Uleulheue (baca buat yang belum tau: Ulele),
adalah sebuah daerah pantai yang jadi terkenal sejak tsunami kemarin, karena fotonya masuk dan jadi referensi dunia di digitalglobe.com yang menunjukkan akibat dahsyat tsunami waktu itu.
Uleulheue,
adalah juga tempat aku tinggal ketika pertama tiba di Banda Aceh 8 tahun lalu. Aku mungkin udah cerita bagaimana perasaanku akan Banda Aceh, begitulah juga akan Uleulheue.
Dan sebetulnya, aku baru sadar kalau foto di digitalglobe itu adalah pantai Uleulheue ketika aku melihat-lihat lagi foto-2 itu kemarin dari wikipedia.org. Dan aku jadi tiba-tiba merinding ketika menyadari rumah Bang Eddy, tempat aku tinggal dulu, ternyata merupakan bagian pantai yang berubah jadi laut di foto-2 itu.
Bang Eddy orang baik. Lugu, namun sangat baik.
Beliau tinggal di Uleulheue bersama orang tuanya. Dalam rumah standar tepi pantai Indonesia, yang terbuat dari papan. Dia juga yang pertama kali menawarkanku untuk tinggal dirumahnya ketika aku tiba dulu. Walau cuma seminggu aku menetap disitu, banyak hal yang terjadi. Aku juga jadi kenal baik dengan warga sekitar situ. Mengenal pantai Uleulheue yang jadi tujuan wisata di hari minggu...
Posting ini muncul dari keinginan kuat untuk bisa berada disana lagi pada 26 Desember besok.
Thursday, November 24, 2005
Terror.. terorejing...
Berkaitan dengan isu terorejing yang memanas kembali akhir-akhir ini,
I really do regret that it happened. Dan sekali lagi, I can only pray for them. For the victims souls, I really hope they are the ones that declared as "Syuhada".
Untuk para pelakunya, aku cuma bisa bilang, semoga segala dosa kita diampuni Allah. Dan untuk bos-nya yang masih hidup: jangan cemen gitu dong, kalau memang berani dan cerdas, came out in the open, say your lines and say it meaningfully. Dan jangan bawa bom ya.
That said, I can't really blame the whole thing on them also.
Perilaku terorejing itu bukan perilaku normal manusia. Aku gak percaya kalau ada bayi yang dilahirkan dengan membawa dendam kesumat dan rencana besar penghancuran dalam genggamannya.
Ada proses yang membentuk orang jadi seperti itu. Dan proses itu aku percaya masih berlangsung hingga kini, sebagian karena memang masih ada pihak yang ingin agar proses itu tetap berjalan, sebagian karena memang seperti bola salju, ketika sudah bergulir cenderung akan terus membesar.
Kita perlu usaha bersama untuk menghentikan proses itu, membaliknya dan mengubahnya kearah yang baik. And it is a universal effort.
Bukan malah bikin effort untuk mengejar-ngejar orang Islam, ditangkepin kayak ayam, dilarang belajar ngaji dsb-nya. Itu mah tindakan konyol (I mean it, konyol!) yang hanya akan menambah terorejing yang sudah terjadi. Bersikap waspada itu harus, and I do understand bahwa gak semuanya orang Islam itu pinter dan bisa memahami fiqh dengan sempurna (and that includes myself), tapi memfokuskan usaha dititik itu sama saja menyiram api dengan minyak.
IMHO, usaha mustinya diarahkan ke titik penghentian semua tindakan tidak adil di dunia, misalnya sikap amrik sama israel (yang tetep ndableg!), huru-hara di Irak dan Afghan yang juga akibat si sin*t*ng amrik dan sekutunya. Kegiatan kegiatan gak beradab (baca: biadab) dan hanya mengutamakan duit seperti itulah yang menimbulkan dendam yang dah hampir pasti akan kita tuai lagi buahnya nanti.
Dan buahnya itu (yang insya Allah pahit rasanya), sialnya, gak cuman buat orang amrik sendiri, tapi juga buat orang-2 indonesia manis kayak kami ini :-)
I really do regret that it happened. Dan sekali lagi, I can only pray for them. For the victims souls, I really hope they are the ones that declared as "Syuhada".
Untuk para pelakunya, aku cuma bisa bilang, semoga segala dosa kita diampuni Allah. Dan untuk bos-nya yang masih hidup: jangan cemen gitu dong, kalau memang berani dan cerdas, came out in the open, say your lines and say it meaningfully. Dan jangan bawa bom ya.
That said, I can't really blame the whole thing on them also.
Perilaku terorejing itu bukan perilaku normal manusia. Aku gak percaya kalau ada bayi yang dilahirkan dengan membawa dendam kesumat dan rencana besar penghancuran dalam genggamannya.
Ada proses yang membentuk orang jadi seperti itu. Dan proses itu aku percaya masih berlangsung hingga kini, sebagian karena memang masih ada pihak yang ingin agar proses itu tetap berjalan, sebagian karena memang seperti bola salju, ketika sudah bergulir cenderung akan terus membesar.
Kita perlu usaha bersama untuk menghentikan proses itu, membaliknya dan mengubahnya kearah yang baik. And it is a universal effort.
Bukan malah bikin effort untuk mengejar-ngejar orang Islam, ditangkepin kayak ayam, dilarang belajar ngaji dsb-nya. Itu mah tindakan konyol (I mean it, konyol!) yang hanya akan menambah terorejing yang sudah terjadi. Bersikap waspada itu harus, and I do understand bahwa gak semuanya orang Islam itu pinter dan bisa memahami fiqh dengan sempurna (and that includes myself), tapi memfokuskan usaha dititik itu sama saja menyiram api dengan minyak.
IMHO, usaha mustinya diarahkan ke titik penghentian semua tindakan tidak adil di dunia, misalnya sikap amrik sama israel (yang tetep ndableg!), huru-hara di Irak dan Afghan yang juga akibat si sin*t*ng amrik dan sekutunya. Kegiatan kegiatan gak beradab (baca: biadab) dan hanya mengutamakan duit seperti itulah yang menimbulkan dendam yang dah hampir pasti akan kita tuai lagi buahnya nanti.
Dan buahnya itu (yang insya Allah pahit rasanya), sialnya, gak cuman buat orang amrik sendiri, tapi juga buat orang-2 indonesia manis kayak kami ini :-)
Confession of an Economic Hit Men
Baru baca buku serem campur lucu itu.
First thing first,
I don't really believe the whole story told in there.
But as they said, even false alarm can give you meaningful information.
Jadi ceritanya gini,
sejak setelah perang dunia II, untuk mempertahankan hegemoni-nya atas dunia, amerika (or at least, sekumpulan orang yang tinggal disana) mencari berbagai macam cara yang bisa digunakan untuk tetap menguasai dunia tanpa perlu menyatakan perang.
Salah satu solusinya adalah dengan melakukan "penjajahan ekonomi" terhadap negara-negara lain, terutama LDC (Less Developed Countries).
Pertama dibikin laporan ajaib yang menyatakan pertumbuhan ekonomi LDC itu bisa melesat luar biasa jika dilakukan beragam pembangunan infrastruktur, mulai dari jalan hingga stasiun pembangkit tenaga listrik. Inilah tugas si economic hit men.
Kemudian, atas dasar itu LDC bisa mendapatkan bantuan pinjaman dari Bank Dunia USAID dan lain-lain institusi keuangan dunia yang sebetulnya juga dikontrol amrik. Economic hit men pun membantu disini dengan mempertahankan laporan ekonomi yang dia buat tadi.
Nantinya kan yang mendapat order proyek-proyek itu, perusahaan-2 amrik sendiri, artinya duitnya kembali lagi. Tapi LDC itu tetap harus membayar cicilan utangnya hingga ke anak cucu tujuh turunan... itu juga kalau gak dijajah lagi :-(
Menurut John Perkins si pengarang, supaya gak ketahuan ini ulahnya pemerintah amrik, economic hit men itu dipekerjakan bukan oleh CIA atau FBI ataupun NSA, tapi dipekerjakan oleh perusahaan Konsultan swasta. John sendiri mengaku bekerja di salah satu perusahaan tsb yang dikenal dengan sebutan MAIN.
John juga cerita kalau dia pernah melakukan tugasnya itu bahkan merupakan tugas pertamanya, di Indonesia. Siapa ya yang dia temuin dulu? Gitu deh.
Diceritakan juga, ketika amrik di-embargo minyak pada taun 70-an dulu oleh negara-negara Arab karena amrik mendukung israel si pinter tapi ndableg itu, kekuatan para economic hit men ini digunakan untuk menyusup ke arab saudi, supaya arab saudi juga jadi tergantung dan menjadi teman amrik, jadi amrik gak perlu takut embargo lagi.
Dan saudi juga gak perlu takut dimusuhin tetangganya, karena dia mendapatkan penjagaan ketat dari teman barunya. Pada jaman itu dan hingga sekarang, siapa sih yang berani melawan tentaranya amrik? Walhasil menurutku, secara de facto kali ya, Saudi itu udah jadi negara bagiannya amrik, yang ke 52 setelah israel (yang ndableg itu) kali.
Jadi, siapa bilang kiblat kita (literally, materially, and sometimes spiritually) bukan Amerika? ;-)
Sebenernya sih bukan fenomena baru juga hal kayak begini ini,
Jaman raja-2 jawa masih berkuasa dulu (eh sekarang masih ya? *smile*), udah umum kalau para adipati itu harus setor upeti ke kerajaan. Yang gak setor? ya dibantai abis deh.
Well, history repeats.
First thing first,
I don't really believe the whole story told in there.
But as they said, even false alarm can give you meaningful information.
Jadi ceritanya gini,
sejak setelah perang dunia II, untuk mempertahankan hegemoni-nya atas dunia, amerika (or at least, sekumpulan orang yang tinggal disana) mencari berbagai macam cara yang bisa digunakan untuk tetap menguasai dunia tanpa perlu menyatakan perang.
Salah satu solusinya adalah dengan melakukan "penjajahan ekonomi" terhadap negara-negara lain, terutama LDC (Less Developed Countries).
Pertama dibikin laporan ajaib yang menyatakan pertumbuhan ekonomi LDC itu bisa melesat luar biasa jika dilakukan beragam pembangunan infrastruktur, mulai dari jalan hingga stasiun pembangkit tenaga listrik. Inilah tugas si economic hit men.
Kemudian, atas dasar itu LDC bisa mendapatkan bantuan pinjaman dari Bank Dunia USAID dan lain-lain institusi keuangan dunia yang sebetulnya juga dikontrol amrik. Economic hit men pun membantu disini dengan mempertahankan laporan ekonomi yang dia buat tadi.
Nantinya kan yang mendapat order proyek-proyek itu, perusahaan-2 amrik sendiri, artinya duitnya kembali lagi. Tapi LDC itu tetap harus membayar cicilan utangnya hingga ke anak cucu tujuh turunan... itu juga kalau gak dijajah lagi :-(
Menurut John Perkins si pengarang, supaya gak ketahuan ini ulahnya pemerintah amrik, economic hit men itu dipekerjakan bukan oleh CIA atau FBI ataupun NSA, tapi dipekerjakan oleh perusahaan Konsultan swasta. John sendiri mengaku bekerja di salah satu perusahaan tsb yang dikenal dengan sebutan MAIN.
John juga cerita kalau dia pernah melakukan tugasnya itu bahkan merupakan tugas pertamanya, di Indonesia. Siapa ya yang dia temuin dulu? Gitu deh.
Diceritakan juga, ketika amrik di-embargo minyak pada taun 70-an dulu oleh negara-negara Arab karena amrik mendukung israel si pinter tapi ndableg itu, kekuatan para economic hit men ini digunakan untuk menyusup ke arab saudi, supaya arab saudi juga jadi tergantung dan menjadi teman amrik, jadi amrik gak perlu takut embargo lagi.
Dan saudi juga gak perlu takut dimusuhin tetangganya, karena dia mendapatkan penjagaan ketat dari teman barunya. Pada jaman itu dan hingga sekarang, siapa sih yang berani melawan tentaranya amrik? Walhasil menurutku, secara de facto kali ya, Saudi itu udah jadi negara bagiannya amrik, yang ke 52 setelah israel (yang ndableg itu) kali.
Jadi, siapa bilang kiblat kita (literally, materially, and sometimes spiritually) bukan Amerika? ;-)
Sebenernya sih bukan fenomena baru juga hal kayak begini ini,
Jaman raja-2 jawa masih berkuasa dulu (eh sekarang masih ya? *smile*), udah umum kalau para adipati itu harus setor upeti ke kerajaan. Yang gak setor? ya dibantai abis deh.
Well, history repeats.
Subscribe to:
Posts (Atom)