Sometimes we just forgot about them.
In our daily activities, doing work, routines, heavy, mind-challenging tasks and what-not, we just forgot about things that God has provided for us.
The sunshine, the air that we breath, the trees of green, skies of blue, and red roses too, the wonderful world :-)
Only rarely, and maybe also shortly, we got reminded about them. Our God gaven gifts.
Today, I got reminded on few of the best gifts of them all.
My families and friends and teachers. Their pray and support for me. The ones who helps and contributes and teaches me everything I have become good of in life. The one who loves and cares aboout me. My loved ones.
Herewith, please allow me to Thank You All.
Although I learned that there can never be enough thanks or anything that I could ever do to repay them all. I'll always try to do my best and hope that I could also do the same to those who needs me. Paying it forward, they say.
I hope that you all would never stop your support for me. I know I could be stupid, arrogant, and in-sensitives at times. I really really, really, am sorry for those moments.
In and through out my life, your care and supports have always helped me to get back on my feet.
You are all the best.
Friday, December 19, 2008
Wednesday, December 17, 2008
Life : Filed the letter
Let's see what will be.
Nevertheless, I always believe that God has always decide for the best of me.
Nevertheless, I always believe that God has always decide for the best of me.
Monday, December 01, 2008
To mankind
After being foolish, arrogant, and stupid few times in the past, I tried to avoid explicit religious statements on public media.
So with deep humble and full of ashame and sincerity, I would like to ask for an exception this time.
I'm a muslim/moslem.
I am so due of inheritance from my parents.
I am more so now through years of learning and understanding of Islam principles. My _own_ understanding of them, I should say so. Understandings that I prayed to be aligned with what taught by prophet Muhammad himself. Although still, there may be differences due to my own lack of knowledge and foolishness.
In light of this background I would like to state that I condemned _any_ terrorist actions. I did not, do not, and will not approved any such actions conducted by anyone with any religions.
I'm so sorry for those who has been forced-fully became the victims of terrorists or terror acts. My pray and sympathy for you. Deep condolences also for the relatives and families left behind.
I will not expect an ideal and peaceful world anytime soon. But I do pray that we'd all became a better person day after day.
So with deep humble and full of ashame and sincerity, I would like to ask for an exception this time.
I'm a muslim/moslem.
I am so due of inheritance from my parents.
I am more so now through years of learning and understanding of Islam principles. My _own_ understanding of them, I should say so. Understandings that I prayed to be aligned with what taught by prophet Muhammad himself. Although still, there may be differences due to my own lack of knowledge and foolishness.
In light of this background I would like to state that I condemned _any_ terrorist actions. I did not, do not, and will not approved any such actions conducted by anyone with any religions.
I'm so sorry for those who has been forced-fully became the victims of terrorists or terror acts. My pray and sympathy for you. Deep condolences also for the relatives and families left behind.
I will not expect an ideal and peaceful world anytime soon. But I do pray that we'd all became a better person day after day.
Saturday, November 08, 2008
My Eee PC :-)
Finally, I could have my own ASUS Eee PC 1000H.
After delaying the acquisitions for few days due to exchange rates (I really hate the fact that I have to buy things in USD in my own beloved country of Indonesia) but finally decided to buy one anyway on a bright day since I really need a personal laptop and I believe that Eee PC 1000H provide the best value for money that I could afford of.
This is my second owned laptop after years ago I acquire an old Dell Latitude CPi (forgotten the exact version, hmm... ). The CPi took me days just to install Debian Potato on it since it doesn't have CD drive (not internal, not even external, not sure if it could have one , clearly I didn't buy one to test).
My method of installation on the CPi was by using parallel port "laplink" cable and install Debian from a CD drive on another laptop (that is already debianized). The host wast Toshiba Satellite 4600 if am not mistaken. The installation, although long and troublesome, was an _exciting_ adventure. That is also one of the thing that made me awed by Debian, I didn't know any other OS that could be installed like Debian's :-)
Although I felt like telling other fun stories regarding this CPi installation. How I made the hardware works (Sound, yay!) etc, I think it's enough for right now.
Asus Eee PC 1000H is another story. Although it also took me few days to set it up to the way I like it, the experience is much different (with boring problem like ACPI scripts and such, and interesting problem such as installing ubuntu netbook remix).
Overall, the journey still as exciting as ever :-D
Labels:
1000H,
debian,
eeepc,
english,
hardy,
hotkeyworks,
installation,
intrepid,
laptop,
ubuntu
Monday, October 06, 2008
Jatuh Kayak Jambu
Note: DJIA turun ke 9000-an pada sesi-1 hari ini
Selamat datang ke dunia ekonomi.
Dunia dimana persepsi, bukan realita, menggerakkan dunia.
Beberapa catatanku soal kejatuhan pasar modal di bursa Indonesia hari ini:
Perlu diingat, bahwa dalam pasar modal, dan pasar apapun, setiap transaksi selalu melibatkan 2 pihak, penjual dan pembeli. Jadi, walaupun banyak yang membuang sahamnya dengan harga murah, ternyata masih ada yang menampungnya. Masih ada spekulasi penuh harap dan optimisme disitu. Get them while they're low, kata Warren Buffet.
Sekarang, apa sich arti kejatuhan ini buat ekonomi kita? Coba-coba lagi analisa dengan pengetahuan terbatasku, please CMIIW dong...
Pertama, kira-kira gimana sich pasar saham bekerja? Mungkin begini kali ya:
Nah kalo pasar saham jatuh kayak jambu seperti hari ini, sebetulnya apa coba dampaknya buat kehidupan muggle sehari-hari? Kira-kira begini kali ya:
Karena modal jadi berkurang, bisa jadi proyek-proyek banyak yang gagal. Atau berhenti setengah jalan. Akibatnya bisa jadi pengangguran, ataupun penurunan produksi. Kalau konsumsi tetap jalan terus dan meningkat sementara produksi berkurang, bisa bayangin apa yang terjadi kan?
Apa iya kita sudah musti takut? Toh yang jatuh 'cuman' pasar saham, pasar ciputat sama pasar cipete kan gak terpengaruh dong? Hmm... mungkin iya, mungkin tidak (lihat juga poin soal sembako diatas). Pertanyaannya musti diubah sedikit, apa arti krisis ini bagi pasar ciputat?
Banyak sisi sich:
Iya memang sekarang ini, masanya untuk bersikap waspada.
Kalau punya duit, menabunglah, walau sedikit, dan jangan hanya menabung, pilihlah tabungan yang paling menguntungkan. Karena kalau kita 'hanya' menabung, dapat bunga hanya 2% pertahun, sementara inflasi mencapai 14% dalam setahun, maka uang kita pada dasarnya berkurang, tidak bertambah.
Kalau punya duit agak banyak, menabung dan belilah asset berharga. Bisa emas, bisa tanah, bisa rumah kontrakan, atau apapun. They could really save your life when the worst came up.
Kalau tidak punya apa-apa? Bekerjalah dengan keras dan sebaik-baiknya. Sudah hukum Tuhan bahwa yang terbaik akan datang kepada mereka yang bersiap.
Sungguh saat ini bukan saatnya untuk berleha-leha dan terlena.
Selamat datang ke dunia ekonomi.
Dunia dimana persepsi, bukan realita, menggerakkan dunia.
Beberapa catatanku soal kejatuhan pasar modal di bursa Indonesia hari ini:
- Investor gugup karena merasa ketinggalan selama libur minggu kemarin
- Minim kepercayaan terhadap kesaktian undang-undang bailout AS.
- Jelas minim juga kepercayaan terhadap kemampuan pemerintah Indonesia untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi
- Menariknya, kejatuhan 10% di IHSG, sebagian besar disumbangkan oleh jatuhnya saham-saham grup Bakrie. Memang lucu sich, BUMI saja, kadang-kadang bisa menyumbang 1/2 dari total transaksi di bursa. Itu kan jelas-jelas langkah spekulasi para opportunist. Namanya saja opportunis kapitalis, begitu kesempatan hilang, kami, err.... mereka..., lari, langsung dech, jatuh kayak jambu.
Perlu diingat, bahwa dalam pasar modal, dan pasar apapun, setiap transaksi selalu melibatkan 2 pihak, penjual dan pembeli. Jadi, walaupun banyak yang membuang sahamnya dengan harga murah, ternyata masih ada yang menampungnya. Masih ada spekulasi penuh harap dan optimisme disitu. Get them while they're low, kata Warren Buffet.
Sekarang, apa sich arti kejatuhan ini buat ekonomi kita? Coba-coba lagi analisa dengan pengetahuan terbatasku, please CMIIW dong...
Pertama, kira-kira gimana sich pasar saham bekerja? Mungkin begini kali ya:
- Waktu kita beli saham, uang kita itu dikirimkan ke perusahaan yang menjual sahamnya dan jadi tambahan modal usaha mereka. Kita sendiri jadi bagian dari ribuan orang pemilik perusahaan itu. Walaupun pemilik, kalo saham kita dikit, ya belum tentu punya suara. Kalau ngomong pun belum tentu didengerin.
- Uang modal itu sendiri, biasanya sich gak cuman dibiarkan tumbuh berbunga mekar mewangi sepanjang hari begitu saja. Setelah cukup modal terkumpul, maka proyek-proyek pun dijalankan.
- Proyek-proyek itu, baik berupa peningkatan produksi, penguasaan lahan baru, peluncuran produk baru, ataupun lainnya, biasanya bertujuan untuk meningkatkan keuntungan.
- Keuntungan yang didapat, nantinya akan diomongin bareng-bareng, mau kita apain? Balikin jadi tambahan modal, atau mau dibagiin jadi jatahnya para pemilik? Kalo dibagi pada para pemilik, tiap-tiap pemegang saham akan terima jatah dividen yang telah ditentukan per-lembar sahamnya. Jadi kalo kita punya 1000 lembar saham, dan dividen per-lembarnya 100 perak, maka kita dapat total dividen 100ribu (sebelum pajak).
- Kalo untung? Kalo rugi? Nah aku belum tahu banyak soal ini. Yang pasti sich gak bakal dapat dividen. Kudengar-dengar, ada juga kewajiban menambah modal (saham) bagi pemegang saham (tertentu atau semua?) bila kerugian dialami.
- Jadi kita cuman untung dari dividen? Well, gak gitu juga. Karena ternyata kepemilikan saham kita itu bisa kita jual pada pembeli lain dengan harga lebih tinggi (atau lebih rendah). Keuntungan jadi berganda bila harga saham kita naik, setelah kita terima dividen :-)
Nah kalo pasar saham jatuh kayak jambu seperti hari ini, sebetulnya apa coba dampaknya buat kehidupan muggle sehari-hari? Kira-kira begini kali ya:
Karena modal jadi berkurang, bisa jadi proyek-proyek banyak yang gagal. Atau berhenti setengah jalan. Akibatnya bisa jadi pengangguran, ataupun penurunan produksi. Kalau konsumsi tetap jalan terus dan meningkat sementara produksi berkurang, bisa bayangin apa yang terjadi kan?
- Pertama, tentunya, bila supply menurun dan demand meningkat, maka salah satu mekanisme koreksi ataupun penyeimbangnya adalah kenaikan harga.
- Kalo sembako yang harganya naik? Maka lebih banyak lagi orang yang antri sembako. Kasus gizi buruk bisa meningkat. Belum lagi efek-efek kejiwaan yang mungkin timbul.
- Kalo sudah sembako yang naik, maka bisa dipastikan krisis ini akan merambah kemana-mana, politik, sosial, budaya, hankam, dll. Tambah serem ya.
Apa iya kita sudah musti takut? Toh yang jatuh 'cuman' pasar saham, pasar ciputat sama pasar cipete kan gak terpengaruh dong? Hmm... mungkin iya, mungkin tidak (lihat juga poin soal sembako diatas). Pertanyaannya musti diubah sedikit, apa arti krisis ini bagi pasar ciputat?
Banyak sisi sich:
- Peningkatan pengangguran ataupun penurunan pendapatan perkapita akan membuat belanja orang ke pasar ciputat berkurang.
- Pada jangka pendek, akan banyak orang yang berbondong-bondong pindah ke super dan hyper-market, sekedar untuk memanfaatkan kartu kreditnya agar bisa bertahan hidup. Ini artinya ekonomi mungkin akan terlihat tetap bergerak sehat seperti biasa pada awalnya, namun ketika hutang konsumsi ini tak terbayarkan. Maka krisis kredit macet seperti di Amerika bisa terjadi disini.
- Ketatnya kucuran kredit ataupun tingginya bunga kredit (baik dari perbankan maupun dari tengkulak) akan menjadikan pedagang kecil dan menengah jadi susah bergerak dan berkurang lagi pendapatannya. Terus pengangguran bisa nambah lagi, terus... ahh.
Iya memang sekarang ini, masanya untuk bersikap waspada.
Kalau punya duit, menabunglah, walau sedikit, dan jangan hanya menabung, pilihlah tabungan yang paling menguntungkan. Karena kalau kita 'hanya' menabung, dapat bunga hanya 2% pertahun, sementara inflasi mencapai 14% dalam setahun, maka uang kita pada dasarnya berkurang, tidak bertambah.
Kalau punya duit agak banyak, menabung dan belilah asset berharga. Bisa emas, bisa tanah, bisa rumah kontrakan, atau apapun. They could really save your life when the worst came up.
Kalau tidak punya apa-apa? Bekerjalah dengan keras dan sebaik-baiknya. Sudah hukum Tuhan bahwa yang terbaik akan datang kepada mereka yang bersiap.
Sungguh saat ini bukan saatnya untuk berleha-leha dan terlena.
Sunday, October 05, 2008
Kok jadi ngikutin terus gini ya...
Herannya, catatan ini jadi harus berlanjut. Memang itu kali ya yang terjadi kalo kita mengikuti perkembangan ekonomi. Gak pernah puas, gak pernah selesai.
Oke, UU "Bailout" sudah keluar. Setelah ditolak di hari Senin, akhirnya senat dan kongres AS menyetujuinya di hari Jum'at. Apa karena mereka baru saja berlebaran? Atau karena mereka tiba-tiba menyadari bahwa bisa gak keren kalo gak setuju? atau karena banyak pasal-pasal aneh didalamnya yang membuat para anggota dewan yang terhormat itu berubah pikiran?
Anyhow, apapun, UU aneh itu sudah keluar. Dan pasar modal AS sepertinya tidak menerima dengan baik UU itu. Dow Jones, Nasdaq dan S&P pun nyemplung setelah dibuka dengan penuh harapan pagi harinya.
Walaupun aneh, UU itu sepertinya memang satu harapan baru untuk perbaikan ekonomi AS yang banyak pakar berpendapat sudah masuk ke tahap resesi dan baru bisa sembuh paling cepat akhir tahun 2009. Meski banyak juga yang berpendapat bahwa UU itu tidak akan bisa menahan hal yang terburuk. Mungkin pengumuman kondisi ekonomi AS di akhir Oktober ini bisa memberikan gambaran awal bagaimana efel bailout kedepannya. Kita lihat saja nanti.
Sekarang, bagaimana dengan Indonesia?
Menurutku, yang pasti ekspor kita akan terganggu. AS selalu jadi tujuan ekspor nomer satu selama ini. Dan kalau ekspor terganggu, banyak industri maupun pengusaha menengah keatas yang akan terkena pukulan. Dan karena kita tahu bahwa kesenjangan ekonomi begitu tinggi di negeri ini, ketika orang-orang kaya itu menangis, bisa jadi roda ekonomi pun akan terhambat.
Kondisi impor juga akan mengganggu ekonomi dalam negeri. Sudah ada indikasi banting harga di perusahaan-perusahaan AS yang biasa mengekspor produknya. Kalau produk AS jadi murah, weleh, produk dalam negeri bisa kena pukul nih. Dan ini artinya kesejahteraan rakyat dengan penghasilan menengah kebawah juga akan menurun.
Sepertinya saat yang baik untuk kita lebih mencintai produk dalam negeri.
Bagaimana dengan investasi di pasar modal? Aku gak jago soal ini, tapi menurutku kondisinya masih 50:50. Karena pasar modal AS jatuh, bisa jadi para investor akan mencari pasar lain untuk menyimpan uangnya. Namun bisa juga mereka memilih berganti ke investasi yang lebih "aman" seperti misalnya membeli emas ataupun surat utang pemerintahan untuk sementara ini. Apapun, aku lebih condong akan adanya penurunan indeks bila senin besok IHSG dibuka.
Update: IHSG meluncur turun lebih dari 10% hari Senin 6 Oktober 2008.
2008 mungkin Indonesia masih aman. 2009? sepertinya pesta pemilu akan juga menjaga roda ekonomi tetap berjalan. Setelah itu? Well, siapa yang tahu. Ekonomi tergantung akan tingkah laku orang, dan orang bertingkah seringkali tanpa berpikir panjang, hanya mengandalkan persepsi, emosi, dan insting mereka.
Oke, UU "Bailout" sudah keluar. Setelah ditolak di hari Senin, akhirnya senat dan kongres AS menyetujuinya di hari Jum'at. Apa karena mereka baru saja berlebaran? Atau karena mereka tiba-tiba menyadari bahwa bisa gak keren kalo gak setuju? atau karena banyak pasal-pasal aneh didalamnya yang membuat para anggota dewan yang terhormat itu berubah pikiran?
Anyhow, apapun, UU aneh itu sudah keluar. Dan pasar modal AS sepertinya tidak menerima dengan baik UU itu. Dow Jones, Nasdaq dan S&P pun nyemplung setelah dibuka dengan penuh harapan pagi harinya.
Walaupun aneh, UU itu sepertinya memang satu harapan baru untuk perbaikan ekonomi AS yang banyak pakar berpendapat sudah masuk ke tahap resesi dan baru bisa sembuh paling cepat akhir tahun 2009. Meski banyak juga yang berpendapat bahwa UU itu tidak akan bisa menahan hal yang terburuk. Mungkin pengumuman kondisi ekonomi AS di akhir Oktober ini bisa memberikan gambaran awal bagaimana efel bailout kedepannya. Kita lihat saja nanti.
Sekarang, bagaimana dengan Indonesia?
Menurutku, yang pasti ekspor kita akan terganggu. AS selalu jadi tujuan ekspor nomer satu selama ini. Dan kalau ekspor terganggu, banyak industri maupun pengusaha menengah keatas yang akan terkena pukulan. Dan karena kita tahu bahwa kesenjangan ekonomi begitu tinggi di negeri ini, ketika orang-orang kaya itu menangis, bisa jadi roda ekonomi pun akan terhambat.
Kondisi impor juga akan mengganggu ekonomi dalam negeri. Sudah ada indikasi banting harga di perusahaan-perusahaan AS yang biasa mengekspor produknya. Kalau produk AS jadi murah, weleh, produk dalam negeri bisa kena pukul nih. Dan ini artinya kesejahteraan rakyat dengan penghasilan menengah kebawah juga akan menurun.
Sepertinya saat yang baik untuk kita lebih mencintai produk dalam negeri.
Bagaimana dengan investasi di pasar modal? Aku gak jago soal ini, tapi menurutku kondisinya masih 50:50. Karena pasar modal AS jatuh, bisa jadi para investor akan mencari pasar lain untuk menyimpan uangnya. Namun bisa juga mereka memilih berganti ke investasi yang lebih "aman" seperti misalnya membeli emas ataupun surat utang pemerintahan untuk sementara ini. Apapun, aku lebih condong akan adanya penurunan indeks bila senin besok IHSG dibuka.
Update: IHSG meluncur turun lebih dari 10% hari Senin 6 Oktober 2008.
2008 mungkin Indonesia masih aman. 2009? sepertinya pesta pemilu akan juga menjaga roda ekonomi tetap berjalan. Setelah itu? Well, siapa yang tahu. Ekonomi tergantung akan tingkah laku orang, dan orang bertingkah seringkali tanpa berpikir panjang, hanya mengandalkan persepsi, emosi, dan insting mereka.
Tuesday, September 30, 2008
Ekonomi AS, Ekonomi Kita
Catatan pribadi aja sich, apalagi aku kan gak tau ekonomi sama sekali, so, jangan jadikan tulisan ini sebagai referensi ya, karena ini ditulis hanya sepemahaman dan sepengetahuanku saja. I'd appreciate feedbacks and corrections very much.
Ok, kita coba mulai dengan memahami apa yang terjadi.
Mungkin karena pede akan kekuatan ekonomi dan kuasanya di dunia, institusi keuangan Amerika berani mengucurkan kredit perumahan kepada para peminjam yang sebetulnya agak diragukan kemampuan pelunasannya (disebut "subprime"). Bukan cuma itu, syarat-syarat peminjaman pun dipermudah, sementara batas kredit dipertinggi.
Lalu sekitar tahun 2005-2006, berlanjut ke 2007, indikasi masalah di sektor kredit perumahan ini mulai keliatan. Banyak pinjaman yang gagal bayar (disebut "default"). Kegagalan bayar ini menumpuk hingga kelevel mengkhawatirkan.
Untuk memahami kenapa itu mengkhawatirkan, kita perlu pelajari dulu bagaimana proses pinjam-meminjam duit ini terjadi.
Bagaimanapun ada titik dimana para bank itu tidak bisa memaksa menagihkan kredit mereka, paling banter mereka bisa menyita asset saja. Iya kalo assetnya bagus, kalo baju yang kubeli itu udah bolong dan bau asem? Wah... gawat dech pokoknya, udah gak dapet duit, dapet baju bolong2 bau asem lagi. Jualnya kemana coba?
Sementara itu, bank-bank itu tetap akan ditagih duit yang mereka pakai tadi. Kalo ini terus menerus terjadi, mereka bisa merugi besar2an, bangkrut dan tutup. Ini kita saksikan terjadi pada Citigroup (merugi besar2an), Bear Stearns (yang 'masih untung' dibeli oleh JP Morgan Chase, walau dengan harga obral), dan terakhir Lehman Brothers, yang harus bangkrut setelah berdiri lebih dari 150 tahun.
Disini mulai keliatan gak titik bahayanya? belum ya? Begini, kalo banyak bank-2 ditutup, apalagi bank2 besar, banyak hal buruk yang bisa terjadi, yang kebayang diantaranya:
Pertama, banyak orang gak bisa beli rumah, akibatnya sektor jual beli properti akan hancur, akibatnya para pengembang menengah akan bangkrut juga. Terus banyak orang cuman bisa sewa rumah, terus kita kembali ke jaman tuan tanah berjaya. Tuan-tanah2 itu akan makin kaya-raya, terus aku, errr..., kita akan selamanya tinggal di tanah sewaan dari mereka sambil meratapi nasib. Hiks.
Itu baru dari sektor pinjem duit buat membeli asset, belum lagi pinjem buat konsumsi, terus bagaimana dengan sektor pinjem buat usaha? Kalo sektor perbankan ragu2 untuk mengucurkan kredit, maka banyak orang yang punya ide2 bagus jadi gak bisa minta duit supaya ide2-nya jadi usaha yang menguntungkan, akibatnya pengangguran meningkat, dan seterusnya.
Pendek kata, tanpa (pinjaman dari) bank, roda ekonomi tak bergerak, tanpa perputaran ekonomi, bank-bank bangkrut juga. Walah, ini mana telor mana ikannya nich. Aku jadi pusing sendiri.
"Ah, itu kan cuman terjadi di Amerika", katamu?
Sayangnya di jaman globalisasi ini, ekonomi semua negara saling terkait. Misalnya krisis di Amerika terjadi, terus orang Amerika pada gak mau beli baju tanah abang lagi, maka bisa-bisa banyak pedagang baju tanah abang bangkrut.
Bisa juga dari segi investasi, banyak lho investor dari berbagai negara yang menginvestasikan duitnya di Amerika, baik langsung ke pasar Amerika (modal maupun riil) ataupun ke pemerintah Amerika dengan membeli surat utang pemerintahan. Data Juli 2008 menyebutkan 3 negara dengan investasi terbanyak disini adalah Jepang, Cina dan Inggris.
Nah kalo Amerika bangkrut dan gak bisa bayar cicilan surat utangnya, maka 3 negara ini bisa ikutan nangis. Dan kalo 3 negara ini ikutan nangis, maka terjadi lagi efek bola salju, negara2 yang bergantung kepada negara2 yang bergantung kepada Amerika bisa ikutan nangis, terus, terus, terus...
Belum lagi kalo bank-bank kita juga ternyata termasuk yang ikutan memberikan duit untuk kredit perumahan itu (lewat mekanisme surat berharga tadi). Wah, bisa-bisa bank-bank kita ikutan bangkrut. Terus nular dech krisis itu disini.
All in all, tanda-tanda akan depresi besar seperti tahun 1930-an memang sudah mulai kerasa.
Kemudian mari kita coba instropeksi diri. Perekonomian di Indonesia sendiri saat ini punya masalah yang tidak jauh berbeda dengan Amerika. Ekonomi kita cenderung berjalan karena konsumsi, dan konsumsi ini sebagian besar berasal dari utang kredit.
Seburuk apa keadaannya disini? Aku belum tahu.
---
Referensi:
http://accruedint.blogspot.com/
http://www.nytimes.com/
http://finance.yahoo.com/
http://wikipedia.org/
Ok, kita coba mulai dengan memahami apa yang terjadi.
Mungkin karena pede akan kekuatan ekonomi dan kuasanya di dunia, institusi keuangan Amerika berani mengucurkan kredit perumahan kepada para peminjam yang sebetulnya agak diragukan kemampuan pelunasannya (disebut "subprime"). Bukan cuma itu, syarat-syarat peminjaman pun dipermudah, sementara batas kredit dipertinggi.
Lalu sekitar tahun 2005-2006, berlanjut ke 2007, indikasi masalah di sektor kredit perumahan ini mulai keliatan. Banyak pinjaman yang gagal bayar (disebut "default"). Kegagalan bayar ini menumpuk hingga kelevel mengkhawatirkan.
Untuk memahami kenapa itu mengkhawatirkan, kita perlu pelajari dulu bagaimana proses pinjam-meminjam duit ini terjadi.
- Aku gesek kartu kredit buat beli baju baru Lebaran.
- Visa atau Mastercard atau Bank Kartu kreditku kemudian ditagih sama Matahari Department Store.
- Kalo cuman aku yang kredit, pasti mereka langsung bayar (berapa sich harga bajuku?). Namun, karena yang kredit banyak, bagaimana dong mereka bayarnya? Ternyata ada beberapa cara:
- Ambil dari duit deposito para nasabah mereka. Ini bahaya, kalo tiba2 para nasabah mau narik duitnya, gimana?
- Pinjem dari bank lain, atau dari bank central. Boleh juga, tapi bunganya tinggi, lebih tinggi dari suku bunga yang mereka tagihkan di kartu kredit ku.
- Bikin utangku ini jadi semacam surat berharga yang bisa menarik para investor untuk membayarkannya dan mendapat presentase bunganya. Hehehe memangnya aku siapa? Kalau aku pemerintah sich, lain cerita.
Bagaimanapun ada titik dimana para bank itu tidak bisa memaksa menagihkan kredit mereka, paling banter mereka bisa menyita asset saja. Iya kalo assetnya bagus, kalo baju yang kubeli itu udah bolong dan bau asem? Wah... gawat dech pokoknya, udah gak dapet duit, dapet baju bolong2 bau asem lagi. Jualnya kemana coba?
Sementara itu, bank-bank itu tetap akan ditagih duit yang mereka pakai tadi. Kalo ini terus menerus terjadi, mereka bisa merugi besar2an, bangkrut dan tutup. Ini kita saksikan terjadi pada Citigroup (merugi besar2an), Bear Stearns (yang 'masih untung' dibeli oleh JP Morgan Chase, walau dengan harga obral), dan terakhir Lehman Brothers, yang harus bangkrut setelah berdiri lebih dari 150 tahun.
Disini mulai keliatan gak titik bahayanya? belum ya? Begini, kalo banyak bank-2 ditutup, apalagi bank2 besar, banyak hal buruk yang bisa terjadi, yang kebayang diantaranya:
- Orang akan kawatir dan melakukan penarikan dana besar2an.
- Orang2 yang default tadi, terpaksa kehilangan asset mereka, bisa baju bolong, bisa juga tempat tinggal mereka. Ini bisa bikin kualitas hidup mereka menurun dan mungkin lebih buruk lagi.
- Tingkat pengangguran meningkat karena pemecatan2 yang terjadi di bank2 itu (dan lihat juga dibawah untuk cerita lanjutannya).
- Salah satu yang paling bahaya adalah hilangnya suatu hal yang disebut Ben Bernanke sebagai "Informational Capital" dibawa mati oleh bank-bank bangkrut tadi. Yaitu informasi-informasi sektor perbankan, utamanya mengenai status sejarah para kreditur. Tanpa informasi-informasi ini bank akan ragu, atau lebih susah, untuk memberikan pinjaman. Karena ragu memberikan pinjaman, akhirnya mereka terpaksa merugi karena harus membayar bunga deposito nasabah, lalu kemudian mereka ikutan bangkrut Sebenernya gak musti serem begini sich, ada juga cara-cara lain untuk bank-bank itu bisa meraup untung walau sedikit, tapi itupun untuk jangka pendek saja.
Pertama, banyak orang gak bisa beli rumah, akibatnya sektor jual beli properti akan hancur, akibatnya para pengembang menengah akan bangkrut juga. Terus banyak orang cuman bisa sewa rumah, terus kita kembali ke jaman tuan tanah berjaya. Tuan-tanah2 itu akan makin kaya-raya, terus aku, errr..., kita akan selamanya tinggal di tanah sewaan dari mereka sambil meratapi nasib. Hiks.
Itu baru dari sektor pinjem duit buat membeli asset, belum lagi pinjem buat konsumsi, terus bagaimana dengan sektor pinjem buat usaha? Kalo sektor perbankan ragu2 untuk mengucurkan kredit, maka banyak orang yang punya ide2 bagus jadi gak bisa minta duit supaya ide2-nya jadi usaha yang menguntungkan, akibatnya pengangguran meningkat, dan seterusnya.
Pendek kata, tanpa (pinjaman dari) bank, roda ekonomi tak bergerak, tanpa perputaran ekonomi, bank-bank bangkrut juga. Walah, ini mana telor mana ikannya nich. Aku jadi pusing sendiri.
"Ah, itu kan cuman terjadi di Amerika", katamu?
Sayangnya di jaman globalisasi ini, ekonomi semua negara saling terkait. Misalnya krisis di Amerika terjadi, terus orang Amerika pada gak mau beli baju tanah abang lagi, maka bisa-bisa banyak pedagang baju tanah abang bangkrut.
Bisa juga dari segi investasi, banyak lho investor dari berbagai negara yang menginvestasikan duitnya di Amerika, baik langsung ke pasar Amerika (modal maupun riil) ataupun ke pemerintah Amerika dengan membeli surat utang pemerintahan. Data Juli 2008 menyebutkan 3 negara dengan investasi terbanyak disini adalah Jepang, Cina dan Inggris.
Nah kalo Amerika bangkrut dan gak bisa bayar cicilan surat utangnya, maka 3 negara ini bisa ikutan nangis. Dan kalo 3 negara ini ikutan nangis, maka terjadi lagi efek bola salju, negara2 yang bergantung kepada negara2 yang bergantung kepada Amerika bisa ikutan nangis, terus, terus, terus...
Belum lagi kalo bank-bank kita juga ternyata termasuk yang ikutan memberikan duit untuk kredit perumahan itu (lewat mekanisme surat berharga tadi). Wah, bisa-bisa bank-bank kita ikutan bangkrut. Terus nular dech krisis itu disini.
All in all, tanda-tanda akan depresi besar seperti tahun 1930-an memang sudah mulai kerasa.
Kemudian mari kita coba instropeksi diri. Perekonomian di Indonesia sendiri saat ini punya masalah yang tidak jauh berbeda dengan Amerika. Ekonomi kita cenderung berjalan karena konsumsi, dan konsumsi ini sebagian besar berasal dari utang kredit.
Seburuk apa keadaannya disini? Aku belum tahu.
---
Referensi:
http://accruedint.blogspot.com/
http://www.nytimes.com/
http://finance.yahoo.com/
http://wikipedia.org/
Sunday, September 14, 2008
Sudah hidup!
LHC sudah dihidupkan. Belum meledak sejauh ini.
Kita coba lihat pas protonnya nabrak nanti.
Katanya sich kurang dari 10 minggu lagi.
Menegangkan! :-)
Update:
Ternyata belum begitu menegangkan :-)
Setelah kegagalan transformer, ada lagi masalah di salah satu magnet superkonduktor-nya yang mengakibatkan kebocoran helium. So, sepertinya masih lama sebelum bumi kita meledak gara-gara LHC :-)
Telekomunikasi, Nantinya
Sekitar 2 tahun lalu, aku bilang sama teman-teman, begini:
"Basic telecommunication services, should be free."
Terus, aku nyerocos soal mengapa harus begitu.
Mengingat komentar iseng itu dan menyadari bahwa hal itu kurang-lebih sudah terjadi saat ini (hint: SMS Nol Rupiah, _hanya_ 0,1 rupiah/detik setiap nelpon, dll), kayaknya seru kalo coba elaborasi lagi bagaimana _seharusnya_ dunia telekomunikasi dalam 2, 5, 10 tahun mendatang, utamanya di Indonesia.
Beberapa yang kepikiran saat ini:
1. Telekomunikasi akan lebih gratis lagi, kemudian operator akan ganti baju menjadi "provider". Bisa internet-service provider, bisa content provider, bisa juga human-resource provider :-)
2. Akan muncul iklan dalam layanan-layanan dasar yang gratis itu. Mungkin dari: "Maaf, panggilan anda kami interupsi sebentar untuk sebuah pesan singkat" hingga: "Kami mendeteksi di beberapa sms anda terakhir, bahwa anda sedang mencari baju baru, dengan senang hati kami informasikan bahwa kartu telekomunikasi anda memberikan diskon 15% jika anda membeli baju sekarang juga di Mal-X. Ekstra diskon 5% jika anda juga membeli voucher ketika belanja di Mal-X"
3. Akan banyak "operator" telekom amatiran tapi kreatif bermunculan. Teknologi pilihannya mungkin WiMax, Mobile-ADSL, dan lainnya. Mereka menawarkan akses internet dan telepon sekaligus.
4. Orang akan dikenal dengan id-nya dan bukan lagi nomer-teleponnya. Dengan semakin seringnya orang berganti-ganti nomer, berganti-ganti service (dari suara ke chatting, ke email, ke video call, ke ...). Disisi teknologi pun hal ini akan semakin dimungkinkan dengan hilangnya circuit-switched connections ke mode packet-switched.
5. Dalam 10 tahun, tidak ada lagi desa di Indonesia yang tidak memiliki akses telekomunikasi. Mau tidak mau, para operator, err... provider, harus menjawab ketatnya persaingan dengan mengembangkan pasar. Vendor perangkat telekomunikasi pun harus menjadi lebih kreatif dengan mengembangkan sistem-sistem baru yang lebih efektif, efisien dan murah.
6. Yang ini masih agak bimbang, tapi mustinya sich, peta persaingan para provider penggede akan berubah. Akan ada provider yang merger, yang rontok bangkrut (remember my limit graph?) dan atau berubah ukurannya.
Kita lihat saja nanti :-)
"Basic telecommunication services, should be free."
Terus, aku nyerocos soal mengapa harus begitu.
Mengingat komentar iseng itu dan menyadari bahwa hal itu kurang-lebih sudah terjadi saat ini (hint: SMS Nol Rupiah, _hanya_ 0,1 rupiah/detik setiap nelpon, dll), kayaknya seru kalo coba elaborasi lagi bagaimana _seharusnya_ dunia telekomunikasi dalam 2, 5, 10 tahun mendatang, utamanya di Indonesia.
Beberapa yang kepikiran saat ini:
1. Telekomunikasi akan lebih gratis lagi, kemudian operator akan ganti baju menjadi "provider". Bisa internet-service provider, bisa content provider, bisa juga human-resource provider :-)
2. Akan muncul iklan dalam layanan-layanan dasar yang gratis itu. Mungkin dari: "Maaf, panggilan anda kami interupsi sebentar untuk sebuah pesan singkat" hingga: "Kami mendeteksi di beberapa sms anda terakhir, bahwa anda sedang mencari baju baru, dengan senang hati kami informasikan bahwa kartu telekomunikasi anda memberikan diskon 15% jika anda membeli baju sekarang juga di Mal-X. Ekstra diskon 5% jika anda juga membeli voucher ketika belanja di Mal-X"
3. Akan banyak "operator" telekom amatiran tapi kreatif bermunculan. Teknologi pilihannya mungkin WiMax, Mobile-ADSL, dan lainnya. Mereka menawarkan akses internet dan telepon sekaligus.
4. Orang akan dikenal dengan id-nya dan bukan lagi nomer-teleponnya. Dengan semakin seringnya orang berganti-ganti nomer, berganti-ganti service (dari suara ke chatting, ke email, ke video call, ke ...). Disisi teknologi pun hal ini akan semakin dimungkinkan dengan hilangnya circuit-switched connections ke mode packet-switched.
5. Dalam 10 tahun, tidak ada lagi desa di Indonesia yang tidak memiliki akses telekomunikasi. Mau tidak mau, para operator, err... provider, harus menjawab ketatnya persaingan dengan mengembangkan pasar. Vendor perangkat telekomunikasi pun harus menjadi lebih kreatif dengan mengembangkan sistem-sistem baru yang lebih efektif, efisien dan murah.
6. Yang ini masih agak bimbang, tapi mustinya sich, peta persaingan para provider penggede akan berubah. Akan ada provider yang merger, yang rontok bangkrut (remember my limit graph?) dan atau berubah ukurannya.
Kita lihat saja nanti :-)
Monday, May 26, 2008
Phoenix Mendarat
Image taken from: http://fawkes4.lpl.arizona.edu/
This rendition of the Phoenix lander was created by artist Corby Waste of the Jet Propulsion Laboratory. As the Mars program artist, Mr. Waste has created artwork for several Mars missions.
Akhirnya setelah menempuh sekitar 680 juta kilometer dalam kurang dari 300 hari (kecepatan rata2 sekitar: 100rb km/jam ?) Phoenix akhirnya mendarat di Mars.
Misinya masih sama, meneliti apakah mungkin/dimungkinkan ada kehidupan di planet Mars. Mungkin itu artinya apakah sudah ada kehidupan disana, dimungkinkan itu artinya apakah bisa membawa kehidupan kesana.
Kalau memang suatu saat Mars bisa dibuat hijau seperti Bumi "dahulu", pertanyaannya adalah, mungkinkah manusia tinggal disana tanpa mengulangi kesalahan-kesalahan mereka di Bumi?
This rendition of the Phoenix lander was created by artist Corby Waste of the Jet Propulsion Laboratory. As the Mars program artist, Mr. Waste has created artwork for several Mars missions.
Akhirnya setelah menempuh sekitar 680 juta kilometer dalam kurang dari 300 hari (kecepatan rata2 sekitar: 100rb km/jam ?) Phoenix akhirnya mendarat di Mars.
Misinya masih sama, meneliti apakah mungkin/dimungkinkan ada kehidupan di planet Mars. Mungkin itu artinya apakah sudah ada kehidupan disana, dimungkinkan itu artinya apakah bisa membawa kehidupan kesana.
Kalau memang suatu saat Mars bisa dibuat hijau seperti Bumi "dahulu", pertanyaannya adalah, mungkinkah manusia tinggal disana tanpa mengulangi kesalahan-kesalahan mereka di Bumi?
Suatu hal yang percuma, sebenarnya.
Tapi aku harus tulis disini.
Beberapa waktu lalu ada yang membuat gugatan class action (karena gak penting, maka aku tak mau tulis disini soal apa gugatannya, and no, bukan soal bbm) dengan mengatasnamakan seluruh rakyat Indonesia.
Dan rakyat Indonesia harus "memilih untuk tidak ikut" untuk tidak diikutsertakan dalam class action itu. Something that I really think as an intellectual harrasment (baca: pelecehan intelektual).
Absurd.
Beberapa waktu lalu ada yang membuat gugatan class action (karena gak penting, maka aku tak mau tulis disini soal apa gugatannya, and no, bukan soal bbm) dengan mengatasnamakan seluruh rakyat Indonesia.
Dan rakyat Indonesia harus "memilih untuk tidak ikut" untuk tidak diikutsertakan dalam class action itu. Something that I really think as an intellectual harrasment (baca: pelecehan intelektual).
Absurd.
Sunday, March 30, 2008
Ganti caranya, bukan tujuannya
Membaca blog Seth Godin [http://sethgodin.typepad.com/] membawaku membaca cerita langkah baru dari Borders disini: http://brandautopsy.typepad.com/brandautopsy/2008/03/borders-reducin.html (gambar diatas juga diambil disitu).
Kutipan yang menarik:
"Borders did some customer research at its front-facing prototype store and learned customers perceived Borders as having more books, not fewer, with this new display strategy"
Mengingatkanku untuk terus-menerus berkreasi. Maju. Berkarya.
Langkah pertama mewujudkan mimpi kita adalah: Bangun.
Sunday, March 23, 2008
How high can you go?
Mistakes are something that we as human do.
And there is nothing wrong with them. Make mistakes. Make a lot of them.
In fact, I don't think we should ever think to stop making mistakes, we will do it no matter what.
Only, one thing we should always do after making mistakes: make it right. Don't just fall, get on your knees, get up and heal. Learn from our mistakes. Be a better person.
As always, it doesn't just stop there. Do not think that you are free to do all the mistakes in the world, well... actually, you are free to do them, but there will be consequences you must face. Sooner or later.
Even worse are when we make mistakes and repeating them. Without getting into the process of healing and learning. We'll soon be trapped and by then it would be next to impossible to return.
Let me show a graph:
It's a very simple graph, huh? It's created by Gnumeric, one of the best spreadsheet software in the world :-)
I get acquainted with the graph during my study of the Erlang distribution several years ago (oh how time flies). This simple graph is actually a very interesting graph in telecommunication engineering as well as in this blog entry.
How so? Well, first of all, it gave us a limit. The fine pink line that is. Second, it shown us the point when we are crossing the limit, that is when the pink meets the blue. Watch the blue line for the third point. The blue line will eventually goes over the upper boundary and does not seems to have any plan of coming down. It will just fly.. up.. up... and away.
I called the area below the pink line as the area of "windows vista" (you may called it area of affordable mistakes). And above it are the "adam air" area (you may called it grounded and bankrupted area). The crossing of pink and blue is the point of time for one of those critical decisions of our life.
Sadly, not all of us are aware of our own limits. I think many do not even realize that we have such a limit. I'm here to tell that the limit does exist. It will not be at the same point for each of us. For Microsoft it may lies in USD. 5-10 billion dollar. For most of us that are not so lucky (or so unlucky?), it may be much, much, closer than we thought.
It doesn't have to be financial limits. It may not even concerns money. It may be about our way of life, our thoughts, our acts.
"I'm a brave stud, I cross limits all the time", I hear you say. Well, sure. You could cross many limits in your life, but if you choose to cross this one, you will just not be yourself anymore. You will change to something else (SCO, anyone?). You could turn from an angel to cursed ones at a fingersnap.
Note the word choose above? There are two other things we could also see from the graph. One is the fact that the limit is not hidden. We could learn about it, we could even work to move it another point above. Another one is that the blue line is actually giving us hints and signs of where we are going. So, we could actually choose to prevent it to cross the limit, or we could choose to stop a moment and correct ourselves.
How to solve the problem and make correct decision is an exercise we all have to meet.
And there is nothing wrong with them. Make mistakes. Make a lot of them.
In fact, I don't think we should ever think to stop making mistakes, we will do it no matter what.
Only, one thing we should always do after making mistakes: make it right. Don't just fall, get on your knees, get up and heal. Learn from our mistakes. Be a better person.
As always, it doesn't just stop there. Do not think that you are free to do all the mistakes in the world, well... actually, you are free to do them, but there will be consequences you must face. Sooner or later.
Even worse are when we make mistakes and repeating them. Without getting into the process of healing and learning. We'll soon be trapped and by then it would be next to impossible to return.
Let me show a graph:
It's a very simple graph, huh? It's created by Gnumeric, one of the best spreadsheet software in the world :-)
I get acquainted with the graph during my study of the Erlang distribution several years ago (oh how time flies). This simple graph is actually a very interesting graph in telecommunication engineering as well as in this blog entry.
How so? Well, first of all, it gave us a limit. The fine pink line that is. Second, it shown us the point when we are crossing the limit, that is when the pink meets the blue. Watch the blue line for the third point. The blue line will eventually goes over the upper boundary and does not seems to have any plan of coming down. It will just fly.. up.. up... and away.
I called the area below the pink line as the area of "windows vista" (you may called it area of affordable mistakes). And above it are the "adam air" area (you may called it grounded and bankrupted area). The crossing of pink and blue is the point of time for one of those critical decisions of our life.
Sadly, not all of us are aware of our own limits. I think many do not even realize that we have such a limit. I'm here to tell that the limit does exist. It will not be at the same point for each of us. For Microsoft it may lies in USD. 5-10 billion dollar. For most of us that are not so lucky (or so unlucky?), it may be much, much, closer than we thought.
It doesn't have to be financial limits. It may not even concerns money. It may be about our way of life, our thoughts, our acts.
"I'm a brave stud, I cross limits all the time", I hear you say. Well, sure. You could cross many limits in your life, but if you choose to cross this one, you will just not be yourself anymore. You will change to something else (SCO, anyone?). You could turn from an angel to cursed ones at a fingersnap.
Note the word choose above? There are two other things we could also see from the graph. One is the fact that the limit is not hidden. We could learn about it, we could even work to move it another point above. Another one is that the blue line is actually giving us hints and signs of where we are going. So, we could actually choose to prevent it to cross the limit, or we could choose to stop a moment and correct ourselves.
How to solve the problem and make correct decision is an exercise we all have to meet.
Me getting drowned?
Great.
Right after saying that my notes were getting boring and I should've had written more "insightful" or "interesting" or "funny" notes, I stopped writing.
I guess that's just life, it's everything happenings when you're busy making up plans :-)
Well, life has been interesting these past two months. Meet new people, facing new challenges, (trying to) getting more things done.
Right after saying that my notes were getting boring and I should've had written more "insightful" or "interesting" or "funny" notes, I stopped writing.
I guess that's just life, it's everything happenings when you're busy making up plans :-)
Well, life has been interesting these past two months. Meet new people, facing new challenges, (trying to) getting more things done.
Sunday, January 06, 2008
Me become boring?
Been reading my own blog one night, and I've suddenly realize that I've written boring or too complicated stuffs with my not-so-perfect english.
It has become so lame that I manage to get my self fallen a sleep while reading them :-)
Me blog got to have the fun elements back.
That's why I wanted to blog in the first place, and that's what I think blogs should be about. Fun, uplifting stories (well, gotta admit, also need a bit of self-praising and full of ego at moments).
Hey, that could be one of my resolutions for 2008 :-)
2007's been an overall good year, let's work and hope that 2008 is a better one.
Happy 2008, everyone.
It has become so lame that I manage to get my self fallen a sleep while reading them :-)
Me blog got to have the fun elements back.
That's why I wanted to blog in the first place, and that's what I think blogs should be about. Fun, uplifting stories (well, gotta admit, also need a bit of self-praising and full of ego at moments).
Hey, that could be one of my resolutions for 2008 :-)
2007's been an overall good year, let's work and hope that 2008 is a better one.
Happy 2008, everyone.
Subscribe to:
Posts (Atom)