekerjaan lagi, namun tetap punya saudara/keluarga/relatives untuk disupport. Dan mereka sudah mulai kebingungan sekarang. Something to also be thinking about.
Kata Ustadz, kalo ada yang mau nyumbang buat mereka bisa langsung dikirim melalui rekening Bank Syariah Mandiri cabang Aceh Utama berikut ini:
Buat listing account-account bantuan lainnya, MetroTV, RCTI, SCTV, AnTV, TransTV, dan lainnya sudah mempublish, dan Catatan-nya mas Koen juga menyimpannya.
Kata teman di Isnet, yang perlu diingat adalah ini adalah sebuah proses lari Marathon, bukan lari Sprint, jadi harus ingat untuk menjaga stamina. Agar ketika saat-saat darurat berlalu, tahap rehabilitasi dan rekonstruksi bisa kita lalui dengan baik.
Ayo semuanya.
Katanya sih, pulau Sumatra itu terjaga oleh Aceh. Kalo posisi Sumatra itu tegak lurus, bisa-bisa Tsunami kemarin menghantam seluruh pantai Sumatra. Tapi karena (posisinya) miring kiri dengan Aceh sebagai ujung tombak-nya, maka Tsunami kemarin hanya menghantam Aceh.
A Blessing in Disguise.
Kalo bicara blessing in disguise, aku juga jadi sadar, bahwa sangat bisa jadi kalo orang-orang yang meninggal itulah yang di-selamat-kan Allah Swt. Dan itu yang akhirnya aku do'akan selalu. Kebaikan buat mereka.
Meanwhile, tugas berat menunggu buat kita-kita yang masih hidup dan masih musti nunggu giliran ini.
Kalo aku sih sekarang ini main-concern-nya adalah bagaimana membantu anak-anak Aceh yang masih hidup itu. Mau jadi OTA, nggak yakin banget bisa, kalo melihat struktur Cash-Flow belakangan ini. Coba-coba kumpulin data dulu deh. Hasilnya begini:
Organisasi-organisasi pengumpul data (saat ini) Anak-anak Aceh:
- PKS/BSMI/PKPU Banda Aceh: 0651-70043. Tadi pagi dapat juga nomer dari Putra, tapi belum tahu apa bisa di publish disini apa nggak. Tapi itu terkait juga sama posko gabungan ini.
- Gema Nusa: CP. Ibu Herly 0816864250 022-70720933.
- Daarut Tauhid: Jl Gegerkalong Girang No 30D Bandung 40153 022-2014374, 2003238, Fax: 022 2003238 Jl. Cipaku I No. 43 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12170 (021)7235255, Fax: 021-7235258.
- Gerakan Muslimat Indonesia: CP. TIARA/INA/Irene Handono 021-7261469
Tinggal bagaimana mengorganisasi semuanya. Hmm.
Terus kemarin, sempat kontak juga Ustadz Raihan tersayang, diskusi masalah kiriman bantuan, selesai diskusi beliau menyampaikan juga kalo Relawan-Relawan disana, sekarang sudah juga membutuhkan Uang Tunai, mereka sebagian besar adalah orang-orang Aceh yang selamat dan tidak punya pekerjaan lagi, namun tetap punya saudara/keluarga/relatives untuk disupport. Dan mereka sudah mulai kebingungan sekarang. Something to also be thinking about.
Kata Ustadz, kalo ada yang mau nyumbang buat mereka bisa langsung dikirim melalui rekening Bank Syariah Mandiri cabang Aceh Utama berikut ini:
- 0100122395. Belum yakin ini account atas nama siapa, tapi aku pikir kalo bukan atas Nama PKS, paling Ustadz Raihan. Tapi aku bisa bilang disini, nomor ini tidak ada kesalahan pencatatan, jadi insya Allah bisa dipercaya.
Buat listing account-account bantuan lainnya, MetroTV, RCTI, SCTV, AnTV, TransTV, dan lainnya sudah mempublish, dan Catatan-nya mas Koen juga menyimpannya.
Kata teman di Isnet, yang perlu diingat adalah ini adalah sebuah proses lari Marathon, bukan lari Sprint, jadi harus ingat untuk menjaga stamina. Agar ketika saat-saat darurat berlalu, tahap rehabilitasi dan rekonstruksi bisa kita lalui dengan baik.
Ayo semuanya.
Friday, January 07, 2005
Dora dan Bunga
Dora dan Bunga itu bisa dibilang ponakanku.
Gak langsung sih, malah juga gak kandung (dalam artian ibu/bapaknya saudara satu ayah satu ibu denganku). Mereka berdua keponakan temanku, yang sudah kuanggap keponakanku juga.
Gak sering sih ketemu sama mereka berdua.
Apalagi setelah jauh pindah ke Jakarta.
Tapi begitu Hari ini, tahu mereka berdua adalah bagian dari korban dalam Tsunami di Banda Aceh kemarin. Hatiku tiba-tiba miris. Terkenang. Terharu.
Dora itu anak yang lucu, lincah, periang, dan cerdas.
Bunga, sedikit lebih pendiam, tapi juga lincah, dan pintar.
Keduanya kira-kira kelas 1/2 SD sekarang. Dulu masih TK.
Sering, ketika aku main kerumah paman mereka, mereka ada disana.
Mengajakku becanda dan bermain. Berlari kesana kemari.
Seperti baru kemarin.
Susah juga ya.
Nampaknya duka ini masih akan lama kurasakan.
Gak langsung sih, malah juga gak kandung (dalam artian ibu/bapaknya saudara satu ayah satu ibu denganku). Mereka berdua keponakan temanku, yang sudah kuanggap keponakanku juga.
Gak sering sih ketemu sama mereka berdua.
Apalagi setelah jauh pindah ke Jakarta.
Tapi begitu Hari ini, tahu mereka berdua adalah bagian dari korban dalam Tsunami di Banda Aceh kemarin. Hatiku tiba-tiba miris. Terkenang. Terharu.
Dora itu anak yang lucu, lincah, periang, dan cerdas.
Bunga, sedikit lebih pendiam, tapi juga lincah, dan pintar.
Keduanya kira-kira kelas 1/2 SD sekarang. Dulu masih TK.
Sering, ketika aku main kerumah paman mereka, mereka ada disana.
Mengajakku becanda dan bermain. Berlari kesana kemari.
Seperti baru kemarin.
Susah juga ya.
Nampaknya duka ini masih akan lama kurasakan.
Tuesday, January 04, 2005
Bencana di Aceh - Back to Jakarta
Sumbangan dana yang kemarin, insya Allah tersalurkan semua.
Bersama-sama dengan sumbangannya Telkomsel dan PKPU, tersalurkan melalui posko PKPU di Lambaro.
Alamat-alamat yang dititipkan juga sudah ketemu semua, walaupun sebagian sudah mengabarkan lebih dulu kepada keluarganya, jadi aku tidak perlu mencari lagi.
Kalo disuruh cerita keadaan disana, sungguh masih terasa berat buatku, saat ini.
Banda Aceh sudah kuanggap kota tempat aku belajar banyak soal banyak hal.
Kalo sekarang kota itu hancur, rasanya, part of me ikut merasakannya.
Banyak teman, saudara, dan tempat-tempat kenangan yang sudah tiada lagi.
Tapi aku percaya sama takdir Allah.
Dia-lah yang Maha Mengetahui segala hikmah dibalik peristiwa ini.
Tak ada sesuatu-pun yang sia-sia.
Satu hal,
aku iri sama kekuatan teman-teman, saudara-saudara yang dengan ikhlas terus berjuang membantu memulihkan keadaan disana. Semoga hidup mereka dipenuhi ridha Allah swt. Amin ya Allah Amin.
Untuk saudaraku, teman, dan mereka yang telah hilang dan tiada. Semoga Allah meninggikan derajat kalian, menghapuskan dosa-dosa yang lalu, dan memudahkan jalan ke surga. Amin.
Buat aku,
Banyak kerja berat menanti sekarang.
Kuatkan kami ya Allah. Amin.
Bersama-sama dengan sumbangannya Telkomsel dan PKPU, tersalurkan melalui posko PKPU di Lambaro.
Alamat-alamat yang dititipkan juga sudah ketemu semua, walaupun sebagian sudah mengabarkan lebih dulu kepada keluarganya, jadi aku tidak perlu mencari lagi.
Kalo disuruh cerita keadaan disana, sungguh masih terasa berat buatku, saat ini.
Banda Aceh sudah kuanggap kota tempat aku belajar banyak soal banyak hal.
Kalo sekarang kota itu hancur, rasanya, part of me ikut merasakannya.
Banyak teman, saudara, dan tempat-tempat kenangan yang sudah tiada lagi.
Tapi aku percaya sama takdir Allah.
Dia-lah yang Maha Mengetahui segala hikmah dibalik peristiwa ini.
Tak ada sesuatu-pun yang sia-sia.
Satu hal,
aku iri sama kekuatan teman-teman, saudara-saudara yang dengan ikhlas terus berjuang membantu memulihkan keadaan disana. Semoga hidup mereka dipenuhi ridha Allah swt. Amin ya Allah Amin.
Untuk saudaraku, teman, dan mereka yang telah hilang dan tiada. Semoga Allah meninggikan derajat kalian, menghapuskan dosa-dosa yang lalu, dan memudahkan jalan ke surga. Amin.
Buat aku,
Banyak kerja berat menanti sekarang.
Kuatkan kami ya Allah. Amin.
Subscribe to:
Posts (Atom)