Para suhu di kuil Dairin menyadari, kemampuan dan potensi Chinmi terlalu besar untuk di-kungkung dan hanya belajar kung-fu di dalam kuil Dairin saja.
Mereka pun menghadapi dilema. Apakah mereka akan mengajarkan Chinmi semua ilmu yang mereka miliki dan berharap Chinmi akan mampu memahami semuanya dan mempelajarinya hingga ke level yang lebih tinggi atau mereka perlu melepas Chinmi agar ia belajar dan mendalami kung-fu langsung di dunia luar walaupun belum banyak yang mereka ajarkan.
Tetua yang bijak memahami bahwa mengekang Chinmi dengan segala macam aturan kuil akan berakibat negatif, Si bocah lincah dan cerdas itu pun dilepas. Para pendekar dunia persilatan biasa mengenal hal ini dengan istilah turun gunung.
Ternyata keputusan para suhu tidak salah, walau selalu membawa embel-embel Kuil Dairin dalam petualangannya, Chinmi berhasil mempelajari ilmu-ilmu baru. Pemahaman-pemahaman mendalam akan hakikat kung-fu pun ia dapatkan tidak hanya dari petarungan-petarungannya melawan musuh-musuh yang hebat, namun juga dari pengalaman-pengalamannya langsung hasil interaksinya dengan masyarakat.
Ketika kembali untuk mengajar di Kuil Dairin, bocah konyol itu telah berubah menjadi seorang yang memiliki kung-fu tinggi dan juga bijak, cerdas serta memiliki kepahaman mendalam akan makna alam semesta.
Chinmi berhasil meraih sesuatu yang sulit didapatkan para pendekar kang-ow dengan jurus pamungkas tanpa tandingan sekalipun.
Sang tetua bijak pun tersenyum penuh arti dan kembali kedalam perenungannya yang tiada habis untuk menikmati dan mensyukuri hidup dan kesemestaan.
Tuesday, February 27, 2007
Wednesday, February 21, 2007
Tentang Routing
Teknologi maju.
Orang pun bisa berkomunikasi tanpa perlu bertemu. Hal-hal sederhana tapi (mungkin) bermakna seperti mengucapkan selamat pagi, menjadi begitu mudah dilakukan. Dari antar kelurahan hingga antar negara. (Mengapa hal-hal ini tidak dilakukan lebih sering dari sebelumnya tidak akan dibahas disini, paling tidak, tidak sekarang).
Lalu untuk mempermudah, daripada bikin kabel-kabel tersambung dari satu rumah ke rumah lain, atau dari satu orang ke orang lain, Sentral-sentral telekom pun dibangun. Dengan begini, tiap orang tidak musti punya kabel ke tiap orang lainnya, cukup ke 1 sentral saja (ada banyak cerita tambahan soal ini).
Masalahnya sekarang, seiring bertambahnya orang, kota dan negara, jumlah sentral telekom yang dibangun pun meningkat. Kalau mau diitung, mungkin jumlah sentral sekarang di seluruh dunia, sudah sama dengan jumlah orang seluruh dunia dulu waktu jaman pak Bell baru menemukan telpon.
Lalu kita punya masalah yang sama seperti dulu. Bagaimana menghubungkan antar sentral satu dengan yang lain? Demi menghindari keperluan koneksi kesemua dari semua (meshed) maka dikembangkanlah konsep hirarki sentral dan routing antar sentral.
Dengan konsep hirarki, sentral bisa berfungsi ganda, selain sebagai penghubung ke pelanggan (interesting to note that nowadays "pelanggan" gak selalu orang) juga sebagai penghubung ke sentral lainnya. Ada yang punya fungsi salah satu saja, ada yang dua-duanya.
Kemudian untuk menghubungkan panggilan antar sentral yang bisa berbeda hirarki, atau bahkan jaringan, itu konsep routing pun dikembangkan.
Supaya mudah, orang mulai dengan konsep Static Routing. Tabel-tabel tujuan-tujuan beserta kemungkinan-kemungkinan arah sambungan disusun. Ada prioritas 1, 2, 3, dst. Tergantung keadaan jaringan, perubahan-perubahan konfigurasi, bahkan kadang-kadang, mood si administrator, isi tabel ini bisa berubah.
Masalahnya sekarang, keadaan jaringan sangat rentan. Mbah Erlang dari dulu sudah sadar bahwa adalah sangat tidak ekonomis bila kita mencoba menyediakan jaringan komunikasi untuk semua orang. Lebih dari itu, Mbah Erlang juga menemukan bahwa, selama kondisi beban jaringan dipersiapkan pada angka tertentu, maka dengan ijin Allah (yg ini beneran perlu ijin Allah lho), kita akan punya kapasitas jaringan yang cukup untuk semua orang.
Namun Mbah Erlang hidup di jaman waktu orang masih sedikit. Ketika orang sudah banyak seperti sekarang ini, dengan beragam kemauannya, seringkali Allah tidak mengijinkan kecukupan kapasitas jaringan itu tadi. Dan Static Routing pun tidak selalu bisa memecahkan masalah ini.
Kemudian orang mulai berpikir, hmm... kalo gitu Routing ini harus bisa dinamis, dia harus bisa mengatasi perubahan mood para pengguna maupun administrator, dia harus bisa merasakan. Harus bisa bereaksi, bahkan pada saat-saat tertentu, harus bisa mengantisipasi.
Eh... kayaknya posting ini udah kepanjangan... lanjut nanti dech.
Orang pun bisa berkomunikasi tanpa perlu bertemu. Hal-hal sederhana tapi (mungkin) bermakna seperti mengucapkan selamat pagi, menjadi begitu mudah dilakukan. Dari antar kelurahan hingga antar negara. (Mengapa hal-hal ini tidak dilakukan lebih sering dari sebelumnya tidak akan dibahas disini, paling tidak, tidak sekarang).
Lalu untuk mempermudah, daripada bikin kabel-kabel tersambung dari satu rumah ke rumah lain, atau dari satu orang ke orang lain, Sentral-sentral telekom pun dibangun. Dengan begini, tiap orang tidak musti punya kabel ke tiap orang lainnya, cukup ke 1 sentral saja (ada banyak cerita tambahan soal ini).
Masalahnya sekarang, seiring bertambahnya orang, kota dan negara, jumlah sentral telekom yang dibangun pun meningkat. Kalau mau diitung, mungkin jumlah sentral sekarang di seluruh dunia, sudah sama dengan jumlah orang seluruh dunia dulu waktu jaman pak Bell baru menemukan telpon.
Lalu kita punya masalah yang sama seperti dulu. Bagaimana menghubungkan antar sentral satu dengan yang lain? Demi menghindari keperluan koneksi kesemua dari semua (meshed) maka dikembangkanlah konsep hirarki sentral dan routing antar sentral.
Dengan konsep hirarki, sentral bisa berfungsi ganda, selain sebagai penghubung ke pelanggan (interesting to note that nowadays "pelanggan" gak selalu orang) juga sebagai penghubung ke sentral lainnya. Ada yang punya fungsi salah satu saja, ada yang dua-duanya.
Kemudian untuk menghubungkan panggilan antar sentral yang bisa berbeda hirarki, atau bahkan jaringan, itu konsep routing pun dikembangkan.
Supaya mudah, orang mulai dengan konsep Static Routing. Tabel-tabel tujuan-tujuan beserta kemungkinan-kemungkinan arah sambungan disusun. Ada prioritas 1, 2, 3, dst. Tergantung keadaan jaringan, perubahan-perubahan konfigurasi, bahkan kadang-kadang, mood si administrator, isi tabel ini bisa berubah.
Masalahnya sekarang, keadaan jaringan sangat rentan. Mbah Erlang dari dulu sudah sadar bahwa adalah sangat tidak ekonomis bila kita mencoba menyediakan jaringan komunikasi untuk semua orang. Lebih dari itu, Mbah Erlang juga menemukan bahwa, selama kondisi beban jaringan dipersiapkan pada angka tertentu, maka dengan ijin Allah (yg ini beneran perlu ijin Allah lho), kita akan punya kapasitas jaringan yang cukup untuk semua orang.
Namun Mbah Erlang hidup di jaman waktu orang masih sedikit. Ketika orang sudah banyak seperti sekarang ini, dengan beragam kemauannya, seringkali Allah tidak mengijinkan kecukupan kapasitas jaringan itu tadi. Dan Static Routing pun tidak selalu bisa memecahkan masalah ini.
Kemudian orang mulai berpikir, hmm... kalo gitu Routing ini harus bisa dinamis, dia harus bisa mengatasi perubahan mood para pengguna maupun administrator, dia harus bisa merasakan. Harus bisa bereaksi, bahkan pada saat-saat tertentu, harus bisa mengantisipasi.
Eh... kayaknya posting ini udah kepanjangan... lanjut nanti dech.
Monday, February 19, 2007
Symfony 1.0 Released
Hmmm... another yumm-yumm on the block.
Seriously, I think this is one of the best php framework existed nowadays. Hopefully it will improved over time.
Congrats to the developers.
Seriously, I think this is one of the best php framework existed nowadays. Hopefully it will improved over time.
Congrats to the developers.
Monday, February 05, 2007
Jakarta Kebanjiran
... di Bogor, tanah longsor.
Ada angka-angka, ada statistik, namun itu semua lagi gak menarik, paling gak, tidak dari sisi biasanya.
Yang menarik justru, ketika menyadari betapa besar dan padatnya Jakarta. Bahkan dalam segala macam peristiwa ini, masih banyak orang yang punya, dan atau harus menjalani, segala macam aktivitas. Sedemikian sehingga mereka rela melakukan beragam macam akrobat, memeras otak dan berkeringat, kadang juga basah-basahan, demi sesuatu itu.
Lebih menarik lagi, gak kalah banyak orang yang tidak mau melepaskan kesempatan bersenang-senang di hari-hari ini. Pagelaran-pagelaran musik dangdut masih penuh dan membludak. Ini dulu aku pandang tragis. Sekarang, mungkin cuma keliatan sebagai ironi. Atau komedi. Komedi hitam yang lucu, tapi pahit. Kayak kopi n3sc4f3 tanpa gula dicampur susu kental manis. Manis nggak, pahit iya, susu juga.
Sementara itu, di belahan benua lain, ilmuwan berkumpul dan meminta aksi secepatnya dari dunia untuk mulai mengurangi hingga menghilangkan penyebab-penyebab global warming, yang mereka indikasikan sebagian besar sebagai akibat ulah manusia. Penggunaan bahan bakar fosil disinyalir sebagai penyumbang utama.
Global warming bila dibiarkan, akan menyebabkan beragam bencana, mulai dari banjir yang semakin mem-bandang, seribu juta topan badai, mencairnya es-es kutub, dan bencana-bencana lain yang bisa seseram mungkin disampaikan oleh para ilmuwan.
Menarik untuk berpikir, bahwa meskipun mereka telah punah ribuan-jutaan tahun yang lalu, Dinosaurus masih merupakan ancaman bagi manusia. Hi..hi..hi... eskapis!
Oh well.
Ada angka-angka, ada statistik, namun itu semua lagi gak menarik, paling gak, tidak dari sisi biasanya.
Yang menarik justru, ketika menyadari betapa besar dan padatnya Jakarta. Bahkan dalam segala macam peristiwa ini, masih banyak orang yang punya, dan atau harus menjalani, segala macam aktivitas. Sedemikian sehingga mereka rela melakukan beragam macam akrobat, memeras otak dan berkeringat, kadang juga basah-basahan, demi sesuatu itu.
Lebih menarik lagi, gak kalah banyak orang yang tidak mau melepaskan kesempatan bersenang-senang di hari-hari ini. Pagelaran-pagelaran musik dangdut masih penuh dan membludak. Ini dulu aku pandang tragis. Sekarang, mungkin cuma keliatan sebagai ironi. Atau komedi. Komedi hitam yang lucu, tapi pahit. Kayak kopi n3sc4f3 tanpa gula dicampur susu kental manis. Manis nggak, pahit iya, susu juga.
Sementara itu, di belahan benua lain, ilmuwan berkumpul dan meminta aksi secepatnya dari dunia untuk mulai mengurangi hingga menghilangkan penyebab-penyebab global warming, yang mereka indikasikan sebagian besar sebagai akibat ulah manusia. Penggunaan bahan bakar fosil disinyalir sebagai penyumbang utama.
Global warming bila dibiarkan, akan menyebabkan beragam bencana, mulai dari banjir yang semakin mem-bandang, seribu juta topan badai, mencairnya es-es kutub, dan bencana-bencana lain yang bisa seseram mungkin disampaikan oleh para ilmuwan.
Menarik untuk berpikir, bahwa meskipun mereka telah punah ribuan-jutaan tahun yang lalu, Dinosaurus masih merupakan ancaman bagi manusia. Hi..hi..hi... eskapis!
Oh well.
Subscribe to:
Posts (Atom)