Aku sungguh tak mengerti akuntansi. Apalagi kapitalisme.
Untuk itu izinkan hari ini aku bertanya pada kalian kaum yang sungguh percaya dengan nilai kapitalisme.
Adakah keadilan, didalam kapitalisme?
Ketika sebuah perusahaan berkembang dengan pesat selama 10 tahun, dari sebuah bayi menjadi sebuah raksasa (walau raksasa lokal), dan para penggerak utama dari perusahaan tersebut tidak mendapatkan grafik pendapatan yang sama melonjak-lonjak-nya dengan grafik pendapatan perusahaan, minimal punya tren yang sama-sama naik walau dengan indeks yang berbeda. Maka terasa tidak ada keadilan didalamnya.
Ketika hasil utama raksasa goliath itu malah diambil oleh goliath lainnya, dan daud-daud didalamnya hanya bisa meringis, kalau bukan menangis.
Seorang supir taksi pernah berkata, yah memang begitu adanya sebuah perusahaan, makin besar dan makin sukses dia, maka karyawannya akan semakin ditindas.
Karena apa? Karena karyawan bukan pemegang saham kah? Karena karyawan adalah ongkos, bukan asset?
Aku sungguh tak mengerti akuntansi, apalagi kapitalisme. Namun Maaf, hari ini aku tidak bisa diam.
Melihat begitu saja kezaliman berlalu.
Monday, August 29, 2005
Friday, August 12, 2005
Titik-titik
Tiba-tiba teringat sebuah email lama di milis kenangan. Dari seseorang yang boleh kuanggap guru juga.
Untung masih inget judulnya, buru-buru nanya ke Om Google, dan akhirnya dapat. Daripada kehilangan lagi, lebih baik aku simpan saja disini.
Titik-titik.
R. Sunarman
Pengantar:
Mohon agar teks berikut dipahami dengan penuh kearifan.
Substitusi yang tepat dengan perkataan kita sendiri akan membantu
kita untuk memahami perkembangan spiritual dalam tasawuf.
LAPISAN GWAKANG
Garis merupakan kumpulan titik-titik.
Tanpa titik tak 'kan ada garis.
Titik awal dan titik akhir yang terletak
di koordinat tak terhingga,
bila bertemu akan membentuk lingkaran.
Lingkaran selalu mempunyai titik pusat
dengan jari-jari tak berhingga pula.
Apabila lingkaran tersebut diputar,
berlawanan jarum jam maka
terbentuklah kulit bola luar, yang berputar.
Di dalam dunia kangow (dunia persilatan)
lapis luar kulit bola adalah lapisan Gwakang
lapis yang merupakan dasar-dasar sembari
memperkuat dan mengandalkan otot
Lapis ini bisa juga disebut lapis tata cara
atau lapisan syariat
Seorang murid diibaratkan sebuah titik.
Skenario Chin Yung dan Gan KL selalu sama
murid harus melalui lapis ini puluhan tahun
tanpa mengerti apa hubungan kuda-kuda,
dengan memasak, cuci piring,
bebenah halaman dan duduk diam
yang pasti mereka dilarang turun gunung.
Para Suheng seringkali melatih
dengan kaku tanpa kompromi
karena mereka hanya meneruskan
ajaran yang diterima turun-temurun
Siaw Lim Pay, Kun Lun Pay, Bu Thong Pay dan pay-pay lain
merupakan ajaran-ajaran kelompok titik-titik
Di lapis ini para titik hanya mampu
melihat titik-titik sekelilingnya, karena
saat itu belum ada pesawat ulang alik
yang tembus ke jagat tanpa batas.
Setelah puluhan tahun berlatih
para titik semakin percaya diri
berbekal buku-buku tangan, otot kapalan
seringkali mencuri turun gunung
untuk piebu (bertanding) sesama titik lain
karena sering menang pula
maka banyak titik menganggap ilmu
sudah rampung.
Terkadang dengan hanya menyebut nama Pay
lawan seringkali sudah mengalah......
Yang pasti mereka hanya tahu bahwa
pay merekalah satu satunya perguruan
yang paling hebat di seantero kangow.
LAPISAN LWEEKANG
Beberapa murid yang kebetulan tekun
seringkali merasa hawa panas
bergerak gerak di tien tan, konon
terletak tiga jari di bawah pusar.
Sayangnya pengarang cerita seringkali
kikir dalam jumlah murid seperti ini.
Titik ini pada umumnya masuk
Ke lapisan kulit kedua ke arah pusat
yakni lapisan lweekang, di mana
penemuan atas hubungan cuci piring
dan duduk diam agak terbuka maksudnya.
Walaupun masih terbatas pada bukti,
bahwa tenaga tidaklah tergantung otot.
Lapisan ini juga bisa disebut lapisan tarekat.
Ada kebanggaan pada lapis ini.
Titik boleh belajar langsung dari Suhu
dan sekali kali dapat tugas turun gunung.
Selain itu murid yang sampai di lapis ini
bukanlah diangkat, tetapi lebih karena
kemampuan sendiri merasakan tenaga dalam
Seperti lapis gwakang, suhu meminta
murid berlatih puluhan tahun pula.
Walaupun sudah tidak mencuci piring,
banyak murid bosan karena disuruh
membaca kitab-kitab bersyair indah,
ratusan bahkan ribuan kali, yang
sekilas tanpa hubungan dengan
ilmu persilatan.
Seperti biasa pengarang membuat
beberapa murid yang tidak bosanan.
Dari membaca syair ribuan kali,
ada murid bisa melihat lapisan gwakang
mulai tampak seperti segmen lingkaran.
Dari segmen mulai tergambar, bahwa antar Pay
ternyata ada kesamaan tujuan di lapisan gwakang
Selain itu, tien tan tidak lagi sekedar hawa panas
mulai terasa seperti bola kecil yang bisa bergerak
Ajaran di balik gunung selalu ada gunung
mulai dapat dipahami secara makna
bukan karena ajaran Suhu
Murid yang bosan, merasa ilmu sudah cukup
Banyak mereka turun gunung dan menjajal ilmu
bahkan ada yang mendirikan Pay sendiri
menjadi Suhu menyebarkan ilmu gwakang
atau menjadi tabib, peramal di kota raja
menjadi terkemuka dan terkenal di dunia kangow
Dan menganggap lapis ini adalah lapis terdalam..
LAPISAN SINKANG
Murid yang tidak bosanan, sering melamun.
Sesuai skenario pengarang, murid ini
masuk kelapis ketiga, lapisan sinkang
Karena banyak melamun lapisan ini
seringkali disebut lapisan Hakikat.
Lagi-lagi pengarang kikir dalam jumlah
dari puluhan lapisan lweekang
di sini jumlahnya hanya satu dua
dan sering disebut Supek atau Paman guru
Di lapis ini mereka berbincang duduk
dengan Su Chow (kakek guru) yang berusia lanjut
Su Chow mengeluarkan kitab di balik jubah
sebagai bahan lamunan untuk diterawang
Kitab malah lebih berisi mengenai kisah-kisah
titik dalam diri yang harus dicari,
isinya malah tidak mencantumkan Pay.
Pencarian tanpa disuruh, tapi disadari pula
oleh murid dapat puluhan tahun.
Sayangnya karena sering melamun
lapis ini banyak bahaya pula
Ada saja murid dilapis ini yang tetap bosanan
dengan titik-titik yang harus dicari
Ada yang mencuri Kitab untuk belajar sendiri
karena yang diinginkan ilmu silat yang sakti
atau yang terganggu jiwanya seperti
Awyang Hong, Oey Yok Soe atau Ciu Pek Thong
dengan Sin Kang yang tinggi, tetapi
tingkah lakunya tampak aneh bagi dunia Kangow
Dan seringkali menganggap lapisnya
adalah lapis terdalam
Bagi murid yang beruntung,
dari titik ini bisa menghayati segmen-segmen luar,
mulai membentuk gambaran segmen makin nyata
yang ternyata berlapis.
Menemukan bahwa ternyata pusat tenaga,
bukanlah tientan, melainkan pikiran
Ada gambaran ternyata setiap titik juga
memiliki titik pusat masing-masing.
Ternyata ilmu silat bukanlah tujuan,
tenaga dalam ternyata punya tenaga inti,
bukan dibuat dan tenaga itu memang sudah ada,
terpusat di akal.
Menurut para pengarang, murid di lapis ini
terhempas di lembah kebingungan, antara
gambaran segmen yang sepertinya memiliki pusat
dengan diri yang ternyata memiliki pusat pula
Dalam kebingungan, murid lapis ini
sering memilih diam, menyendiri
atau sekali berkata sering berbeda-beda
antara kata satu dengan yang lain
terkadang berkata titik-titik pusat bersatu
terkadang berkata titik pusat berbeda
masih bertanya pula apakah
ada lapis terdalam setelah ini..
Kata katanya sering membuat kaget
kalangan dunia kangow, bahkan
ada pula yang menganggap mereka
sudah jauh tersesat dari lapisan gwakang
LAPISAN SIU LIAN
Setelah terombang-ambing dalam kebingungan
pada usia relatif mendekati 100 tahunan,
dengan janggut dan alis yang memutih
satu dua murid lapisan Sinkang, memutuskan
tidak berhubungan dengan dunia kangow
diam di puncak gunung untuk ber Siu Lian (bertapa).
Lapisan ini bisa dikatakan lapisan kekapokan
kapok mengira lapisannya adalah yang terdalam
setelah melewati tiga lapis terdahulu
kapok salah terhadap pemahaman kitab
karena selalu bertemu dengan makna baru
kapok membaca kitab lebih banyak
karena isinya semakin tidak dimengerti
kapok mengangankan lapis-lapis
karena segmen2 lingkaran terlihat semakin lebar
kapok berbicara kitab banyak-banyak
karena lapisan gwakang tak akan pernah mengerti
Dengan masuk ke dalam kamar dan duduk diam
murid dilapis ini menemukan Kitab yang tidak
tertulis secara aksara, berlembar-lembar
terpusat di dalam dirinya.
Saat ini murid dapat bertemu langsung dengan
suhu sejati yang sekaligus titik pusat dirinya.
Pertemuan bukan lagi secara kiasan,
titik pusat itu ternyata wujud dalam kepastian.
Dilapis ini tidak ada lagi guru wujud
seperti Su Chow, atau Kitab Pay, kini mereka sama
sebagai pejalan kaki menapak puncak gunung Thay San.
Di tengah tangis keharuan dahsyat menemukan suhu sejati
ada murid dilapis ini yang sontak ingin bercerita
pada murid lain, berkata inilah titik pusat bola....
yang sering terkisah di lapisan gwakang.
Larut dalam kegembiraan tak terhingga
memang murid ini seakan terlupa, bahwa
titik yang ditemukan adalah titik dalam diri
yang bukan titik pusat bola.
Bagi murid yang tidak tergesa,
mereka menemukan titik-titik yang dapat
ditarik dari setiap lapis dan segmen
dan menjadi garis-garis yang menuju kepada titik pusat.
Titik yang ditemukan ternyata merupakan
titik awal yang tersambung lurus ke titik
pusat yang berada di sana tanpa jarak terhitung
Dari sini pula murid sampai kepada
pemahaman sejati kenapa Pay-Pay
memang merupakan garis-garis
sama-sama mengarah ke satu titik.
Yang menakjubkan ternyata garis-garis,
terpancar dan bersumber dari titik pusat terus menerus,
bergerak, tanpa awal dan tanpa akhir.
Murid di titik ini hanya menemukan awal
dan arah garis tanpa tahu lapis-lapis selanjutnya.
Di sini murid terhempas ke dataran rendah
tanpa pengetahuan, tanpa kepandaian
bukan apa-apa, apalagi siapa ...
Dia hanya menjadi suatu titik yang sangat
maha kecil dari bola yang maha besar
berjari-jari tak terhingga, berpusat tak berhingga
itu adalah titik maha kecil yang sekaligus
maha besar pula.
Lapisan ini bisa disebut sebagai lapisan ma'rifat.
Di sini sering timbul kata-kata aneh
membuat linglung lapisan gwakang
kosong itu isi
aku tidak ada
dia itu ada
aku adalah Dia
Dia hanya Titik
sedang aku adalah kamu
TOKOH-TOKOH PAY
Agar suatu cerita laris dibaca
perlu adanya satu tokoh
yang kadang tidak harus sesuai urutan lapis
atau cerita orang banyak
agar cerita berakhir dengan happy end.
Thio Bu Kie salah satu tokoh
dengan alasan tulang berbakat baik
maka tokoh ini bisa menemukan
kitab secara keberuntungan
membuat kagum para Su Chow.
Dalam satu kisah
tokoh tidak boleh ada dua
ini kesepakatan pengarang dan pembaca
karena tokoh bisa jadi teladan atau panutan
jadi tokoh boleh tidak ikut alur umum dan itu sah-sah saja.
Tokoh umumnya selain sakti juga tanpa cela
Masing-masing pay punya satu tokoh
yang sudah bisa masuk lebih dalam dari lapisan Siu Lian
Karena lapisan Siu Lian adalah batas akhir
yang bisa dimengerti para murid,
maka tidak ada yang pernah tahu pula
lapisan tempat kunjungan para tokoh.
Ini disebut makam perjalanan sang tokoh.
Seringkali murid pay di lapisan gwakang
berkelahi mempertahankan tokoh pay mereka
mereka menganggap hanya tokohnya
yang tersakti di kalangan kangow.
Padahal bila mereka tahu, bahwa
para tokoh tokoh pay bila bertemu
seringkali berangkulan terharu.
Adapula bahaya di murid lapisan Siu Lian
bila menganggap dirinya sama dengan tokoh
walaupun memang bisa masuk ke lapis lebih dalam
sama dengan tokoh berarti sudah hilang
dari percaturan dunia kangow.
KITAB RAHASIA
Para tokoh dari makam-makam mereka
sadar tentang bola berputar dengan pusatnya
Titik-titik di setiap lapisan ternyata
bola yang berputar dengan titik pusatnya pula.
Ada yang berputar berlawanan arah jarum jam
Ada pula yang searah jarum jam.
Karena itu semua titik saling tarik-menarik atau tolak-menolak.
Ada yang tertarik ke arah lapis lebih dalam
tetapi seringkali hanya berpindah di lapis yang sama.
Bahkan ada banyak yang sama sekali tidak berputar,
dan hanya pasrah ikut putaran bola utama.
Karena sadar tidak semua murid pay
punya nilai bagus di dalam geometrie
apalagi lapisan yang berbeda-beda, maka
tokoh memutar akal dalam penyampaian ilmu pay
Setiap kata dibedakan disesuaikan lapisan tempat murid
malahan walaupun dalam lapis yang sama
ilmu disampaikan sering berbeda penyampaiannya
Sehingga ditemukan kata-kata yang tampaknya beda
pada saat disatukan dalam Kitab rahasia.
Yang akan menjadi sumber sengketa
Di kalangan kangow di lapisan gwakang.
Tadinya kitab kitab pay ini tersusun rapi di kamar kitab,
setiap lapis diberikan kitab yang sesuai.
Tetapi karena waktu berjalan pesat,
banyak kitab yang hilang dicuri ataupun rusak
Ada masanya para murid berupaya mengumpulkan
menjadi satu kembali segala kitab tercecer
yang hilang diusahakan ditulis kembali seingatnya
Akibatnya tidak jelas lagi mana kitab
yang sesuai lapisan murid berada.
Ini memang terkadang membingungkan
bagi sebagian murid pay membaca kitab
kecuali pada saat pindah ke lapisan,
lebih dalam itupun bila tekun dan sabar.
Ada hari pada saat tokoh tokoh pay moksa
Di saat pay menjadi perguruan besar,
Kitab tokoh-tokoh dipersengketakan
Sebagai ajaran palsu atau bukan.
KAUM KAY PANG
Tokoh pay sering menemukan murid dari luar
Karena bakat bertulang bagus
murid ini diangkat tanpa melalui pay.
Di kemudian hari murid-murid ini
membentuk kelompok baru, kita sebut saja Kay Pang
Para pay di lapisan gwakang sering tidak
menganggap kelompok ini.
Karena tidak memiliki pay, juga lakunya
yang sering kali tidak umum
memakai baju tambalan seperti pengemis
Murid kaypang umumnya langsung
berawal di lapisan lweekang
bagi yang memang berbakat bagus
terkadang lebih cepat masuk ke lapis lebih dalam
bagi yang tidak memang sering kali
berputar putar di lapis sama
serta membuka kaypang baru
tetapi baju tambalannya lebih bersih
Murid kaypang yang bagus
di lapisan sinkang atau siulian
ada yang menulis kitab sebagai ajaran
Kitab-kitab ini di kemudian hari
juga menjadi panutan bagi murid-murid
di segala lapisan, kecuali sebagian lapisan
gwakang yang menganggap kitab itu
tidak layak untuk dibaca.
Murid kaypang yang mandek
kembali pindah ke kota raja
membuka kaypang baru, atau
menjadi tabib atau peramal terkenal.
PENUTUP
Para suchow dari pertapaannya
seringkali menghela nafas panjang
mendengar kisah di lapisan gwakang
yang beragam rupa.
Walaupun bertapa, ada beberapa suchow
lapisan siulian yang bisa berada serentak
di lapisan lain tanpa beranjak.
Karena itu mereka bisa tahu kisah-kisah
yang seharusnya rahasia, seringkali
dibincangkan terbuka.
Kisah yang sama, yang baru mereka
peroleh dari perjalanan puluhan tahun.
Mereka sebenarnya prihatin, karena kisah
yang tidak sesuai lapisannya, akan lebih
banyak kerugiannya daripada
manfaat yang diperoleh.
Tetapi tatkala kembali merenung,
ternyata hal itu tidaklah bisa dihindarkan
karena itu memang unsur perputaran
yang memang silih berganti.
Dan akan selalu ada.
Akhirnya para suchow sepakat
kembali duduk diam, menanti
pintu terbuka ke makam berikutnya
yang tetap berupa misteri.
Untung masih inget judulnya, buru-buru nanya ke Om Google, dan akhirnya dapat. Daripada kehilangan lagi, lebih baik aku simpan saja disini.
Titik-titik.
R. Sunarman
Pengantar:
Mohon agar teks berikut dipahami dengan penuh kearifan.
Substitusi yang tepat dengan perkataan kita sendiri akan membantu
kita untuk memahami perkembangan spiritual dalam tasawuf.
LAPISAN GWAKANG
Garis merupakan kumpulan titik-titik.
Tanpa titik tak 'kan ada garis.
Titik awal dan titik akhir yang terletak
di koordinat tak terhingga,
bila bertemu akan membentuk lingkaran.
Lingkaran selalu mempunyai titik pusat
dengan jari-jari tak berhingga pula.
Apabila lingkaran tersebut diputar,
berlawanan jarum jam maka
terbentuklah kulit bola luar, yang berputar.
Di dalam dunia kangow (dunia persilatan)
lapis luar kulit bola adalah lapisan Gwakang
lapis yang merupakan dasar-dasar sembari
memperkuat dan mengandalkan otot
Lapis ini bisa juga disebut lapis tata cara
atau lapisan syariat
Seorang murid diibaratkan sebuah titik.
Skenario Chin Yung dan Gan KL selalu sama
murid harus melalui lapis ini puluhan tahun
tanpa mengerti apa hubungan kuda-kuda,
dengan memasak, cuci piring,
bebenah halaman dan duduk diam
yang pasti mereka dilarang turun gunung.
Para Suheng seringkali melatih
dengan kaku tanpa kompromi
karena mereka hanya meneruskan
ajaran yang diterima turun-temurun
Siaw Lim Pay, Kun Lun Pay, Bu Thong Pay dan pay-pay lain
merupakan ajaran-ajaran kelompok titik-titik
Di lapis ini para titik hanya mampu
melihat titik-titik sekelilingnya, karena
saat itu belum ada pesawat ulang alik
yang tembus ke jagat tanpa batas.
Setelah puluhan tahun berlatih
para titik semakin percaya diri
berbekal buku-buku tangan, otot kapalan
seringkali mencuri turun gunung
untuk piebu (bertanding) sesama titik lain
karena sering menang pula
maka banyak titik menganggap ilmu
sudah rampung.
Terkadang dengan hanya menyebut nama Pay
lawan seringkali sudah mengalah......
Yang pasti mereka hanya tahu bahwa
pay merekalah satu satunya perguruan
yang paling hebat di seantero kangow.
LAPISAN LWEEKANG
Beberapa murid yang kebetulan tekun
seringkali merasa hawa panas
bergerak gerak di tien tan, konon
terletak tiga jari di bawah pusar.
Sayangnya pengarang cerita seringkali
kikir dalam jumlah murid seperti ini.
Titik ini pada umumnya masuk
Ke lapisan kulit kedua ke arah pusat
yakni lapisan lweekang, di mana
penemuan atas hubungan cuci piring
dan duduk diam agak terbuka maksudnya.
Walaupun masih terbatas pada bukti,
bahwa tenaga tidaklah tergantung otot.
Lapisan ini juga bisa disebut lapisan tarekat.
Ada kebanggaan pada lapis ini.
Titik boleh belajar langsung dari Suhu
dan sekali kali dapat tugas turun gunung.
Selain itu murid yang sampai di lapis ini
bukanlah diangkat, tetapi lebih karena
kemampuan sendiri merasakan tenaga dalam
Seperti lapis gwakang, suhu meminta
murid berlatih puluhan tahun pula.
Walaupun sudah tidak mencuci piring,
banyak murid bosan karena disuruh
membaca kitab-kitab bersyair indah,
ratusan bahkan ribuan kali, yang
sekilas tanpa hubungan dengan
ilmu persilatan.
Seperti biasa pengarang membuat
beberapa murid yang tidak bosanan.
Dari membaca syair ribuan kali,
ada murid bisa melihat lapisan gwakang
mulai tampak seperti segmen lingkaran.
Dari segmen mulai tergambar, bahwa antar Pay
ternyata ada kesamaan tujuan di lapisan gwakang
Selain itu, tien tan tidak lagi sekedar hawa panas
mulai terasa seperti bola kecil yang bisa bergerak
Ajaran di balik gunung selalu ada gunung
mulai dapat dipahami secara makna
bukan karena ajaran Suhu
Murid yang bosan, merasa ilmu sudah cukup
Banyak mereka turun gunung dan menjajal ilmu
bahkan ada yang mendirikan Pay sendiri
menjadi Suhu menyebarkan ilmu gwakang
atau menjadi tabib, peramal di kota raja
menjadi terkemuka dan terkenal di dunia kangow
Dan menganggap lapis ini adalah lapis terdalam..
LAPISAN SINKANG
Murid yang tidak bosanan, sering melamun.
Sesuai skenario pengarang, murid ini
masuk kelapis ketiga, lapisan sinkang
Karena banyak melamun lapisan ini
seringkali disebut lapisan Hakikat.
Lagi-lagi pengarang kikir dalam jumlah
dari puluhan lapisan lweekang
di sini jumlahnya hanya satu dua
dan sering disebut Supek atau Paman guru
Di lapis ini mereka berbincang duduk
dengan Su Chow (kakek guru) yang berusia lanjut
Su Chow mengeluarkan kitab di balik jubah
sebagai bahan lamunan untuk diterawang
Kitab malah lebih berisi mengenai kisah-kisah
titik dalam diri yang harus dicari,
isinya malah tidak mencantumkan Pay.
Pencarian tanpa disuruh, tapi disadari pula
oleh murid dapat puluhan tahun.
Sayangnya karena sering melamun
lapis ini banyak bahaya pula
Ada saja murid dilapis ini yang tetap bosanan
dengan titik-titik yang harus dicari
Ada yang mencuri Kitab untuk belajar sendiri
karena yang diinginkan ilmu silat yang sakti
atau yang terganggu jiwanya seperti
Awyang Hong, Oey Yok Soe atau Ciu Pek Thong
dengan Sin Kang yang tinggi, tetapi
tingkah lakunya tampak aneh bagi dunia Kangow
Dan seringkali menganggap lapisnya
adalah lapis terdalam
Bagi murid yang beruntung,
dari titik ini bisa menghayati segmen-segmen luar,
mulai membentuk gambaran segmen makin nyata
yang ternyata berlapis.
Menemukan bahwa ternyata pusat tenaga,
bukanlah tientan, melainkan pikiran
Ada gambaran ternyata setiap titik juga
memiliki titik pusat masing-masing.
Ternyata ilmu silat bukanlah tujuan,
tenaga dalam ternyata punya tenaga inti,
bukan dibuat dan tenaga itu memang sudah ada,
terpusat di akal.
Menurut para pengarang, murid di lapis ini
terhempas di lembah kebingungan, antara
gambaran segmen yang sepertinya memiliki pusat
dengan diri yang ternyata memiliki pusat pula
Dalam kebingungan, murid lapis ini
sering memilih diam, menyendiri
atau sekali berkata sering berbeda-beda
antara kata satu dengan yang lain
terkadang berkata titik-titik pusat bersatu
terkadang berkata titik pusat berbeda
masih bertanya pula apakah
ada lapis terdalam setelah ini..
Kata katanya sering membuat kaget
kalangan dunia kangow, bahkan
ada pula yang menganggap mereka
sudah jauh tersesat dari lapisan gwakang
LAPISAN SIU LIAN
Setelah terombang-ambing dalam kebingungan
pada usia relatif mendekati 100 tahunan,
dengan janggut dan alis yang memutih
satu dua murid lapisan Sinkang, memutuskan
tidak berhubungan dengan dunia kangow
diam di puncak gunung untuk ber Siu Lian (bertapa).
Lapisan ini bisa dikatakan lapisan kekapokan
kapok mengira lapisannya adalah yang terdalam
setelah melewati tiga lapis terdahulu
kapok salah terhadap pemahaman kitab
karena selalu bertemu dengan makna baru
kapok membaca kitab lebih banyak
karena isinya semakin tidak dimengerti
kapok mengangankan lapis-lapis
karena segmen2 lingkaran terlihat semakin lebar
kapok berbicara kitab banyak-banyak
karena lapisan gwakang tak akan pernah mengerti
Dengan masuk ke dalam kamar dan duduk diam
murid dilapis ini menemukan Kitab yang tidak
tertulis secara aksara, berlembar-lembar
terpusat di dalam dirinya.
Saat ini murid dapat bertemu langsung dengan
suhu sejati yang sekaligus titik pusat dirinya.
Pertemuan bukan lagi secara kiasan,
titik pusat itu ternyata wujud dalam kepastian.
Dilapis ini tidak ada lagi guru wujud
seperti Su Chow, atau Kitab Pay, kini mereka sama
sebagai pejalan kaki menapak puncak gunung Thay San.
Di tengah tangis keharuan dahsyat menemukan suhu sejati
ada murid dilapis ini yang sontak ingin bercerita
pada murid lain, berkata inilah titik pusat bola....
yang sering terkisah di lapisan gwakang.
Larut dalam kegembiraan tak terhingga
memang murid ini seakan terlupa, bahwa
titik yang ditemukan adalah titik dalam diri
yang bukan titik pusat bola.
Bagi murid yang tidak tergesa,
mereka menemukan titik-titik yang dapat
ditarik dari setiap lapis dan segmen
dan menjadi garis-garis yang menuju kepada titik pusat.
Titik yang ditemukan ternyata merupakan
titik awal yang tersambung lurus ke titik
pusat yang berada di sana tanpa jarak terhitung
Dari sini pula murid sampai kepada
pemahaman sejati kenapa Pay-Pay
memang merupakan garis-garis
sama-sama mengarah ke satu titik.
Yang menakjubkan ternyata garis-garis,
terpancar dan bersumber dari titik pusat terus menerus,
bergerak, tanpa awal dan tanpa akhir.
Murid di titik ini hanya menemukan awal
dan arah garis tanpa tahu lapis-lapis selanjutnya.
Di sini murid terhempas ke dataran rendah
tanpa pengetahuan, tanpa kepandaian
bukan apa-apa, apalagi siapa ...
Dia hanya menjadi suatu titik yang sangat
maha kecil dari bola yang maha besar
berjari-jari tak terhingga, berpusat tak berhingga
itu adalah titik maha kecil yang sekaligus
maha besar pula.
Lapisan ini bisa disebut sebagai lapisan ma'rifat.
Di sini sering timbul kata-kata aneh
membuat linglung lapisan gwakang
kosong itu isi
aku tidak ada
dia itu ada
aku adalah Dia
Dia hanya Titik
sedang aku adalah kamu
TOKOH-TOKOH PAY
Agar suatu cerita laris dibaca
perlu adanya satu tokoh
yang kadang tidak harus sesuai urutan lapis
atau cerita orang banyak
agar cerita berakhir dengan happy end.
Thio Bu Kie salah satu tokoh
dengan alasan tulang berbakat baik
maka tokoh ini bisa menemukan
kitab secara keberuntungan
membuat kagum para Su Chow.
Dalam satu kisah
tokoh tidak boleh ada dua
ini kesepakatan pengarang dan pembaca
karena tokoh bisa jadi teladan atau panutan
jadi tokoh boleh tidak ikut alur umum dan itu sah-sah saja.
Tokoh umumnya selain sakti juga tanpa cela
Masing-masing pay punya satu tokoh
yang sudah bisa masuk lebih dalam dari lapisan Siu Lian
Karena lapisan Siu Lian adalah batas akhir
yang bisa dimengerti para murid,
maka tidak ada yang pernah tahu pula
lapisan tempat kunjungan para tokoh.
Ini disebut makam perjalanan sang tokoh.
Seringkali murid pay di lapisan gwakang
berkelahi mempertahankan tokoh pay mereka
mereka menganggap hanya tokohnya
yang tersakti di kalangan kangow.
Padahal bila mereka tahu, bahwa
para tokoh tokoh pay bila bertemu
seringkali berangkulan terharu.
Adapula bahaya di murid lapisan Siu Lian
bila menganggap dirinya sama dengan tokoh
walaupun memang bisa masuk ke lapis lebih dalam
sama dengan tokoh berarti sudah hilang
dari percaturan dunia kangow.
KITAB RAHASIA
Para tokoh dari makam-makam mereka
sadar tentang bola berputar dengan pusatnya
Titik-titik di setiap lapisan ternyata
bola yang berputar dengan titik pusatnya pula.
Ada yang berputar berlawanan arah jarum jam
Ada pula yang searah jarum jam.
Karena itu semua titik saling tarik-menarik atau tolak-menolak.
Ada yang tertarik ke arah lapis lebih dalam
tetapi seringkali hanya berpindah di lapis yang sama.
Bahkan ada banyak yang sama sekali tidak berputar,
dan hanya pasrah ikut putaran bola utama.
Karena sadar tidak semua murid pay
punya nilai bagus di dalam geometrie
apalagi lapisan yang berbeda-beda, maka
tokoh memutar akal dalam penyampaian ilmu pay
Setiap kata dibedakan disesuaikan lapisan tempat murid
malahan walaupun dalam lapis yang sama
ilmu disampaikan sering berbeda penyampaiannya
Sehingga ditemukan kata-kata yang tampaknya beda
pada saat disatukan dalam Kitab rahasia.
Yang akan menjadi sumber sengketa
Di kalangan kangow di lapisan gwakang.
Tadinya kitab kitab pay ini tersusun rapi di kamar kitab,
setiap lapis diberikan kitab yang sesuai.
Tetapi karena waktu berjalan pesat,
banyak kitab yang hilang dicuri ataupun rusak
Ada masanya para murid berupaya mengumpulkan
menjadi satu kembali segala kitab tercecer
yang hilang diusahakan ditulis kembali seingatnya
Akibatnya tidak jelas lagi mana kitab
yang sesuai lapisan murid berada.
Ini memang terkadang membingungkan
bagi sebagian murid pay membaca kitab
kecuali pada saat pindah ke lapisan,
lebih dalam itupun bila tekun dan sabar.
Ada hari pada saat tokoh tokoh pay moksa
Di saat pay menjadi perguruan besar,
Kitab tokoh-tokoh dipersengketakan
Sebagai ajaran palsu atau bukan.
KAUM KAY PANG
Tokoh pay sering menemukan murid dari luar
Karena bakat bertulang bagus
murid ini diangkat tanpa melalui pay.
Di kemudian hari murid-murid ini
membentuk kelompok baru, kita sebut saja Kay Pang
Para pay di lapisan gwakang sering tidak
menganggap kelompok ini.
Karena tidak memiliki pay, juga lakunya
yang sering kali tidak umum
memakai baju tambalan seperti pengemis
Murid kaypang umumnya langsung
berawal di lapisan lweekang
bagi yang memang berbakat bagus
terkadang lebih cepat masuk ke lapis lebih dalam
bagi yang tidak memang sering kali
berputar putar di lapis sama
serta membuka kaypang baru
tetapi baju tambalannya lebih bersih
Murid kaypang yang bagus
di lapisan sinkang atau siulian
ada yang menulis kitab sebagai ajaran
Kitab-kitab ini di kemudian hari
juga menjadi panutan bagi murid-murid
di segala lapisan, kecuali sebagian lapisan
gwakang yang menganggap kitab itu
tidak layak untuk dibaca.
Murid kaypang yang mandek
kembali pindah ke kota raja
membuka kaypang baru, atau
menjadi tabib atau peramal terkenal.
PENUTUP
Para suchow dari pertapaannya
seringkali menghela nafas panjang
mendengar kisah di lapisan gwakang
yang beragam rupa.
Walaupun bertapa, ada beberapa suchow
lapisan siulian yang bisa berada serentak
di lapisan lain tanpa beranjak.
Karena itu mereka bisa tahu kisah-kisah
yang seharusnya rahasia, seringkali
dibincangkan terbuka.
Kisah yang sama, yang baru mereka
peroleh dari perjalanan puluhan tahun.
Mereka sebenarnya prihatin, karena kisah
yang tidak sesuai lapisannya, akan lebih
banyak kerugiannya daripada
manfaat yang diperoleh.
Tetapi tatkala kembali merenung,
ternyata hal itu tidaklah bisa dihindarkan
karena itu memang unsur perputaran
yang memang silih berganti.
Dan akan selalu ada.
Akhirnya para suchow sepakat
kembali duduk diam, menanti
pintu terbuka ke makam berikutnya
yang tetap berupa misteri.
Subscribe to:
Posts (Atom)