Para suhu di kuil Dairin menyadari, kemampuan dan potensi Chinmi terlalu besar untuk di-kungkung dan hanya belajar kung-fu di dalam kuil Dairin saja.
Mereka pun menghadapi dilema. Apakah mereka akan mengajarkan Chinmi semua ilmu yang mereka miliki dan berharap Chinmi akan mampu memahami semuanya dan mempelajarinya hingga ke level yang lebih tinggi atau mereka perlu melepas Chinmi agar ia belajar dan mendalami kung-fu langsung di dunia luar walaupun belum banyak yang mereka ajarkan.
Tetua yang bijak memahami bahwa mengekang Chinmi dengan segala macam aturan kuil akan berakibat negatif, Si bocah lincah dan cerdas itu pun dilepas. Para pendekar dunia persilatan biasa mengenal hal ini dengan istilah turun gunung.
Ternyata keputusan para suhu tidak salah, walau selalu membawa embel-embel Kuil Dairin dalam petualangannya, Chinmi berhasil mempelajari ilmu-ilmu baru. Pemahaman-pemahaman mendalam akan hakikat kung-fu pun ia dapatkan tidak hanya dari petarungan-petarungannya melawan musuh-musuh yang hebat, namun juga dari pengalaman-pengalamannya langsung hasil interaksinya dengan masyarakat.
Ketika kembali untuk mengajar di Kuil Dairin, bocah konyol itu telah berubah menjadi seorang yang memiliki kung-fu tinggi dan juga bijak, cerdas serta memiliki kepahaman mendalam akan makna alam semesta.
Chinmi berhasil meraih sesuatu yang sulit didapatkan para pendekar kang-ow dengan jurus pamungkas tanpa tandingan sekalipun.
Sang tetua bijak pun tersenyum penuh arti dan kembali kedalam perenungannya yang tiada habis untuk menikmati dan mensyukuri hidup dan kesemestaan.
Tuesday, February 27, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment