Waktu ditanya,
"diantara shahabat-2 Nabi, siapa yang paling kamu kagumi?"
Aku menjawab, "Ali bin Abi Thalib r.a.".
Hari ini, dari blog-nya mas Fami yang luar biasa, aku mendapatkan nasihat-nasihatnya Imam Ali ketika beliau akan wafat, daripada nanti aku pusing lagi mengingat-ingat nasihat-nasihat beliau itu, aku paste saja disini.
”Aku berpesan kepada kalian berdua, bertakwalah kepada Allah. Jangan mencintai dunia, walau ia menggodamu. Jangan menangisi sesuatu yang menyusahkanmu. Sampaikan kebenaran. Sayangilah anak yatim. Beri petunjuk orang yang sesat. Berbuatlah untuk akhirat. Jadilah musuh orang zalim, dan pembela orang yang dizalimi. Berbuatlah sesuai dengan Kitab Allah. Dan jangan jadikan Allah sebagai sasaran caci maki.”
”Aku berpesan padamu, Nak. Hendaklah engkau bertakwa kepada Allah, mendirikan shalat tepat waktu, menunaikan zakat pada yang berhak, menyempurnakan wudhu karena tidak sah shalat tanpa bersuci. Aku berpesan padamu agar memaafkan dosa, menahan amarah, bersilaturahim, bijaksana pada orang bodoh, mendalami ilmu agama, tabah dalam menghadapi masalah, menjaga Al-Quran, bertetangga dengan baik, menyeru kepada kebajikan, melarang kemungkaran dan menghindari perbuatan keji.”
Nasihat-nasihat beliau ini sulit kuanggap sebagai nasihat-nasihat kosong, kalau mengingat kisah-kisah beliau selama hidup.
Manusia-manusia luar biasa yang dibentuk oleh Rasulullah seperti ini, pastilah sedang dirindukan sangat oleh bumi. Rindu dendam yang membuatnya memuntahkan isi perutnya dan menggoncang alam serta makhluk-makhluk yang sedang lupa.
Jadi inget surat Al-Zalzalah.
Wednesday, June 28, 2006
Ada 600.000
.... orang superkaya di Indonesia.
Konon kabarnya.
Kalau 600.000 orang superkaya ini, memberi modal usaha 100 juta rupiah untuk 10 orang indonesia lainnya, dan aku yakin 1M rupiah itu bukan jumlah besar buat mereka, maka kita bisa mengurangi 6.000.000 pengangguran di Indonesia.
Pada saatnya, usaha 6.000.000 orang itu akan menarik minimal 10 orang lain lagi, itu artinya 60.000.000 orang Indonesia. Bisa dibayangkan jika 60.000.000 orang Indonesia ini punya keluarga minimal 1 orang istri/suami.
Well, mungkin, gak seindah itu.
Tapi kalau 20% saja dari jumlah itu yang berhasil, 12.000.000 orang. Wow.
Di Isnet sekarang lagi berkembang diskusi untuk mendanai proyek-2 penelitian. Agar para ilmuwan bisa fokus sepenuhnya mengembangkan ilmu dan berinovasi tanpa harus memikirkan nasib anak-istrinya. Mungkin bisa juga 600.000 orang superkaya tadi membantu kearah ini.
Ustadz Nadirsyah Hosen juga menekankan kalau Indonesia bisa menjadi Emas lagi, jika ulama-nya (baca: ilmuwan-nya) sibuk menggali Ilmu.
Konon kabarnya.
Kalau 600.000 orang superkaya ini, memberi modal usaha 100 juta rupiah untuk 10 orang indonesia lainnya, dan aku yakin 1M rupiah itu bukan jumlah besar buat mereka, maka kita bisa mengurangi 6.000.000 pengangguran di Indonesia.
Pada saatnya, usaha 6.000.000 orang itu akan menarik minimal 10 orang lain lagi, itu artinya 60.000.000 orang Indonesia. Bisa dibayangkan jika 60.000.000 orang Indonesia ini punya keluarga minimal 1 orang istri/suami.
Well, mungkin, gak seindah itu.
Tapi kalau 20% saja dari jumlah itu yang berhasil, 12.000.000 orang. Wow.
Di Isnet sekarang lagi berkembang diskusi untuk mendanai proyek-2 penelitian. Agar para ilmuwan bisa fokus sepenuhnya mengembangkan ilmu dan berinovasi tanpa harus memikirkan nasib anak-istrinya. Mungkin bisa juga 600.000 orang superkaya tadi membantu kearah ini.
Ustadz Nadirsyah Hosen juga menekankan kalau Indonesia bisa menjadi Emas lagi, jika ulama-nya (baca: ilmuwan-nya) sibuk menggali Ilmu.
Monday, June 26, 2006
Wednesday, June 14, 2006
On Togetherness
I really don't believe that God has created mankind and the world which we're living, under the same blue sky and burning sun, and all's just for sideseeing how fast we can destroy it and ourselves.
A scene in Mahatma Gandhi (the movie) strikes me.
There are two extremes on the political situations that time. One part was demanded to split India to separate states, both with each own Islam and Hindu territory (which is now becoming Pakistan and India), other was insisted to became one nation.
Gandhi was about to go onto a meeting to discussed the future of India. There are demonstrants gathering just in front of the blocks where Gandhi's living. And they blocked Gandhi's way out, asking, why did Gandhi participating in the meeting, they insisted on asking Gandhi to support separation of India.
Gandhi was very upset. He speaks, "I'm a hindu, a moslem, a christian, a jews, a buddhist. I'm all of you." And then he speaks about how sad and mad he is to see that his struggle for India's independence has turn to politics and society clash.
In another scene, Gandhi also speaks of how he miss the day, when as a child, he is playing and learning with friends, reading both Tripitaka and Qur'an side by side, learning from each other.
Something said in X-Men-3 pointed out more to me (taken from my lousy memory):
"In the world where intolerance, ego, and anarchy arise, there are brave men who fought against them in search for a better world. A world of harmony."
Imagine there is no heaven.
A scene in Mahatma Gandhi (the movie) strikes me.
There are two extremes on the political situations that time. One part was demanded to split India to separate states, both with each own Islam and Hindu territory (which is now becoming Pakistan and India), other was insisted to became one nation.
Gandhi was about to go onto a meeting to discussed the future of India. There are demonstrants gathering just in front of the blocks where Gandhi's living. And they blocked Gandhi's way out, asking, why did Gandhi participating in the meeting, they insisted on asking Gandhi to support separation of India.
Gandhi was very upset. He speaks, "I'm a hindu, a moslem, a christian, a jews, a buddhist. I'm all of you." And then he speaks about how sad and mad he is to see that his struggle for India's independence has turn to politics and society clash.
In another scene, Gandhi also speaks of how he miss the day, when as a child, he is playing and learning with friends, reading both Tripitaka and Qur'an side by side, learning from each other.
Something said in X-Men-3 pointed out more to me (taken from my lousy memory):
"In the world where intolerance, ego, and anarchy arise, there are brave men who fought against them in search for a better world. A world of harmony."
Imagine there is no heaven.
Subscribe to:
Posts (Atom)