Monday, October 06, 2008

Jatuh Kayak Jambu

Note: DJIA turun ke 9000-an pada sesi-1 hari ini

Selamat datang ke dunia ekonomi.
Dunia dimana persepsi, bukan realita, menggerakkan dunia.

Beberapa catatanku soal kejatuhan pasar modal di bursa Indonesia hari ini:
  1. Investor gugup karena merasa ketinggalan selama libur minggu kemarin
  2. Minim kepercayaan terhadap kesaktian undang-undang bailout AS.
  3. Jelas minim juga kepercayaan terhadap kemampuan pemerintah Indonesia untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi
  4. Menariknya, kejatuhan 10% di IHSG, sebagian besar disumbangkan oleh jatuhnya saham-saham grup Bakrie. Memang lucu sich, BUMI saja, kadang-kadang bisa menyumbang 1/2 dari total transaksi di bursa. Itu kan jelas-jelas langkah spekulasi para opportunist. Namanya saja opportunis kapitalis, begitu kesempatan hilang, kami, err.... mereka..., lari, langsung dech, jatuh kayak jambu.

Perlu diingat, bahwa dalam pasar modal, dan pasar apapun, setiap transaksi selalu melibatkan 2 pihak, penjual dan pembeli. Jadi, walaupun banyak yang membuang sahamnya dengan harga murah, ternyata masih ada yang menampungnya. Masih ada spekulasi penuh harap dan optimisme disitu. Get them while they're low, kata Warren Buffet.

Sekarang, apa sich arti kejatuhan ini buat ekonomi kita? Coba-coba lagi analisa dengan pengetahuan terbatasku, please CMIIW dong...

Pertama, kira-kira gimana sich pasar saham bekerja? Mungkin begini kali ya:
  1. Waktu kita beli saham, uang kita itu dikirimkan ke perusahaan yang menjual sahamnya dan jadi tambahan modal usaha mereka. Kita sendiri jadi bagian dari ribuan orang pemilik perusahaan itu. Walaupun pemilik, kalo saham kita dikit, ya belum tentu punya suara. Kalau ngomong pun belum tentu didengerin.
  2. Uang modal itu sendiri, biasanya sich gak cuman dibiarkan tumbuh berbunga mekar mewangi sepanjang hari begitu saja. Setelah cukup modal terkumpul, maka proyek-proyek pun dijalankan.
  3. Proyek-proyek itu, baik berupa peningkatan produksi, penguasaan lahan baru, peluncuran produk baru, ataupun lainnya, biasanya bertujuan untuk meningkatkan keuntungan.
  4. Keuntungan yang didapat, nantinya akan diomongin bareng-bareng, mau kita apain? Balikin jadi tambahan modal, atau mau dibagiin jadi jatahnya para pemilik? Kalo dibagi pada para pemilik, tiap-tiap pemegang saham akan terima jatah dividen yang telah ditentukan per-lembar sahamnya. Jadi kalo kita punya 1000 lembar saham, dan dividen per-lembarnya 100 perak, maka kita dapat total dividen 100ribu (sebelum pajak).
  5. Kalo untung? Kalo rugi? Nah aku belum tahu banyak soal ini. Yang pasti sich gak bakal dapat dividen. Kudengar-dengar, ada juga kewajiban menambah modal (saham) bagi pemegang saham (tertentu atau semua?) bila kerugian dialami.
  6. Jadi kita cuman untung dari dividen? Well, gak gitu juga. Karena ternyata kepemilikan saham kita itu bisa kita jual pada pembeli lain dengan harga lebih tinggi (atau lebih rendah). Keuntungan jadi berganda bila harga saham kita naik, setelah kita terima dividen :-)

Nah kalo pasar saham jatuh kayak jambu seperti hari ini, sebetulnya apa coba dampaknya buat kehidupan muggle sehari-hari? Kira-kira begini kali ya:

Karena modal jadi berkurang, bisa jadi proyek-proyek banyak yang gagal. Atau berhenti setengah jalan. Akibatnya bisa jadi pengangguran, ataupun penurunan produksi. Kalau konsumsi tetap jalan terus dan meningkat sementara produksi berkurang, bisa bayangin apa yang terjadi kan?
  • Pertama, tentunya, bila supply menurun dan demand meningkat, maka salah satu mekanisme koreksi ataupun penyeimbangnya adalah kenaikan harga.
  • Kalo sembako yang harganya naik? Maka lebih banyak lagi orang yang antri sembako. Kasus gizi buruk bisa meningkat. Belum lagi efek-efek kejiwaan yang mungkin timbul.
  • Kalo sudah sembako yang naik, maka bisa dipastikan krisis ini akan merambah kemana-mana, politik, sosial, budaya, hankam, dll. Tambah serem ya.
Itu mungkin hanya sebagian kecil dari efeknya.

Apa iya kita sudah musti takut? Toh yang jatuh 'cuman' pasar saham, pasar ciputat sama pasar cipete kan gak terpengaruh dong? Hmm... mungkin iya, mungkin tidak (lihat juga poin soal sembako diatas). Pertanyaannya musti diubah sedikit, apa arti krisis ini bagi pasar ciputat?

Banyak sisi sich:
  • Peningkatan pengangguran ataupun penurunan pendapatan perkapita akan membuat belanja orang ke pasar ciputat berkurang.
  • Pada jangka pendek, akan banyak orang yang berbondong-bondong pindah ke super dan hyper-market, sekedar untuk memanfaatkan kartu kreditnya agar bisa bertahan hidup. Ini artinya ekonomi mungkin akan terlihat tetap bergerak sehat seperti biasa pada awalnya, namun ketika hutang konsumsi ini tak terbayarkan. Maka krisis kredit macet seperti di Amerika bisa terjadi disini.
  • Ketatnya kucuran kredit ataupun tingginya bunga kredit (baik dari perbankan maupun dari tengkulak) akan menjadikan pedagang kecil dan menengah jadi susah bergerak dan berkurang lagi pendapatannya. Terus pengangguran bisa nambah lagi, terus... ahh.
Kok gak bagus sich?
Iya memang sekarang ini, masanya untuk bersikap waspada.

Kalau punya duit, menabunglah, walau sedikit, dan jangan hanya menabung, pilihlah tabungan yang paling menguntungkan. Karena kalau kita 'hanya' menabung, dapat bunga hanya 2% pertahun, sementara inflasi mencapai 14% dalam setahun, maka uang kita pada dasarnya berkurang, tidak bertambah.

Kalau punya duit agak banyak, menabung dan belilah asset berharga. Bisa emas, bisa tanah, bisa rumah kontrakan, atau apapun. They could really save your life when the worst came up.

Kalau tidak punya apa-apa? Bekerjalah dengan keras dan sebaik-baiknya. Sudah hukum Tuhan bahwa yang terbaik akan datang kepada mereka yang bersiap.

Sungguh saat ini bukan saatnya untuk berleha-leha dan terlena.

Sunday, October 05, 2008

Kok jadi ngikutin terus gini ya...

Herannya, catatan ini jadi harus berlanjut. Memang itu kali ya yang terjadi kalo kita mengikuti perkembangan ekonomi. Gak pernah puas, gak pernah selesai.

Oke, UU "Bailout" sudah keluar. Setelah ditolak di hari Senin, akhirnya senat dan kongres AS menyetujuinya di hari Jum'at. Apa karena mereka baru saja berlebaran? Atau karena mereka tiba-tiba menyadari bahwa bisa gak keren kalo gak setuju? atau karena banyak pasal-pasal aneh didalamnya yang membuat para anggota dewan yang terhormat itu berubah pikiran?

Anyhow, apapun, UU aneh itu sudah keluar. Dan pasar modal AS sepertinya tidak menerima dengan baik UU itu. Dow Jones, Nasdaq dan S&P pun nyemplung setelah dibuka dengan penuh harapan pagi harinya.

Walaupun aneh, UU itu sepertinya memang satu harapan baru untuk perbaikan ekonomi AS yang banyak pakar berpendapat sudah masuk ke tahap resesi dan baru bisa sembuh paling cepat akhir tahun 2009. Meski banyak juga yang berpendapat bahwa UU itu tidak akan bisa menahan hal yang terburuk. Mungkin pengumuman kondisi ekonomi AS di akhir Oktober ini bisa memberikan gambaran awal bagaimana efel bailout kedepannya. Kita lihat saja nanti.

Sekarang, bagaimana dengan Indonesia?

Menurutku, yang pasti ekspor kita akan terganggu. AS selalu jadi tujuan ekspor nomer satu selama ini. Dan kalau ekspor terganggu, banyak industri maupun pengusaha menengah keatas yang akan terkena pukulan. Dan karena kita tahu bahwa kesenjangan ekonomi begitu tinggi di negeri ini, ketika orang-orang kaya itu menangis, bisa jadi roda ekonomi pun akan terhambat.

Kondisi impor juga akan mengganggu ekonomi dalam negeri. Sudah ada indikasi banting harga di perusahaan-perusahaan AS yang biasa mengekspor produknya. Kalau produk AS jadi murah, weleh, produk dalam negeri bisa kena pukul nih. Dan ini artinya kesejahteraan rakyat dengan penghasilan menengah kebawah juga akan menurun.

Sepertinya saat yang baik untuk kita lebih mencintai produk dalam negeri.

Bagaimana dengan investasi di pasar modal? Aku gak jago soal ini, tapi menurutku kondisinya masih 50:50. Karena pasar modal AS jatuh, bisa jadi para investor akan mencari pasar lain untuk menyimpan uangnya. Namun bisa juga mereka memilih berganti ke investasi yang lebih "aman" seperti misalnya membeli emas ataupun surat utang pemerintahan untuk sementara ini. Apapun, aku lebih condong akan adanya penurunan indeks bila senin besok IHSG dibuka.

Update: IHSG meluncur turun lebih dari 10% hari Senin 6 Oktober 2008.

2008 mungkin Indonesia masih aman. 2009? sepertinya pesta pemilu akan juga menjaga roda ekonomi tetap berjalan. Setelah itu? Well, siapa yang tahu. Ekonomi tergantung akan tingkah laku orang, dan orang bertingkah seringkali tanpa berpikir panjang, hanya mengandalkan persepsi, emosi, dan insting mereka.