Salah satu masalah utama dalam perencanaan jaringan telekomunikasi yang sudah sangat kompleks dan luar biasa besarnya adalah menentukan parameter-paremeter acuan yang bisa se-optimal mungkin menghasilkan revenue alias duit.
Dan ini, tidak pernah mudah, atau bahkan pasti.
Saking banyaknya parameter yang saling terkait dan menentukan membuat segala macam prediksi dengan menggunakan beragam model mulai dari yang se-sederhana rumus-rumus Erlang sampai rumus-rumus stochastics dengan simbol ular berdiri hingga pangkat tiga (integral -red) sekalipun tingkat keakuratan-nya seringkali tidak jauh berbeda.
Dan sering juga meleset :-)
Tren yang lagi lucu belakangan ini adalah pertanyaan "berapa nilai rupiah-nya?". Cakupan-nya bisa macam-macam, bisa mulai dari "kalau begini berapa rupiah yang kita dapat?" hingga "berapa rupiah yang kita buang?" atau sering juga begini, "berapa nilai rupiah implementasi barang ini?"
Satu bentuk pertanyaan ini yang cukup sulit untuk dijawab adalah "Berapa potensi nilai rupiah (baca: revenue) dari implementasi 1 trunk E1?"
Bila ingin _mencoba_ menjawab pertanyaan ini, kita harus kenal dulu beberapa terminologi di dunia jaringan telekomunikasi, misalnya "trunk", "E1", kemudian kenalan juga dengan Mbah Erlang, lalu "Routing" kemudian juga musti mempelajari hal-hal seperti CDR (call data record), lalu perhitungan target pengguna jaringan, dan hal-hal zhin-ding lainnya.
Rumit dech.
Lanjutnya kapan-kapan ya...
Tuesday, January 09, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
see? i told u most business/executive guys never intended to know such geek things :) and of course those things have never been mentioned in such a trivial, easy to understand language. Btw Matz also like to mention Erlang in his blog
(ariekeren)
@ariekeren: What Erlang does Matz talk about? There are Erlang in both of my worlds (Telco and Computing), ya know. (Ps: Sorry, I gave up reading Matz''s blog, barely read anything!).
Post a Comment