Teknologi maju.
Orang pun bisa berkomunikasi tanpa perlu bertemu. Hal-hal sederhana tapi (mungkin) bermakna seperti mengucapkan selamat pagi, menjadi begitu mudah dilakukan. Dari antar kelurahan hingga antar negara. (Mengapa hal-hal ini tidak dilakukan lebih sering dari sebelumnya tidak akan dibahas disini, paling tidak, tidak sekarang).
Lalu untuk mempermudah, daripada bikin kabel-kabel tersambung dari satu rumah ke rumah lain, atau dari satu orang ke orang lain, Sentral-sentral telekom pun dibangun. Dengan begini, tiap orang tidak musti punya kabel ke tiap orang lainnya, cukup ke 1 sentral saja (ada banyak cerita tambahan soal ini).
Masalahnya sekarang, seiring bertambahnya orang, kota dan negara, jumlah sentral telekom yang dibangun pun meningkat. Kalau mau diitung, mungkin jumlah sentral sekarang di seluruh dunia, sudah sama dengan jumlah orang seluruh dunia dulu waktu jaman pak Bell baru menemukan telpon.
Lalu kita punya masalah yang sama seperti dulu. Bagaimana menghubungkan antar sentral satu dengan yang lain? Demi menghindari keperluan koneksi kesemua dari semua (meshed) maka dikembangkanlah konsep hirarki sentral dan routing antar sentral.
Dengan konsep hirarki, sentral bisa berfungsi ganda, selain sebagai penghubung ke pelanggan (interesting to note that nowadays "pelanggan" gak selalu orang) juga sebagai penghubung ke sentral lainnya. Ada yang punya fungsi salah satu saja, ada yang dua-duanya.
Kemudian untuk menghubungkan panggilan antar sentral yang bisa berbeda hirarki, atau bahkan jaringan, itu konsep routing pun dikembangkan.
Supaya mudah, orang mulai dengan konsep Static Routing. Tabel-tabel tujuan-tujuan beserta kemungkinan-kemungkinan arah sambungan disusun. Ada prioritas 1, 2, 3, dst. Tergantung keadaan jaringan, perubahan-perubahan konfigurasi, bahkan kadang-kadang, mood si administrator, isi tabel ini bisa berubah.
Masalahnya sekarang, keadaan jaringan sangat rentan. Mbah Erlang dari dulu sudah sadar bahwa adalah sangat tidak ekonomis bila kita mencoba menyediakan jaringan komunikasi untuk semua orang. Lebih dari itu, Mbah Erlang juga menemukan bahwa, selama kondisi beban jaringan dipersiapkan pada angka tertentu, maka dengan ijin Allah (yg ini beneran perlu ijin Allah lho), kita akan punya kapasitas jaringan yang cukup untuk semua orang.
Namun Mbah Erlang hidup di jaman waktu orang masih sedikit. Ketika orang sudah banyak seperti sekarang ini, dengan beragam kemauannya, seringkali Allah tidak mengijinkan kecukupan kapasitas jaringan itu tadi. Dan Static Routing pun tidak selalu bisa memecahkan masalah ini.
Kemudian orang mulai berpikir, hmm... kalo gitu Routing ini harus bisa dinamis, dia harus bisa mengatasi perubahan mood para pengguna maupun administrator, dia harus bisa merasakan. Harus bisa bereaksi, bahkan pada saat-saat tertentu, harus bisa mengantisipasi.
Eh... kayaknya posting ini udah kepanjangan... lanjut nanti dech.
Wednesday, February 21, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment