Friday, November 24, 2006

Reverse Dependencies

Di dunia Microsoft Windows ada DLL, yang bukan singkatan dari "dan lain-lain" atau "dan lagi-lagi" (walau yang terakhir ini mungkin agak mirip dengan maksud hidup DLL itu *smile*).

DLL disitu adalah singkatan dari Dynamic Link-Library.
Yang artinya kurang lebih adalah kumpulan (pustaka/library, -red) fungsi program yang bisa digunakan oleh program-program lain.

Belakangan ini aku lagi belajar cara bikin semacam DLL itu, tapi di dunia Linux, or I should've say GNU/Linux to not upset anyone. Di dunia ini dia dikenal dengan nama shared objects (CMIIW). Tentu saja aku menggunakan bahasa C untuk membuatnya... :-)

Kalau dilihat dari sudut pandang bahasa C, sebetulnya nggak ada yang spesial tentang pembuatan shared-objects ini, satu hal yang mudah untuk diingat adalah tidak adanya fungsi main(), boleh buat beragam fungsi, asal namanya bukan main(). Ini bisa dimengerti, karena memang dia tidak akan dijalankan langsung.

Beda yang kedua adalah, pada waktu kompilasi, perintah yang digunakan agak sedikit berbeda. Kalau pakai gcc (compiler yang hebat itu!) , gunakan perintah
gcc -shared -fPIC namafile.c -o namafileoutput.so

Dengan demikian maka kumpulan fungsi kita tadi bisa diakses dari program-program lain atau bahkan dari pustaka-pustaka lainnya (detailnya agak sedikit lebih rumit, tapi ya gampangnya gitu dech).

Namun bagaimana jika kita ingin membuat pustaka kita ini dapat melihat fungsi ataupun variabel yang ada di program yang memanggil pustaka kita ini? Ini dinding yang bikin ku kepentok kemarin.

Aku coba teknik standar dalam bahasa C seperti mendeklarasikan variabel/fungsi itu dengan deklarasi extern yang artinya variabel/fungsi itu tidak dideklarasikan dalam pustaka tadi. Dan harus dicari deklarasi jelasnya dimana nanti belakangan. Namun teknik ini tidak berhasil.

Ternyata ada 1 lagi argumen di gcc yang bisa dipakai untuk mengatasi masalah ini. Argumen itu adalah argumen -rdynamic. Digunakan ketika kita mengkompilasi program yang akan memanggil pustaka kita tadi, agar variabel/fungsi-2 yang ada di program ini di eksport dan bisa diakses dari pustaka kita tadi pada saat dijalankan.

Dan masalah ini namanya adalah Reverse Dependencies. Gitu.

Capek dech.

Wednesday, November 15, 2006

Hmm... Free Software... yummy

Jadi,
Java, yang bahasa dan framework pemrograman, dan god knows what apaan lagi dia itu sebenarnya, yang dibuat oleh James Gosling dari Sun yang hebat itu, akhirnya menjadi Free Software dengan menggunakan lisensi GPLv2.

Hmm... ini artinya apa ya?

Friday, November 10, 2006

Jumpa lagi...

Pernah coba mrogram pakai bahasa tingkat Enak (e gede) kayak php atau perl atau ruby? Segalanya sudah enak tersedia disitu. Paling tidak, hampir segalanya.

Ada beberapa yang bisa dicatat, tapi saat ini, enaknya kita ngomongin soal "associative-array", salah satu jenis struktur data yang didukung oleh bahasa-bahasa tersebut. Dengan associative-array ini, kita bisa melakukan hal-hal sebagai berikut:

daftar_harga["apel"] = 2000;
daftar_harga["mangga"] = 3000;

Sekarang, mari bermain dengan bahasa C. Bahasa tingkat enak (e kecil) yang satu ini sungguh ajaib. Konsepnya gak banyak, cukup untuk bisa disimpen di alamat memori akses langsung di otak kita. Ini keliatan awalnya. Nyatanya, setan didalamnya cukup banyak untuk bisa bikin stress orang-orang yang gak siap mental.. :-)

Nah, di C, tidak ada yang namanya associative-array. Jenis data array memang ada di C, namun tidak associative, semua array hanya bisa punya indeks angka. Jadi kalau ingin melakukan hal seperti diatas dalam C, kita jadi harus melakukan, kira-kira, hal berikut:

#define APEL 0
#define MANGGA 1

daftar_harga[APEL] = 2000;
daftar_harga[MANGGA] = 3000;

penjelasan detailnya apa itu #define, silahkan cari di kamus-kamus terdekat.

Problem ini tentu saja selesai, kalau kita memang hanya ingin melihat daftar harga Apel dan Mangga. Bagaimana bila kita tiba-tiba ingin melihat juga daftar harga Jeruk, Salak, dan Semangka?

Di php dan kawan-kawan, ini bukan masalah besar, malah jika ingin kita bisa saja membuat associative-array secara dinamis dengan mengambil daftar buah dan harga dari sebuah file atau mungkin dari tabel di database.

Bagaimana melakukan hal yang sama dalam C?

Untuk itu, kita jadi perlu berkenalan dengan hash dan linked list, dua format struktur data yang bisa digambarkan dengan 1 kata; "Menarik"!

Dari dulu waktu mulai belajar C, kalau ketemu linked list, aku selalu garuk-garuk kepala. Pertama pusing, bagaimana sebenarnya dia bekerja, kemudian pusing, mengapa implementasi linked-list ku selalu berhasil mengeluarkan pesan "Segmentation fault". Dan terakhir, suka terkagum-kagum sendiri karena akhirnya (mengira) berhasil mengerti dan membuat linked list sendiri :-)

Cukup dengan nostalgianya.

Sekarang bagaimana kita bisa menggunakan hash dan linked list untuk implementasi sesuatu seperti associative array?

Konsep-nya sederhana, begini mungkin ceritanya:

1. Mengingat bahwa di C segala array itu hanya bisa diindex dengan angka, maka kita perlu merubah kata-kata yang ingin kita jadikan indeks itu menjadi angka terlebih dahulu. Inilah gunanya hash. Dengan menggunakan fungsi hash, kita bisa merubah kata-kata "pisang" jadi angka 1, misalnya.

2. Keliatannya selesai? Belum. Mengingat bahwa tidak ada fungsi hash yang sempurna, dalam artian selalu menghasilkan angka yang berbeda untuk setiap macam kata, maka tabrakan (collission) pasti akan terjadi. Misalnya, kalau hash("pisang") => 1, maka bukan tidak mungkin kalau hash("rambutan") juga => 1. Kalau begini, apa yang bisa kita lakukan? Ada dua yang kuketahui, 1 yang disebut dengan Chaining, dan 2 yang disebut dengan Open-Addressing.

3. Berhubung kita lagi ngomongin linked-list (dan aku gak ngerti Open-addressing *smile*), maka kita memilih metode Chaining untuk memecahkan masalah tabrakan tadi. Chaining ini artinya, semua data yang mau kita associate-kan kita simpan dalam sebuah hash-table dalam bentuk linked-list.

Susah juga ya menjelaskannya.
Mungkin aku harusnya menjelaskan soal apa itu linked-list dulu kali ya?

to-be continued aja dech... :-)

ps: anyone interested, please lookup the details on Google or Wikipedia, they should have it and should provide better explanations than what I can give.

Thursday, November 09, 2006

Bersyukur pada-Mu...

ya Allah,
aku sering lupa dan kurang bersyukur.

Untuk hidup yang Kau berikan...
atas setiap hembusan nafas.

Untuk mendung hari ini,
atau panas esok hari.

Thursday, October 05, 2006

Satu lagi korban keegoisan kita

Kemarin dulu, aku lihat berita, ada kakek-kakek tua meninggal di kolong jembatan.
Konon beliau meninggal karena sakit.

Begitu saja.
Tanpa ada yang menyadarinya sampai suatu ketika.

Satu lagi tamparan buat kita dan keegoisan kita.

Freakonomics

Menurut Steven D. Levitt di buku ini,

"Moralitas itu menggambarkan bagaimana dunia yang ideal"

sementara,

"Ekonomi menggambarkan bagaimana yang sebenarnya terjadi di dunia ini"

Levitt ini sendiri orangnya konon unik, misalnya dikisahkan, ketika ada seorang pengemis menghampiri dia, yang Levitt lakukan hanya menatap pengemis itu hingga dia berlalu sendiri.

Kemudian Levitt berkomentar,
"Wow, dia punya ponsel yang sangat bagus! Bahkan lebih bagus dari milikku."

Walau agak berat buatku yang gak pernah sepenuhnya mengerti ekonomi ini (walaupun telah berusaha, bener!) buku ini sangat menarik.

Di buku ini diceritakan bagaimana mendeteksi kejujuran eksekutif-eksekutif dan pegawai-pegawai perusahaan-perusahaan top dengan cara berjualan roti.

Atau betapa teori Broken Window yang selama ini dipercaya sebagai faktor utama yang berhasil mengatasi bahkan mengurangi kriminalitas di kota New York selama periode tahun 90-an itu ternyata hanya punya kontribusi minimal. Dan apa faktor utamanya? I don't want to be a spoiler. Just go read the book. (Gramedia, where's my percentage... ? )

Atau tentang mengapa banyak bandar narkoba masih tinggal bersama ibunya.

Dan banyak lagi kisah-kisah menarik lainnya.

Oh iya, menurut penjual roti itu, paling tidak 87% manusia itu jujur. Paling tidak, manusia-manusia yang bekerja di perusahaan-perusahaan kenamaan itu.

Wednesday, September 27, 2006

Bahayanya Senjata Nuklir

Tiba-tiba jalur komunikasi putus antara dua instansi militer penting.

Kemungkinannya cuman dua. Satu, semua jalur komunikasi alternatif terputus, dan kedua, ini yang mengerikan, serangan telah dilancarkan lawan yang menghancurkan dua instansi penting itu.

Jalur komunikasi itu punya banyak sekali rute alternatif, termasuk diantaranya melalui jalur telekomunikasi komersial. Jadi kemungkinan nomer satu ini sangat kecil.

Tanda bahaya dibunyikan, pesawat-pesawat B52 pun disiagakan, mereka diinstruksikan untuk menyalakan mesin dan bersiap-siap, namun juga untuk tidak lepas landas sampai ada pemberitahuan lebih lanjut.

Melalui komunikasi radio akhirnya didapatkan fakta bahwa tidak ada penyerangan apapun terhadap instansi-2 tersebut. Dan ternyata semua rute alternatif jalur komunikasi tersebut mempunyai satu titik simpul di sebuah stasiun relay yang saat itu punya masalah mekanik (motor kepanasan) dan mengakibatkan putusnya semua jalur komunikasi.

---

Peristiwa diatas dan banyak peristiwa-peristiwa "nyaris" lainnya yang hampir membawa dunia ke kehancuran akibat perang nuklir bisa dibaca disini.

Ini satu hal yang, menurutku, susah untuk dilihat secara optimis.

Bulan Penuh Berkah

Ramadhan itu bulan penuh berkah, kata seorang Akhmad Syakhlani.

Dan dia lebih lanjut mengatakan kalau kita seharusnya memandang Ramadhan dari sisi itu.

Hmm...

Aku berdoa semoga memang demikian adanya Ramadhan 1427 kali ini, penuh berkah, bagi semua. Bagi mereka yang melaksanakan kewajibannya, dan bagi yang lain, yang merasakan berkahnya melalui mereka yang melaksanakannya.

Dan semoga ridha Allah jadi milik kita.
Amin.

Ways on seeing religion differences

  1. To treat religion as the prime factor that defines a person and use this view to guide how we interact with other people. We might dislike them just by that, or on the contrary, loving them by that.
  2. To treat religion just like we treat skin colors, sure it make different people different, but when we interact with people as an educated person, we'll (usually) disregards skin colors. So we realizes the differences, might also grows some prejudice upon them, but we won't act by it.
  3. To treat religion as an insensitive issues, that really don't matter in everyday life.

So what's your view?

My own view right now might be a join of the views above.
I choose to respect the religion of others, may considered religion is irrelevant in many things on interactions with others in everyday life, and I also tend to care more for my own religion.

Errr... it sounds unclear.
Ok, let me rephrase, basically, my view is this:

(taken from Al-Quran, Surah Al-Kafirun, last verse)
"Lakum dinukum waliyadin"

It translates (my own words, please CMIIW):
"For you your religion, for me my religion".

No Judgement != No Opinion

Beberapa minggu lalu berlangsung diskusi kecil-kecilan di Isnet. Ngomongin perbedaan, dan bagaimana mengatasinya on conceptual, individual level. Menariknya buatku, diskusi ini mendalami pemikiranku yang lama tentang masalah ini.

Ibu Dr. Darfiana Nur yang hebat itu, menyebutkan sesuatu yang mirip dengan pandanganku tentang ini.

Basically its goes like this:
No judgement to the belief of others. But not opinionless.

Below is my personal stressing on the point (not hers).
I really, really, think that enforced personal judgements to others is bad.

And I really like to bring a point I've mentioned in the discussion here,
this point I raised when the discussion went on to mention that Muhammad SAW/PBUH had in several times enforced judgement to others when they disregards or insults Allah.

My point were:
" ... we are not Muhammad, may never will be. We don't have his wisdom, we don't have Allah direct guidance and we don't have his qadha and qadar ... "

When we judge people and enforce our judgements as if they were the only right possible judgements or interpretation on a matter, we have more or less acting as God.

And that is an unforgivable sin.

What's your 10 MRU shell commands?

Following a meme on planet debian:

$ history|awk '{print $2}'|awk 'BEGIN {FS="|"} {print $1}'|sort|uniq -c|sort -nr|head -10

81 ls
76 ll
71 cd
32 svn
27 vi
18 ps
16 apt-cache
13 find
13 exit
12 ssh


---

Nothing outstanding here...
Still an interesting things...

So what are yours?
Comment please.

Friday, August 25, 2006

Pointer to Function vs Pointer to Data

From http://www.opengroup.org/onlinepubs/009695399/functions/dlsym.html:

--- start ---

The ISO C standard does not require that pointers to functions can be cast back and forth to pointers to data. Indeed, the ISO C standard does not require that an object of type void * can hold a pointer to a function. Implementations supporting the XSI extension, however, do require that an object of type void * can hold a pointer to a function. The result of converting a pointer to a function into a pointer to another data type (except void *) is still undefined, however. Note that compilers conforming to the ISO C standard are required to generate a warning if a conversion from a void * pointer to a function pointer is attempted as in:

fptr = (int (*)(int))dlsym(handle, "my_function");
--- end ---

Hmm...

Hmm...

Hmm...

So that's why they do it like this:


* (void **) (&fptr) = dlsym(handle, "my_function");

me, on learning how to load a library ...

and the really funny thing:
I was actually searching first to linux kernel code to learn how they did module load/unload, before resorted to dl*() family of functions...

Poor me.

Friday, August 18, 2006

Merdeka!

Setting tahoen 1945.

atau 05, sebagaimana tercantum dalam teks asli proklamasi,
yang aku baru ngeh lagi kemarin, ketika mengikuti (dengan khidmat dong) peringatan detik-detik krusial itu kemarin.

Rakyat mendengarkan dengan khidmat, harap-harap namun bukan cemas, sesuatu yang lain yang dirasakan, bulu kuduk tidak mau kalah unjuk diri, menegaskan rasa itu. Merinding.

Soekarno pelan dan penuh ketegasan mengucapkan bait-baik teks yang disusun malam sebelumnya. Hatta dekat berdiri dibelakangnya.

Mungkin tak ada yang tahu bagaimana hari-hari berikutnya akan dilalui. Mungkin pula saat itu tak ada yang begitu memperdulikannya. Rasa haru dan bahagia terlalu dalam. Mengaburkan rasio.

Ketika teks selesai dibacakan, rasa yang terpendam pun meluap, memuncak, membuncah. Semua berteriak.

Merdeka!

---

Setting tahun 2000.

Aga lahir.

Negeri tempatnya lahir, berkubang dalam sengketa.
Sengketa berdarah antar saudara.
Mempertanyakan makna kemerdekaan.

Jika merdeka, mengapa menderita?
Jika merdeka, mengapa terkungkung?

tertekan. ditekan.

Tak bebas mencari makna hidup.
Tak bebas mengikuti langkah angin.
Terbelenggu.

Maka Aga pun Mahardika.

---
Setting tahun 2006.

Merdeka-pun mendua.
Sebagian terkekang karenanya.
Mungkin karena sadar bahwa Merdeka itu belum.

Sebagian, menari dalam setiap langkahnya.
Merasa bebas. Seperti angin. Tanpa batas.
Bebas tanpa arti. Mungkin juga tanpa isi.

Tidak sadari, bahkan angin pun mengikuti aturan-Nya.

Friday, August 04, 2006

A War on Stupidity and Arrogancy

Seen on planet debian (from: http://www.advogato.org/person/vorlon/diary.html?start=17):

On foreign policy

When you defend the death of a civilian
and say
he should have known better
he should have left his home
and his life
in the land of your enemy
that is hate.

When you say the boy's death was justified,
for daring to be born in that country
with such people
and such policies
it is because you hate.

When the war comes to your town
and you are caught in the cross fire,
I too will say,
you had it coming.

---

What more we can say?

I'm hereby declaring a war on stupidity, ignorancy, and arrogancy shown by Israel and America, winners of the Stupid and Arrogant Goliath of the century award.

I do realize that there still exists many smart, sightful people with conciousness on both countries, to them I offer my condolences for being intellectually impotent, though that may not be by their own will.

And this war is not limited to those countries, but also to others who shows that kind of stupidity, ignorancy and arrogancy.

Monday, July 17, 2006

The War on Terror ?

This one taken from: http://www.britshalom.org/csforum/read.php?id=43?

"You and your friends have no moral right to be there and certainly not to do what you are doing to the population there. You have no moral right to imprison the population, to enter their homes in the middle of the night, to go from home to home by breaking down walls, to detain people indiscriminately, to destroy, to shoot, to tyrannize and to inflict casualties."

It's a reply from an Israelian to a letter from an Israel's soldier.

---

We're all living in a very sad period.

A period where intolerance, greed, and stupidity rules. A period where people stop using their sanity, and chooses to be insane. A period where people stop using their hearts, even forgot about it.

Terrors, as in peace effort, is not an individual or group act, it is a global, unified act. That's why when we said we should bring war on terror, at that moment, if we have self dignity and a little piece of consciousness, we should realize that we should start the war onto ourself.

And it's not a war of weapons.
It's a war of mind and heart, a war of finding one's trueself. A war against one's inner-evils.

B'cause human are meant to love and be loved.

If we care for all the children of war, to all the victims of war, past present and future, we should stop these stupid wars on terrors and start healing ourselves and others.

Start to love again.

Wednesday, June 28, 2006

Ali bin Abi Thalib r.a.

Waktu ditanya,

"diantara shahabat-2 Nabi, siapa yang paling kamu kagumi?"

Aku menjawab, "Ali bin Abi Thalib r.a.".

Hari ini, dari blog-nya mas Fami yang luar biasa, aku mendapatkan nasihat-nasihatnya Imam Ali ketika beliau akan wafat, daripada nanti aku pusing lagi mengingat-ingat nasihat-nasihat beliau itu, aku paste saja disini.

”Aku berpesan kepada kalian berdua, bertakwalah kepada Allah. Jangan mencintai dunia, walau ia menggodamu. Jangan menangisi sesuatu yang menyusahkanmu. Sampaikan kebenaran. Sayangilah anak yatim. Beri petunjuk orang yang sesat. Berbuatlah untuk akhirat. Jadilah musuh orang zalim, dan pembela orang yang dizalimi. Berbuatlah sesuai dengan Kitab Allah. Dan jangan jadikan Allah sebagai sasaran caci maki.”

”Aku berpesan padamu, Nak. Hendaklah engkau bertakwa kepada Allah, mendirikan shalat tepat waktu, menunaikan zakat pada yang berhak, menyempurnakan wudhu karena tidak sah shalat tanpa bersuci. Aku berpesan padamu agar memaafkan dosa, menahan amarah, bersilaturahim, bijaksana pada orang bodoh, mendalami ilmu agama, tabah dalam menghadapi masalah, menjaga Al-Quran, bertetangga dengan baik, menyeru kepada kebajikan, melarang kemungkaran dan menghindari perbuatan keji.”


Nasihat-nasihat beliau ini sulit kuanggap sebagai nasihat-nasihat kosong, kalau mengingat kisah-kisah beliau selama hidup.

Manusia-manusia luar biasa yang dibentuk oleh Rasulullah seperti ini, pastilah sedang dirindukan sangat oleh bumi. Rindu dendam yang membuatnya memuntahkan isi perutnya dan menggoncang alam serta makhluk-makhluk yang sedang lupa.

Jadi inget surat Al-Zalzalah.

Ada 600.000

.... orang superkaya di Indonesia.
Konon kabarnya.

Kalau 600.000 orang superkaya ini, memberi modal usaha 100 juta rupiah untuk 10 orang indonesia lainnya, dan aku yakin 1M rupiah itu bukan jumlah besar buat mereka, maka kita bisa mengurangi 6.000.000 pengangguran di Indonesia.

Pada saatnya, usaha 6.000.000 orang itu akan menarik minimal 10 orang lain lagi, itu artinya 60.000.000 orang Indonesia. Bisa dibayangkan jika 60.000.000 orang Indonesia ini punya keluarga minimal 1 orang istri/suami.

Well, mungkin, gak seindah itu.
Tapi kalau 20% saja dari jumlah itu yang berhasil, 12.000.000 orang. Wow.

Di Isnet sekarang lagi berkembang diskusi untuk mendanai proyek-2 penelitian. Agar para ilmuwan bisa fokus sepenuhnya mengembangkan ilmu dan berinovasi tanpa harus memikirkan nasib anak-istrinya. Mungkin bisa juga 600.000 orang superkaya tadi membantu kearah ini.

Ustadz Nadirsyah Hosen juga menekankan kalau Indonesia bisa menjadi Emas lagi, jika ulama-nya (baca: ilmuwan-nya) sibuk menggali Ilmu.

Monday, June 26, 2006

Wednesday, June 14, 2006

On Togetherness

I really don't believe that God has created mankind and the world which we're living, under the same blue sky and burning sun, and all's just for sideseeing how fast we can destroy it and ourselves.

A scene in Mahatma Gandhi (the movie) strikes me.

There are two extremes on the political situations that time. One part was demanded to split India to separate states, both with each own Islam and Hindu territory (which is now becoming Pakistan and India), other was insisted to became one nation.

Gandhi was about to go onto a meeting to discussed the future of India. There are demonstrants gathering just in front of the blocks where Gandhi's living. And they blocked Gandhi's way out, asking, why did Gandhi participating in the meeting, they insisted on asking Gandhi to support separation of India.

Gandhi was very upset. He speaks, "I'm a hindu, a moslem, a christian, a jews, a buddhist. I'm all of you." And then he speaks about how sad and mad he is to see that his struggle for India's independence has turn to politics and society clash.

In another scene, Gandhi also speaks of how he miss the day, when as a child, he is playing and learning with friends, reading both Tripitaka and Qur'an side by side, learning from each other.

Something said in X-Men-3 pointed out more to me (taken from my lousy memory):

"In the world where intolerance, ego, and anarchy arise, there are brave men who fought against them in search for a better world. A world of harmony."

Imagine there is no heaven.

Tuesday, May 16, 2006

Kehidupan Ghifa

Kalau Aga mengajariku soal keajaiban, dan Nadia mengajariku soal kesabaran.

Maka Ghifa, mengajariku soal kehidupan.

Selamat datang Ghifa, semoga Allah mengiringi tiap langkah kita bersama dengan ridha-Nya. Dan semoga Dia juga akan membimbingmu pada saatnya nanti dengan rahim dan rahmat-Nya.

(ps: Ghifa itu titipan Allah yang ketiga di rumah kami, baru saja datang Jumat kemarin, May 12, 2006 13:50-13:55 JAVT)

Wednesday, May 10, 2006

Reading the Google Story

Me currently reading The Google Story.

Inspirational, to say the least.

Wednesday, May 03, 2006

Selamat Hari Pendidikan Indonesiaku

Indonesia adalah negeri yang menyediakan banyak kesempatan untuk berbuat. Untuk beramal. Begitu banyak hal yang masih bisa dilakukan disini, mungkin karena banyaknya sehingga orang-orangnya jadi sering sibuk diskusi (baca: debat -red) memikirkan hal-hal apa saja yang perlu, bisa dan harus dilakukan.

Untungnya beberapa orang melangkah ke tahap berikutnya, hingga banyak ide-ide yang akhirnya mewujud dan menjadi nyata. Mewarnai Indonesiaku.

Syahdan ada pak Yohannes Surya yang entah sudah kesekian berapa kalinya menghantarkan anak-anak bangsa menjadi jawara-jawara di ajang Olimpiade Fisika tingkat Asia dan Dunia.

Prestasi yang bukan sembarangan, secara umum, kita seringkali jadi juara. Untuk tingkat Asia saja, kita masih diatas Singapura, Taiwan, dan bahkan Israel (yang masih ndableg itu)! Hanya sedikit dibawah Cina. Dan bahkan untuk Fisika praktis, Indonesia adalah pemenang pertama.

Lalu ada juga Ibu-ibu kembar Kartini (namanya siapa ya ibu-ibu itu?). Kusebut demikian, karena prestasi mereka yang __sungguh__ sangat luar biasa. Sejak tahun 1996 mereka membantu anak-anak yang kurang mampu agar bisa bersekolah juga.

Bagaimana caranya?
Dengan mengadakan sekolah gratis (iya, gratis!) untuk anak-anak itu di kolong-2 jembatan layang/tol di DKI Jakarta. Dan sekarang ini konon sudah banyak alumni-2 sekolah-sekolah mereka yang sudah menjadi dokter, polisi, pengusaha dan lain sebagainya.

Sekarang ini Sekolah Darurat Kartini, begitu namanya, sudah tersebar ke berbagai penjuru tanah air.

Aku ingin berdoa, ya Allah, berikanlah yang terbaik buat para pejuang seperti mereka ini.

Tuesday, May 02, 2006

Script to convert lots of OGG to MP3 with GStreamer

After I find out how to use gstreamer to convert ogg to mp3, another obvious problem suddenly appears. How do I convert many ogg files to mp3 using gstreamer?

I solve this problem using some bash script kung-fu. It might be ugly or not the best solution, but it work for me.

First, I create an executable script file with this content:

--- convert.sh script start ---
#!/bin/bash
(
IFS=$'\n';

mkdirhier $2$1;
for j in `ls $1*.ogg`
do
k=`basename $j`;
gst-launch-0.10 filesrc location="$1$k" ! oggdemux ! vorbisdec !
audioconvert ! lame ! filesink location="$2$1$k.mp3";
done
)
--- script end ---

And then, to use this script to convert many ogg to mp3, I use this command on bash prompt:


(
IFS=$'\n'
for i in "folder1/" "nested/folder2/" "here is another folder/with ogg/";
do
./convert.sh $i /destination/folder/;
done
)
IFS is Input Field Separator, an environment variable used by bash to split inputs. Here we need to only split input by newline ('\n').

Hope it helps some poor soul out there :-)

Oh btw, because I'm using gstreamer here, this script can easily be changed to convert __any__ multimedia file to any multimedia file that supported by gstreamer.

Wednesday, April 19, 2006

Debian vs Ubuntu - Part II

Before, here's part I .

Don't get me wrong. I don't think Debian is hard __at_all__.
By far, Debian is one of the best GNU/Linux distribution in simplifying life of its users.

What I mean is like this, in Debian, I can do many things much easily/confidently than in Ubuntu. Like auto-configuration of network, for example. In debian, I can just do `apt-get install laptop-net`, edit some configuration files, and 'Bismillah', I get network auto-configuration, which is very important for travelling laptop user like me.

Sure I can do the same in Ubuntu, but it just felt not right. With much of its customization, like the great job they done for power management, these kinds of things should've also at least been made simpler to configure, if not zero-configuration.

Even power management in Ubuntu still has some flaws, like hibernation that takes too long. This, I suspect because they are using in-kernel swsusp instead of the still out-kernel suspend2 which, by my experience, is faster and quite stable. I don't have a problem with this, if Ubuntu also provide ways to change to suspend2 easily. By now, I don't think Ubuntu provide this (and other kernel-related tweaking). Please CMIIW.

Can I just get the best of both worlds? (The most updated (desktop) packages in Ubuntu, with the ease of tweaking in Debian)

may be continued ...

Wednesday, April 12, 2006

Debian vs Ubuntu

For a start. I've to say, that I like them both.

But for my own uses, I think I'll get back to Debian.
One thing that I believe Debian is good at for me is, the fact that they don't customize much of their distributed softwares.

It make it easy for me to handle the craziness of the systems I'm installing Debian to. Mostly ofcourse they are the systems I'm going to use, or maintain.

While Ubuntu, I believe will be good for the people that don't want to mess with the internals of the systems, let alone changing the configurations here and there. May also never think of what the kernel really is :-)

And for now, for that very need of my own customizations, I'll get back to Debian.

to be continued ...

Tuesday, March 28, 2006

GStreamer, the F/OSS multimedia framework

Hari ini coba iseng sebentar bermain dengan gstreamer.
Dari dulu selalu bertanya-tanya... barang lucu yang satu ini bisa ngapain sih.

Ternyata dia bisa bantuin aku konversi Ogg to mp3 dengan "mudah".

Gini judulnya:

gst-launch-0.10 filesrc location="01-Song.ogg" ! oggdemux ! vorbisdec ! audioconvert ! lame ! filesink location="/tmp/01-Song.mp3"

Aku gak pakai sih mp3 itu. Format pilihanku tetap ogg. Dan CD ku yang di-ogg-kan, asli-asli semua lho. I Say No to Bajakan! :-)

Perintah diatas berangkat dari keingintahuan iseng doang. Menarik? Sedikit sih. Soalnya di dunia penuh kegelapan seperti MS-Windows yang serba cantik itu, konversi diatas (dulunya) minimal butuh download software tambahan, yang seringkali musti kita "crack" lagi sebelum bisa dipakai.

Sekarang sih katanya gstreamer sudah tersedia juga di platform MS-Windows.

(oh ya 1, aku pakai gstreamer yang versi 0.10, yang versi 0.08, seharusnya gak jauh beda)
(oh ya 2, salah satu plugin gstreamer yang kupakai diperintah diatas adalah lame, yang konon kabarnya belum patent-free, tapi aku gak tau itu lame yang itu, atau lame yang sudah free dari Fluendo, yang mereka rilis untuk gstreamer 0.10)

Monday, February 27, 2006

Devils and Dust

Well I've got God on my side
And I'm just trying to survive
What if what you do to survive
Kills the things you love
Fear's a dangerous thing
It can turn your heart black you can trust
It'll take your God filled soul
Fill it with devils and dust


(Bruce Springsteen)

Wednesday, February 08, 2006

Serba Serbi... Etc... etc...

Let's See what has happened to me, my life and the world after the New Years (3 New Years has passed, by the way).

So, Happy New Year, Gong Xi Fa Cai, and Marhaban ya 1427H.

Aku sendiri punya kesempatan untuk mengunjungi Australia (Canberra-Sydney-and a little bit of Melbourne). Belajar Network Costing judulnya. Setelah dua tahun ikut membantu project itu, lumayan juga dapet jatah jalan-jalan. Padahal pertamanya dulu sempet bingung, kok bisa aku yang ditunjuk ya? Network Costing apaan sih? He..he..

Terus projects lain juga banyak yg sudah selesai (80%-keatas). Tapi banyak yang belum, dan yang 20% itu sendiri seringkali lebih menekan dari yang 80% ya?

Bikin weblog baru judulnya Indonesia Bagus, tempat dimana aku harap aku bisa menyumbangkan sesuatu yang positif buat negeri tercinta. Walau sekarang masih berisikan tulisan-tulisan lucu, mana tahu apa yang bisa dibawa oleh waktu dan usaha nanti?

Ngomong soal blog, hey, Blog-nya mas Koen berubah! Jadi lebih apa ya? Mas Koen bilangnya sih "Elegan", kalo aku sih bilangnya jadi keliatan lebih dalem lagi. Seperti air yang tak beriak, karena kedalamannya. All the best for you Mas.

Ditengah berbagai kerumitan teknis, aku putuskan untuk ganti Distro Linux di laptop-ku jadi Ubuntu, banyak alasannya sih, sisi teknis maupun bisnis. Ini keputusan yang agak berat lho, mengingat beragam kemesraan yang telah kujalani bersama Debian. Those lovely moments.

Di dunia Computing, aku agak-agak surprise sendiri, tahun kemarin, TEAM (the Traffic Engineering Software I've created here), agak-2 bersifat santai-2 (untuk tidak menyebutnya iseng) aku ikut sertakan dalam APICTA Indonesia (apaan tuh? Google aja ya). Masuk dalam kategori Communication Application, TEAM berhasil meraih peringkat pertama. Wow, seneng juga waktu itu, apalagi jadi sempet salaman langsung sama Pak Menteri. Namun merasa agak-agak lucu, karena aku yakin bener kalo di dunia Computing, aku ini masih cukup bego/gak tau apa-apa.

Memang kemarin gak dapet apa-apa sih, aku juga gak mengharapkan apa-apa. Tapi konsekuensi buat para pemenang di tingkat Nasional kemarin adalah berhak ikut APICTA tingkat Asia Pacific, tadinya mau di Bali, tapi karena ada bom Bali, jadinya diundur dan akhirnya diputuskan diadakan di Chiang Mai Thailand.

Nah, Minggu depan ini, tepatnya sekitar 15-21 Februari 2006, aku kan pergi kesana. Dan kali ini, ugghhh, bebannya kerasa banget. Aku udah gak bisa pergi dengan santai lagi, judulnya juga udah berat sekarang, mewakili diriku, perusahaan, dan Negeri tercintaku Indonesia.

Dan sampai hari ini, presentasiku belum siap juga... Wahh!!!

Eh, btw, kalo memang berita ini benar, selamat buat para pemenang.

Hmm... banyak kerja lebih besar lagi nih kedepannya.

Seems like its going to be a tough year.

Thursday, December 22, 2005

Ziarah



Ziarah
(Photo was taken from http://serambinews.com)

Do you feel the pain?

Wednesday, December 07, 2005

Maniac Muslims

Got the great website from Om Budi Rahardjo.
Really funny in a peaceful way!

I especially now, enjoying this article:
http://www.maniacmuslim.com/Online_Nikkah.html

Haa..haaa....haaa...!!!
Can't stop LOL.

Tuesday, December 06, 2005

Tentang Target

Makanya Allah juga bilang, berdo'alah kepada-Ku, niscaya kan Ku-kabulkan.

Ada yang menanggapinya dengan segera berdo'a tentang segala macam keinginannya agar segera dipenuhi Allah. Sah-sah saja ini sih! Banget!

Ada yang menanggapinya dengan penuh rasa malu dan hanya berdo'a memohon kebersamaan dengan Allah dimana saja.

Kalau aku saat ini menanggapinya dengan pengertian bahwa itu adalah perintah untuk membuat rencana. Membuat target-target dalam hidup. Bisa yang tinggi, bisa yang rendah. Bisa susah, bisa mudah.

Misalnya bikin target supaya besok bisa sampai kantor jam 8 tepat!
Atau target bisa lunasin hutang-hutang dalam 2 bulan kedepan... misalnya.

Mungkin juga membuat rencana yang lebih besar lagi, seperti dalam Peta 10 tahunnya Fahri di Ayat-Ayat Cinta itu, misalnya jadi Presiden RI tahun 2014. (Nggak deh.... mendingan jadi programmer kernel kaya-raya di tahun itu... he...he...)

Target-target atau rencana-2 kayak begini biasanya (insya Allah) didukung sepenuhnya sama Allah, kemudian kita tinggal ajukan proposal, eh, berusaha, terus bikin PO ... maksudnya Purchase Order, maksudnya lagi Do'a. (Susah juga kalo tempat duduk udah dekat orang-orang Purchasing... )

Insya Allah, target-target itu akan terwujud.

Gak percaya? Coba deh.
I know It's true for me.

Ar-Rahman dan Miss Sarajevo

Ar-Rahman:

Fa bi ayyi alaa'i Rabbikuma tukadzdziban?

Maka nikmat Tuhanmu yang mana lagikah yang kan kau dustakan?

Then which of the favours of your Lord will ye deny?


Miss Sarajevo (from U2)

...
Is there a time to run for cover
A time for kiss and tell
Is there a time for different colours
Different names you find it hard to spell

Is there a time for first communion
A time for East 17
Is there a time to turn to Mecca
Is there time to be a beauty queen
...

Maka nikmat Tuhan ku yang mana lagikah yang kudustakan?

Ketika semua hal yang miss Sarajevo itu susah untuk melakukannya, konon lagi menikmatinya, maka, Nikmat Tuhan ku yang mana lagikah yang kudustakan?

Ketika aku menikmati sebuah pisang matang hari ini, bersama kopi yang pahit tanpa gula sama sekali, maka Nikmat Tuhan ku yang mana lagikah yang masih bisa kudustakan?

Ketika bersujud memohon ampunan-Nya, dengan sungguh susah payah berusaha khusyu, maka Nikmat Tuhan ku yang mana lagikah yang aku lupakan?

Semua hal yang kuanggap biasa dan sewajarnya saja terjadi dalam hidupku, maka dimanakah diantara hal-hal itu yang bisa kudustakan?

Adakah?

Fa bi ayyi alaa'i Rabbikuma tukadzdziban.

Thursday, November 24, 2005

Uleulheue

Uleulheue (baca buat yang belum tau: Ulele),
adalah sebuah daerah pantai yang jadi terkenal sejak tsunami kemarin, karena fotonya masuk dan jadi referensi dunia di digitalglobe.com yang menunjukkan akibat dahsyat tsunami waktu itu.

Uleulheue,
adalah juga tempat aku tinggal ketika pertama tiba di Banda Aceh 8 tahun lalu. Aku mungkin udah cerita bagaimana perasaanku akan Banda Aceh, begitulah juga akan Uleulheue.

Dan sebetulnya, aku baru sadar kalau foto di digitalglobe itu adalah pantai Uleulheue ketika aku melihat-lihat lagi foto-2 itu kemarin dari wikipedia.org. Dan aku jadi tiba-tiba merinding ketika menyadari rumah Bang Eddy, tempat aku tinggal dulu, ternyata merupakan bagian pantai yang berubah jadi laut di foto-2 itu.

Bang Eddy orang baik. Lugu, namun sangat baik.

Beliau tinggal di Uleulheue bersama orang tuanya. Dalam rumah standar tepi pantai Indonesia, yang terbuat dari papan. Dia juga yang pertama kali menawarkanku untuk tinggal dirumahnya ketika aku tiba dulu. Walau cuma seminggu aku menetap disitu, banyak hal yang terjadi. Aku juga jadi kenal baik dengan warga sekitar situ. Mengenal pantai Uleulheue yang jadi tujuan wisata di hari minggu...

Posting ini muncul dari keinginan kuat untuk bisa berada disana lagi pada 26 Desember besok.

Terror.. terorejing...

Berkaitan dengan isu terorejing yang memanas kembali akhir-akhir ini,

I really do regret that it happened. Dan sekali lagi, I can only pray for them. For the victims souls, I really hope they are the ones that declared as "Syuhada".

Untuk para pelakunya, aku cuma bisa bilang, semoga segala dosa kita diampuni Allah. Dan untuk bos-nya yang masih hidup: jangan cemen gitu dong, kalau memang berani dan cerdas, came out in the open, say your lines and say it meaningfully. Dan jangan bawa bom ya.

That said, I can't really blame the whole thing on them also.

Perilaku terorejing itu bukan perilaku normal manusia. Aku gak percaya kalau ada bayi yang dilahirkan dengan membawa dendam kesumat dan rencana besar penghancuran dalam genggamannya.

Ada proses yang membentuk orang jadi seperti itu. Dan proses itu aku percaya masih berlangsung hingga kini, sebagian karena memang masih ada pihak yang ingin agar proses itu tetap berjalan, sebagian karena memang seperti bola salju, ketika sudah bergulir cenderung akan terus membesar.

Kita perlu usaha bersama untuk menghentikan proses itu, membaliknya dan mengubahnya kearah yang baik. And it is a universal effort.

Bukan malah bikin effort untuk mengejar-ngejar orang Islam, ditangkepin kayak ayam, dilarang belajar ngaji dsb-nya. Itu mah tindakan konyol (I mean it, konyol!) yang hanya akan menambah terorejing yang sudah terjadi. Bersikap waspada itu harus, and I do understand bahwa gak semuanya orang Islam itu pinter dan bisa memahami fiqh dengan sempurna (and that includes myself), tapi memfokuskan usaha dititik itu sama saja menyiram api dengan minyak.

IMHO, usaha mustinya diarahkan ke titik penghentian semua tindakan tidak adil di dunia, misalnya sikap amrik sama israel (yang tetep ndableg!), huru-hara di Irak dan Afghan yang juga akibat si sin*t*ng amrik dan sekutunya. Kegiatan kegiatan gak beradab (baca: biadab) dan hanya mengutamakan duit seperti itulah yang menimbulkan dendam yang dah hampir pasti akan kita tuai lagi buahnya nanti.

Dan buahnya itu (yang insya Allah pahit rasanya), sialnya, gak cuman buat orang amrik sendiri, tapi juga buat orang-2 indonesia manis kayak kami ini :-)

Confession of an Economic Hit Men

Baru baca buku serem campur lucu itu.

First thing first,
I don't really believe the whole story told in there.

But as they said, even false alarm can give you meaningful information.

Jadi ceritanya gini,
sejak setelah perang dunia II, untuk mempertahankan hegemoni-nya atas dunia, amerika (or at least, sekumpulan orang yang tinggal disana) mencari berbagai macam cara yang bisa digunakan untuk tetap menguasai dunia tanpa perlu menyatakan perang.

Salah satu solusinya adalah dengan melakukan "penjajahan ekonomi" terhadap negara-negara lain, terutama LDC (Less Developed Countries).

Pertama dibikin laporan ajaib yang menyatakan pertumbuhan ekonomi LDC itu bisa melesat luar biasa jika dilakukan beragam pembangunan infrastruktur, mulai dari jalan hingga stasiun pembangkit tenaga listrik. Inilah tugas si economic hit men.

Kemudian, atas dasar itu LDC bisa mendapatkan bantuan pinjaman dari Bank Dunia USAID dan lain-lain institusi keuangan dunia yang sebetulnya juga dikontrol amrik. Economic hit men pun membantu disini dengan mempertahankan laporan ekonomi yang dia buat tadi.

Nantinya kan yang mendapat order proyek-proyek itu, perusahaan-2 amrik sendiri, artinya duitnya kembali lagi. Tapi LDC itu tetap harus membayar cicilan utangnya hingga ke anak cucu tujuh turunan... itu juga kalau gak dijajah lagi :-(

Menurut John Perkins si pengarang, supaya gak ketahuan ini ulahnya pemerintah amrik, economic hit men itu dipekerjakan bukan oleh CIA atau FBI ataupun NSA, tapi dipekerjakan oleh perusahaan Konsultan swasta. John sendiri mengaku bekerja di salah satu perusahaan tsb yang dikenal dengan sebutan MAIN.

John juga cerita kalau dia pernah melakukan tugasnya itu bahkan merupakan tugas pertamanya, di Indonesia. Siapa ya yang dia temuin dulu? Gitu deh.

Diceritakan juga, ketika amrik di-embargo minyak pada taun 70-an dulu oleh negara-negara Arab karena amrik mendukung israel si pinter tapi ndableg itu, kekuatan para economic hit men ini digunakan untuk menyusup ke arab saudi, supaya arab saudi juga jadi tergantung dan menjadi teman amrik, jadi amrik gak perlu takut embargo lagi.

Dan saudi juga gak perlu takut dimusuhin tetangganya, karena dia mendapatkan penjagaan ketat dari teman barunya. Pada jaman itu dan hingga sekarang, siapa sih yang berani melawan tentaranya amrik? Walhasil menurutku, secara de facto kali ya, Saudi itu udah jadi negara bagiannya amrik, yang ke 52 setelah israel (yang ndableg itu) kali.

Jadi, siapa bilang kiblat kita (literally, materially, and sometimes spiritually) bukan Amerika? ;-)

Sebenernya sih bukan fenomena baru juga hal kayak begini ini,
Jaman raja-2 jawa masih berkuasa dulu (eh sekarang masih ya? *smile*), udah umum kalau para adipati itu harus setor upeti ke kerajaan. Yang gak setor? ya dibantai abis deh.

Well, history repeats.

Monday, October 10, 2005

I'll be bloggin it

Got this funny one from planet Debian:

I'll be bloggin it

(Zur Melodie von "Every Breath You Take" von The Police)

Every food I take
Every noise I make
Every car I break
Every lie I stake
I'll be blogging it

Every single day
Every word I say
Every game I play
Every cent I pay
Ill be blogging it

Oh can't you read
What's on my feed
How my weblog grows
As the net time flows

Every meme I take
Every cake I bake
Every noise I make
Every track back fake
I'll be blogging it

Since I blog I never live without a trace
I type at night I will win the weblog race
I look real nice but just on my planet face
I feel so hyped and as long as that's the case
I keep blogging today today please...

Oh can't you read
What's on my feed
How my weblog grows
As the net time flows

Every food I take
Every lawn I rake
Every cake I bake
Every car I break
I'll be blogging it

Every swim I lake
Every song I make
I'll be blogging it

I'll be blogging it
I'll be blogging it
I'll be blogging it
I'll be blogging it

© 2005 Joachim Breitner

Tuesday, October 04, 2005

Ramadhan

Tantangan Ramadhan kepadaku setiap tahunnya selalu sama.

Bagaimana aku bisa menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Teka-tekinya memang gak pernah sulit, all the puzzle pieces is there, tapi memang cara menyusun setiap komponennya agar menjadi gambar yang indah, bermakna, dan pada tempat yang benar disaat yang benar mungkin juga dengan cara yang benar (gak selalu sih) adalah masalah yang gak kan pernah selesai buatku.

Demi Masa.
Satu langkah Satu waktu.


Selamat Datang kembali ya Ramadhan.

Engkau dimulai dengan Cinta,
Dijalani dengan Cinta...
Ditutup dengan Cinta.

Sungguh, Bulan yang penuh Cinta,
untuk mereka yang men-Cinta.

Tuesday, September 06, 2005

Bedahlah Rumahku Doaku Untukmu

Catatan Pinggir

Bedahlah Rumahku Doaku Untukmu


Haru.

Itulah selalu yang kurasakan setiapku menyaksikan tayangan reality show Bedah Rumah. Apalagi ketika melihat tangis bahagia dan sujud syukur yang dilakukan para pemilik rumah yang dibedah.

Bedah Rumah, memang menampilkan suatu hal yang berbeda. Dan aku pribadi tidak terlalu mau tahu motif apa yang mendasari pembuatan acara realita itu, bagiku yang mereka lakukan terlalu mulia untuk kupersoalkan lagi.

Hanya bisa berharap tayangan seperti itu diperbanyak lagi, mungkin dengan skala lebih besar lagi. Bosan rasanya melihat tayangan-tayangan yang melulu mengedepankan nilai jual _tanpa_ memandang sisi manfaat ataupun mudharatnya.

Aku sendiri, ini pelajaran berharga. Penuh hikmah yang bisa diambil. Misalnya, bahwa ternyata menjual sesuatu itu tidak perlu selalu menggunakan cara-cara kurang kreatif yang hanya mengandalkan nafsu.

Hikmah lainnya, misalnya, ternyata masih ada orang-orang yang memiliki jalan hidup lebih penuh perjuangan dari jalanku. Dan aku yakin, mereka (meminjam istilah Mas Koen) __jauuhhhh___ lebih berhak stress dari diriku.

Bersyukur rasanya, bahwa ternyata masih ada yang peduli, dan mau bergerak untuk mengulurkan tangan.

Do'aku ya Allah, tolonglah mereka yang menolong hamba-Mu.


Aku jadi malu.

Jakarta, 8 Agustus 2005.

Monday, August 29, 2005

Tentang Keadilan Kapitalisme

Aku sungguh tak mengerti akuntansi. Apalagi kapitalisme.

Untuk itu izinkan hari ini aku bertanya pada kalian kaum yang sungguh percaya dengan nilai kapitalisme.

Adakah keadilan, didalam kapitalisme?

Ketika sebuah perusahaan berkembang dengan pesat selama 10 tahun, dari sebuah bayi menjadi sebuah raksasa (walau raksasa lokal), dan para penggerak utama dari perusahaan tersebut tidak mendapatkan grafik pendapatan yang sama melonjak-lonjak-nya dengan grafik pendapatan perusahaan, minimal punya tren yang sama-sama naik walau dengan indeks yang berbeda. Maka terasa tidak ada keadilan didalamnya.

Ketika hasil utama raksasa goliath itu malah diambil oleh goliath lainnya, dan daud-daud didalamnya hanya bisa meringis, kalau bukan menangis.

Seorang supir taksi pernah berkata, yah memang begitu adanya sebuah perusahaan, makin besar dan makin sukses dia, maka karyawannya akan semakin ditindas.

Karena apa? Karena karyawan bukan pemegang saham kah? Karena karyawan adalah ongkos, bukan asset?

Aku sungguh tak mengerti akuntansi, apalagi kapitalisme. Namun Maaf, hari ini aku tidak bisa diam.

Melihat begitu saja kezaliman berlalu.

Friday, August 12, 2005

Titik-titik

Tiba-tiba teringat sebuah email lama di milis kenangan. Dari seseorang yang boleh kuanggap guru juga.

Untung masih inget judulnya, buru-buru nanya ke Om Google, dan akhirnya dapat. Daripada kehilangan lagi, lebih baik aku simpan saja disini.

Titik-titik.
R. Sunarman

Pengantar:

Mohon agar teks berikut dipahami dengan penuh kearifan.
Substitusi yang tepat dengan perkataan kita sendiri akan membantu
kita untuk memahami perkembangan spiritual dalam tasawuf.


LAPISAN GWAKANG

Garis merupakan kumpulan titik-titik.
Tanpa titik tak 'kan ada garis.
Titik awal dan titik akhir yang terletak
di koordinat tak terhingga,
bila bertemu akan membentuk lingkaran.
Lingkaran selalu mempunyai titik pusat
dengan jari-jari tak berhingga pula.
Apabila lingkaran tersebut diputar,
berlawanan jarum jam maka
terbentuklah kulit bola luar, yang berputar.

Di dalam dunia kangow (dunia persilatan)
lapis luar kulit bola adalah lapisan Gwakang
lapis yang merupakan dasar-dasar sembari
memperkuat dan mengandalkan otot
Lapis ini bisa juga disebut lapis tata cara
atau lapisan syariat

Seorang murid diibaratkan sebuah titik.
Skenario Chin Yung dan Gan KL selalu sama
murid harus melalui lapis ini puluhan tahun
tanpa mengerti apa hubungan kuda-kuda,
dengan memasak, cuci piring,
bebenah halaman dan duduk diam
yang pasti mereka dilarang turun gunung.

Para Suheng seringkali melatih
dengan kaku tanpa kompromi
karena mereka hanya meneruskan
ajaran yang diterima turun-temurun

Siaw Lim Pay, Kun Lun Pay, Bu Thong Pay dan pay-pay lain
merupakan ajaran-ajaran kelompok titik-titik
Di lapis ini para titik hanya mampu
melihat titik-titik sekelilingnya, karena
saat itu belum ada pesawat ulang alik
yang tembus ke jagat tanpa batas.

Setelah puluhan tahun berlatih
para titik semakin percaya diri
berbekal buku-buku tangan, otot kapalan
seringkali mencuri turun gunung
untuk piebu (bertanding) sesama titik lain
karena sering menang pula
maka banyak titik menganggap ilmu
sudah rampung.

Terkadang dengan hanya menyebut nama Pay
lawan seringkali sudah mengalah......
Yang pasti mereka hanya tahu bahwa
pay merekalah satu satunya perguruan
yang paling hebat di seantero kangow.

LAPISAN LWEEKANG

Beberapa murid yang kebetulan tekun
seringkali merasa hawa panas
bergerak gerak di tien tan, konon
terletak tiga jari di bawah pusar.

Sayangnya pengarang cerita seringkali
kikir dalam jumlah murid seperti ini.
Titik ini pada umumnya masuk
Ke lapisan kulit kedua ke arah pusat
yakni lapisan lweekang, di mana
penemuan atas hubungan cuci piring
dan duduk diam agak terbuka maksudnya.
Walaupun masih terbatas pada bukti,
bahwa tenaga tidaklah tergantung otot.
Lapisan ini juga bisa disebut lapisan tarekat.

Ada kebanggaan pada lapis ini.
Titik boleh belajar langsung dari Suhu
dan sekali kali dapat tugas turun gunung.
Selain itu murid yang sampai di lapis ini
bukanlah diangkat, tetapi lebih karena
kemampuan sendiri merasakan tenaga dalam

Seperti lapis gwakang, suhu meminta
murid berlatih puluhan tahun pula.
Walaupun sudah tidak mencuci piring,
banyak murid bosan karena disuruh
membaca kitab-kitab bersyair indah,
ratusan bahkan ribuan kali, yang
sekilas tanpa hubungan dengan
ilmu persilatan.

Seperti biasa pengarang membuat
beberapa murid yang tidak bosanan.
Dari membaca syair ribuan kali,
ada murid bisa melihat lapisan gwakang
mulai tampak seperti segmen lingkaran.
Dari segmen mulai tergambar, bahwa antar Pay
ternyata ada kesamaan tujuan di lapisan gwakang
Selain itu, tien tan tidak lagi sekedar hawa panas
mulai terasa seperti bola kecil yang bisa bergerak

Ajaran di balik gunung selalu ada gunung
mulai dapat dipahami secara makna
bukan karena ajaran Suhu

Murid yang bosan, merasa ilmu sudah cukup
Banyak mereka turun gunung dan menjajal ilmu
bahkan ada yang mendirikan Pay sendiri
menjadi Suhu menyebarkan ilmu gwakang
atau menjadi tabib, peramal di kota raja
menjadi terkemuka dan terkenal di dunia kangow
Dan menganggap lapis ini adalah lapis terdalam..

LAPISAN SINKANG

Murid yang tidak bosanan, sering melamun.
Sesuai skenario pengarang, murid ini
masuk kelapis ketiga, lapisan sinkang
Karena banyak melamun lapisan ini
seringkali disebut lapisan Hakikat.
Lagi-lagi pengarang kikir dalam jumlah
dari puluhan lapisan lweekang
di sini jumlahnya hanya satu dua
dan sering disebut Supek atau Paman guru

Di lapis ini mereka berbincang duduk
dengan Su Chow (kakek guru) yang berusia lanjut
Su Chow mengeluarkan kitab di balik jubah
sebagai bahan lamunan untuk diterawang
Kitab malah lebih berisi mengenai kisah-kisah
titik dalam diri yang harus dicari,
isinya malah tidak mencantumkan Pay.
Pencarian tanpa disuruh, tapi disadari pula
oleh murid dapat puluhan tahun.

Sayangnya karena sering melamun
lapis ini banyak bahaya pula
Ada saja murid dilapis ini yang tetap bosanan
dengan titik-titik yang harus dicari
Ada yang mencuri Kitab untuk belajar sendiri
karena yang diinginkan ilmu silat yang sakti
atau yang terganggu jiwanya seperti
Awyang Hong, Oey Yok Soe atau Ciu Pek Thong
dengan Sin Kang yang tinggi, tetapi
tingkah lakunya tampak aneh bagi dunia Kangow
Dan seringkali menganggap lapisnya
adalah lapis terdalam

Bagi murid yang beruntung,
dari titik ini bisa menghayati segmen-segmen luar,
mulai membentuk gambaran segmen makin nyata
yang ternyata berlapis.
Menemukan bahwa ternyata pusat tenaga,
bukanlah tientan, melainkan pikiran
Ada gambaran ternyata setiap titik juga
memiliki titik pusat masing-masing.
Ternyata ilmu silat bukanlah tujuan,
tenaga dalam ternyata punya tenaga inti,
bukan dibuat dan tenaga itu memang sudah ada,
terpusat di akal.

Menurut para pengarang, murid di lapis ini
terhempas di lembah kebingungan, antara
gambaran segmen yang sepertinya memiliki pusat
dengan diri yang ternyata memiliki pusat pula

Dalam kebingungan, murid lapis ini
sering memilih diam, menyendiri
atau sekali berkata sering berbeda-beda
antara kata satu dengan yang lain
terkadang berkata titik-titik pusat bersatu
terkadang berkata titik pusat berbeda
masih bertanya pula apakah
ada lapis terdalam setelah ini..
Kata katanya sering membuat kaget
kalangan dunia kangow, bahkan
ada pula yang menganggap mereka
sudah jauh tersesat dari lapisan gwakang

LAPISAN SIU LIAN

Setelah terombang-ambing dalam kebingungan
pada usia relatif mendekati 100 tahunan,
dengan janggut dan alis yang memutih
satu dua murid lapisan Sinkang, memutuskan
tidak berhubungan dengan dunia kangow
diam di puncak gunung untuk ber Siu Lian (bertapa).

Lapisan ini bisa dikatakan lapisan kekapokan
kapok mengira lapisannya adalah yang terdalam
setelah melewati tiga lapis terdahulu
kapok salah terhadap pemahaman kitab
karena selalu bertemu dengan makna baru
kapok membaca kitab lebih banyak
karena isinya semakin tidak dimengerti
kapok mengangankan lapis-lapis
karena segmen2 lingkaran terlihat semakin lebar
kapok berbicara kitab banyak-banyak
karena lapisan gwakang tak akan pernah mengerti

Dengan masuk ke dalam kamar dan duduk diam
murid dilapis ini menemukan Kitab yang tidak
tertulis secara aksara, berlembar-lembar
terpusat di dalam dirinya.
Saat ini murid dapat bertemu langsung dengan
suhu sejati yang sekaligus titik pusat dirinya.
Pertemuan bukan lagi secara kiasan,
titik pusat itu ternyata wujud dalam kepastian.
Dilapis ini tidak ada lagi guru wujud
seperti Su Chow, atau Kitab Pay, kini mereka sama
sebagai pejalan kaki menapak puncak gunung Thay San.

Di tengah tangis keharuan dahsyat menemukan suhu sejati
ada murid dilapis ini yang sontak ingin bercerita
pada murid lain, berkata inilah titik pusat bola....
yang sering terkisah di lapisan gwakang.
Larut dalam kegembiraan tak terhingga
memang murid ini seakan terlupa, bahwa
titik yang ditemukan adalah titik dalam diri
yang bukan titik pusat bola.

Bagi murid yang tidak tergesa,
mereka menemukan titik-titik yang dapat
ditarik dari setiap lapis dan segmen
dan menjadi garis-garis yang menuju kepada titik pusat.
Titik yang ditemukan ternyata merupakan
titik awal yang tersambung lurus ke titik
pusat yang berada di sana tanpa jarak terhitung

Dari sini pula murid sampai kepada
pemahaman sejati kenapa Pay-Pay
memang merupakan garis-garis
sama-sama mengarah ke satu titik.

Yang menakjubkan ternyata garis-garis,
terpancar dan bersumber dari titik pusat terus menerus,
bergerak, tanpa awal dan tanpa akhir.
Murid di titik ini hanya menemukan awal
dan arah garis tanpa tahu lapis-lapis selanjutnya.
Di sini murid terhempas ke dataran rendah
tanpa pengetahuan, tanpa kepandaian
bukan apa-apa, apalagi siapa ...
Dia hanya menjadi suatu titik yang sangat
maha kecil dari bola yang maha besar
berjari-jari tak terhingga, berpusat tak berhingga
itu adalah titik maha kecil yang sekaligus
maha besar pula.
Lapisan ini bisa disebut sebagai lapisan ma'rifat.

Di sini sering timbul kata-kata aneh
membuat linglung lapisan gwakang
kosong itu isi
aku tidak ada
dia itu ada
aku adalah Dia
Dia hanya Titik
sedang aku adalah kamu

TOKOH-TOKOH PAY

Agar suatu cerita laris dibaca
perlu adanya satu tokoh
yang kadang tidak harus sesuai urutan lapis
atau cerita orang banyak
agar cerita berakhir dengan happy end.

Thio Bu Kie salah satu tokoh
dengan alasan tulang berbakat baik
maka tokoh ini bisa menemukan
kitab secara keberuntungan
membuat kagum para Su Chow.

Dalam satu kisah
tokoh tidak boleh ada dua
ini kesepakatan pengarang dan pembaca
karena tokoh bisa jadi teladan atau panutan
jadi tokoh boleh tidak ikut alur umum dan itu sah-sah saja.
Tokoh umumnya selain sakti juga tanpa cela

Masing-masing pay punya satu tokoh
yang sudah bisa masuk lebih dalam dari lapisan Siu Lian
Karena lapisan Siu Lian adalah batas akhir
yang bisa dimengerti para murid,
maka tidak ada yang pernah tahu pula
lapisan tempat kunjungan para tokoh.
Ini disebut makam perjalanan sang tokoh.

Seringkali murid pay di lapisan gwakang
berkelahi mempertahankan tokoh pay mereka
mereka menganggap hanya tokohnya
yang tersakti di kalangan kangow.
Padahal bila mereka tahu, bahwa
para tokoh tokoh pay bila bertemu
seringkali berangkulan terharu.

Adapula bahaya di murid lapisan Siu Lian
bila menganggap dirinya sama dengan tokoh
walaupun memang bisa masuk ke lapis lebih dalam
sama dengan tokoh berarti sudah hilang
dari percaturan dunia kangow.

KITAB RAHASIA

Para tokoh dari makam-makam mereka
sadar tentang bola berputar dengan pusatnya
Titik-titik di setiap lapisan ternyata
bola yang berputar dengan titik pusatnya pula.
Ada yang berputar berlawanan arah jarum jam
Ada pula yang searah jarum jam.
Karena itu semua titik saling tarik-menarik atau tolak-menolak.
Ada yang tertarik ke arah lapis lebih dalam
tetapi seringkali hanya berpindah di lapis yang sama.
Bahkan ada banyak yang sama sekali tidak berputar,
dan hanya pasrah ikut putaran bola utama.

Karena sadar tidak semua murid pay
punya nilai bagus di dalam geometrie
apalagi lapisan yang berbeda-beda, maka
tokoh memutar akal dalam penyampaian ilmu pay
Setiap kata dibedakan disesuaikan lapisan tempat murid
malahan walaupun dalam lapis yang sama
ilmu disampaikan sering berbeda penyampaiannya
Sehingga ditemukan kata-kata yang tampaknya beda
pada saat disatukan dalam Kitab rahasia.
Yang akan menjadi sumber sengketa
Di kalangan kangow di lapisan gwakang.

Tadinya kitab kitab pay ini tersusun rapi di kamar kitab,
setiap lapis diberikan kitab yang sesuai.
Tetapi karena waktu berjalan pesat,
banyak kitab yang hilang dicuri ataupun rusak
Ada masanya para murid berupaya mengumpulkan
menjadi satu kembali segala kitab tercecer
yang hilang diusahakan ditulis kembali seingatnya
Akibatnya tidak jelas lagi mana kitab
yang sesuai lapisan murid berada.

Ini memang terkadang membingungkan
bagi sebagian murid pay membaca kitab
kecuali pada saat pindah ke lapisan,
lebih dalam itupun bila tekun dan sabar.

Ada hari pada saat tokoh tokoh pay moksa
Di saat pay menjadi perguruan besar,
Kitab tokoh-tokoh dipersengketakan
Sebagai ajaran palsu atau bukan.

KAUM KAY PANG

Tokoh pay sering menemukan murid dari luar
Karena bakat bertulang bagus
murid ini diangkat tanpa melalui pay.
Di kemudian hari murid-murid ini
membentuk kelompok baru, kita sebut saja Kay Pang

Para pay di lapisan gwakang sering tidak
menganggap kelompok ini.
Karena tidak memiliki pay, juga lakunya
yang sering kali tidak umum
memakai baju tambalan seperti pengemis

Murid kaypang umumnya langsung
berawal di lapisan lweekang
bagi yang memang berbakat bagus
terkadang lebih cepat masuk ke lapis lebih dalam
bagi yang tidak memang sering kali
berputar putar di lapis sama
serta membuka kaypang baru
tetapi baju tambalannya lebih bersih

Murid kaypang yang bagus
di lapisan sinkang atau siulian
ada yang menulis kitab sebagai ajaran
Kitab-kitab ini di kemudian hari
juga menjadi panutan bagi murid-murid
di segala lapisan, kecuali sebagian lapisan
gwakang yang menganggap kitab itu
tidak layak untuk dibaca.

Murid kaypang yang mandek
kembali pindah ke kota raja
membuka kaypang baru, atau
menjadi tabib atau peramal terkenal.

PENUTUP

Para suchow dari pertapaannya
seringkali menghela nafas panjang
mendengar kisah di lapisan gwakang
yang beragam rupa.

Walaupun bertapa, ada beberapa suchow
lapisan siulian yang bisa berada serentak
di lapisan lain tanpa beranjak.
Karena itu mereka bisa tahu kisah-kisah
yang seharusnya rahasia, seringkali
dibincangkan terbuka.
Kisah yang sama, yang baru mereka
peroleh dari perjalanan puluhan tahun.

Mereka sebenarnya prihatin, karena kisah
yang tidak sesuai lapisannya, akan lebih
banyak kerugiannya daripada
manfaat yang diperoleh.

Tetapi tatkala kembali merenung,
ternyata hal itu tidaklah bisa dihindarkan
karena itu memang unsur perputaran
yang memang silih berganti.
Dan akan selalu ada.

Akhirnya para suchow sepakat
kembali duduk diam, menanti
pintu terbuka ke makam berikutnya
yang tetap berupa misteri.

Thursday, July 28, 2005

NTF S*nt*n* in an Ubuntu Linux

Seorang teman, sebut saja Ronaldo, (nama sebenarnya lho, bener deh!) tiba-tiba tertarik tuk pasang Linux di Laptopnya yang manis. T41.

Bedanya tu laptop dia beli sendiri. Gak kayak T41-ku yang merupakan hadiah sekaligus titipan dari kantor.

Pertama dia instal Linux SuSE 9.1. Terus karena ada beberapa masalah di beberapa hal yang kurang sopan kalau diceritakan disini, dia akhirnya tertarik untuk masang Ubuntu.

Ubuntu untungnya gak buntu-buntu amat, semuanya satisfying buat Ronaldo. Sampai akhirnya dia butuh baca file-filenya yang masih ada di WinXP (dia dual boot sih).

Dia gak mau bikin FAT32 disamping buat file storage yang bisa dibaca dari dua dunia. Dia gak mau copy file-nya dari windows ke linux untuk edit-2 file itu. Dan terakhir, dia bilang, kalo ini berhasil, gw mau install linux totally. (yang bikin aku mikir S*nt*n* nih anak...)

Akhirnya tentu saja solusinya adalah captive. Hebatnya Ronaldo ini termasuk Anak yang Aneh bin kreatif, ntah dari mana dia dapet .deb buat installer captive-static di ubuntu. Cuman lucunya, dia gak tau gimana cara install .deb itu... (another s*nt*n* part of him, I believe).

Akhirnya ku instalasikan, ... bla.. bla.. bla ... .selesai.
Drive windows XP yang NTF S**** itu bisa dibaca diread-write dalam mode interaktif non-mounted.

Tapi untuk yang mounted-nya, captive ternyata bergantung sama LUFS (Linux Userland Filesystem, please CMIIW). Di paket captive deb itu udah ada source-nya LUFS, harus di kompile dulu tapi.

The thing is, kernel Ronaldo kan gak ada sourcenya, jadi aku musti install dulu headers-nya. (WARNING: ini part sangat teknis, jadi kalo gak ngerti ya udah, ngangguk aja dulu).

Terus, setelah berantem bolak-balik sama tuh kernel dan beragam kerumitan lainnya, aku berhasil mengidentifikasi bahwasanya line berikut ini yang bermasalah dari lufs source,dia adanya di file inode.c:

kill_proc_info(SIGUSR1, &info, GET_INFO(sb)->server_pid);

Aku cari, ada di linux-nya, kupikir, ini apa karena aku gak kompile kernel sendiri ya, tapi tentunya aku gak mau ngerusak hari yang sudah rusak ini dengan mengcompile lagi kernel di Ubuntu.

Aku langsung aja cabut dari sana-sini di source-nya kernel linux, berusaha melengkapi lufs-source itu. Tapi makin lama, bukannya makin selesai, malah makin dalem. Kupikir, kalo diterusin, bisa-bisa aku bikin kernel process management versiku sendiri. Bisa bahaya.

Akhirnya aku baca lagi inode.c lufs itu, terus aku sadari line diatas itu cuman buat ngasih tahu lufs server supaya shutdown. Mungkin disaat unmount. Aku iseng, ku comment-out aja line itu. Dan compile lagi lufs-source-nya.... berhasil.

Iseng mount NTF S****ng itu, dan berhasil.
Nge-crack sana sini, bikin minimal 4 security hole, akhirnya NTF S***n* itu bisa kubikin tuk dibaca sama User Ronaldo di Ubuntu, tapi tetep dengan prosedur yang sint****.

Ronaldo seneng banget, dia pikir aku jago (baca: s**tin*!!!).

Terus di test, buka satu file Office pakai OpenOffice dari UbuntuLinux-nya, berhasil, save, kemudian reboot dan baca lagi dari MS-Office di WinXP. Berhasil.

Kami salaman, dan Ronaldo pun pergi.

(btw: ini pastinya blognote yang paling s**ti*g yang pernah kutulis, please forgive me for any offend that you might take, I mean no harm. Dedicated to Paul, the Si**ng Guy)

Monday, July 25, 2005

Musik ... oh Musikk...

Dulu, aku kadang-kadang suka nyetel lagu keras-keras, just to let my feelings or thoughts at the time spread out. (Baru-baru ini aja tahu, kalo itu salah satu bentuk penyebaran Meme juga... dan salah satu yang efektif juga...).

Sekarang, kebiasaan itu berulang, thanks to mp3/ogg technology.

Tadinya aku pikir mp3 itu adalah bentuk media yang bebas pakai. Makin kemari, aku sadar, bahwa tidaklah begitu adanya.

Bagaimanapun tidak suka-nya aku sama artis-artis yang merasa bahwa cipta karya dan karsa seni mereka adalah milik mereka sendiri sehingga mereka merasa perlu memasang batasan terhadap orang lain, aku tetap merasa bahwa hak mereka itu memang musti paling tidak dihormati, jika aku ingin hak-hak pribadi ku juga dihormati orang.

Bertahun terombang-ambing diantara dua ujung ini:
Disatu sisi, aku percaya bahwasanya Seni dan setiap karyanya adalah milik kemanusiaan seutuhnya jika pun bukan semesta seutuhnya ...

Disisi lain, aku berusaha untuk selalu mencoba menghormati hak orang lain.

Tapi dua-tiga minggu kemarin, aku membuat keputusan.
Baca bismillah, dan terhapuslah semua mp3 bajakan itu .

Untung masih ada beberapa koleksi CD (cuman beberapa ... hiks...) yang bisa kuubah jadi mp3/ogg (aku pilih ogg ding, soalnya format ini patent-free, jadi terasa lebih bebas) Jadi ya gak sepi-sepi amat sih jadinya.

Thursday, July 21, 2005

Surat buat Inggris

Got this one from Maya, thanks May.

To Iman Al-Saadun:
Salam alaykum brother. May Allah blesses you, always.

Surat terbuka untuk bangsa Inggris dari Iman Al-Saadun,
seorang penduduk kota Baghdad, Irak.

diterjemahkan oleh rekan Muslim I. dari situs :
http://www.albasrah.net/ar_articles_2005/0705/eman_080705.htm

Surat Untuk Bangsa Inggris

Saya kirim surat ini kepada rakyat Inggris, khususnya penduduk kota London.

Selama selang waktu beberapa jam, saat terjadinya beberapa ledakan bom di
London, anda bisa rasakan sendiri menjalani hidup melewati saat-saat
keputus
asaan, kegelisahan dan tercekam horor. Pada saat-saat itu anda kehilangan
sanak keluarga atau teman, dan kami berharap untuk mengatakan kepada anda,
sejujur-jujurnya, bahwa kami juga ikut berduka ketika jiwa manusia
tercabut,
tewas jadi korban. Saya tidak bisa mengatakan kepada anda bagaimana derita
kami saat kami menyaksikan keputus asaan dan kesakitan yang tergambar di
wajah orang lain. Selama kami menjalani hidup melewati sutuasi seperti ini
-
dan akan terus menjalaninya setiap hari - sejak negara anda dan amerika
membentuk persekutuan dan menjalankan rencana untuk memerangi Irak.

Perdana Mentari negara anda, Tony Blair, mengatakan bahwa para pelaku
peledakan bom London, melakukannya atas nama Islam. Menteri Luar Negeri
amerika, Condoleezza Rice, menggambarkan pelaku pengeboman sebagai tindakan
barbar. Dewan Keamanan PBB langsung mengadakan rapat dan mengutuk secara
bersama atas kejadian itu.

Saya tergoda untuk bertanya kepada anda semua, rakyat inggris yang bebas,
ijinkan saya meminta penjelasan : Atas nama siapa negara kami
diblokade/embargo selama 12 tahun? Atas nama siapa kota-kota kami dibom
pakai senjata-senjata yang terlarang secara internasional? Atas nama siapa
tentara inggris menyiksa rakyat Irak dan membunuh mereka? Apakah atas nama
anda, wahai orang-orang inggris yg bebas? Atau atas nama agama anda? Atau
atas nama kemanusiaan? Atau kebebasan? Atau demokrasi?

Apa sebutan untuk orang-orang yang membantai dan membunuh lebih dari dua
juta anak-anak Irak? Apa sebutan untuk orang-orang yang menyebabkan tanah
dan air kami terpolusi 'depleted uranium' dan zat-zat mematikan lainnya?

Bagaimana komentar anda tentang apa yang terjadi di penjara-penjara di
Irak - di Abu Ghraib, Camp Bucca dan sejumlah kamp penjara lainnya? Apa
sebutan untuk orang-orang yang menyiksa pria, wanita dan anak-anak tak
berdosa? Apa sebutan untuk orang yang mengikatkan bom ke tubuh seorang
tahanan dan kemudian meledakkannya menjadi serpihan-serpihan? Bagaimana
komentar anda tentang penyempurnaan metode penyiksaan untuk tahanan Irak -
seperti merenggut paksa tungkai/lengan, mencongkel mata sampai keluar,
menyundut kulit dengan rokok menyala, membakar rambut dengan pemantik api?
Apakah kata-kata 'barbar' cocok untuk menggambarkan kelakuan para tentara
anda di Irak?

Bolehkah kami bertanya, mengapa Dewan Keamanan PBB tidak mengutuk
pembantaian rakyat tak berdosa di al-Amiriyah dan apa yang terjadi di
al-Fallujah, Tal'afar, Sadr City, dan an-Najaf? Mengapa seluruh dunia hanya
menyaksikan saja saat rakyat kami dibunuh dan disiksa dan tanpa ada yang
mengutuk kejahatan kemanusiaan yang dilakukan terhadap kami? Apakah karena
anda semua manusia sedangkan kami jenis lain yang lebih rendah? Apakah anda
pikir hanya anda saja yang bisa merasakan sakit dan kami tidak? Pada
Kenyataannya, kamilah yang paling bisa merasakan bagaimana beratnya skala
kesakitan dari seorang ibu yang kehilangan anaknya, atau seorang ayah yang
kehilangan keluarganya. Kami sangat tahu dan merasakan bagaimana sakitnya
kehilangan seseorang yang sangat dicintai.

Anda tidak pernah kenal para suhada kami, tapi kami mengenal mereka dengan
baik. Anda tidak mengingat mereka, tetapi kami senantiasa akan mengingat
mereka terus. Anda tidak menangisi kepergian mereka, tetapi kami sangat
menangisi mereka.

Apakah anda pernah mendengar nama seorang gadis kecil , Hannan Salih
Matrud?
Atau seorang anak laki-laki bernama Ahmad Jabir Karim? Atau Sa'id Shabram?

Ya, rakyat kami yang tewas mempunyai nama juga. Mereka mempunyai
wajah-wajah
dan cerita dan memori. Ada saatnya ketika mereka masih bersama kami,
tertawa
dan bermain bersama. Mereka mempunyai impian, seperti anda punya impian.
Mereka mempunyai masa depan yang menunggu. Tapi sekarang mereka tertidur
tan
pa mempunyai hari esok yang kan membangunkan mereka.

Kami tidak membenci bangsa inggris atau bangsa-bangsa lain di dunia ini.
Peperangan ini ditujukan atas kami, maka kami saat ini berjuang untuk
mempertahankan diri kami. Karena kami ingin hidup di tanah air kami
sendiri - tanah berdaulat kami, Irak - dan menjalani hidup sesuai dengan
yang kami inginkan, bukan yang pemerintah anda dan pemerintah amerika
inginkan.

Biarkan para keluarga korban yang terbunuh mengetahui bahwa tanggung jawab
insiden pemboman London kamis pagi itu tertumpu di pundak Tony Blair dan
politik luar negerinya. Hentikan peperangan terhadap bangsa kami! Hentikan
pembunuhan yang dilakukan oleh para tentara anda yang dilakukan tiap hari
itu! Akhiri penjajahan anda terhadap tanah kami!


Baghdad, 9 Juli, 2005.
Iman Al-Saadun

Bermimpilah... dan Wujudkan.

Taken from Republika.co.id:


Mesin, mobil, motor, dan teknologi canggih. Inilah yang terus memenuhi benak seorang Soichiro Honda. Bahkan, kegemarannya ini telah dimulai sejak dia kecil.

Ketika masih sekolah, Honda terus berkhayal tentang berbagai macam penemuan yang cemerlang. Saking tekunnya bermimpi menciptakan motor dan mobil berteknologi tinggi, Honda dikeluarkan dari sekolah. Namun, dia tak pernah patah arang. Honda terus mengejar mimpinya. Sekarang, lihatlah, mimpi pria Jepang itu terwujud. Berbagai produk dengan merek persis sama dengan namanya telah beredar luas. Tidak hanya di negeri asalnya, tapi juga merambah ke mancanegara, termasuk Indonesia. Atau kamu juga salah seorang yang memakai produknya? Yup, itulah kekuatan mimpi. Berkat mimpi dan kekuatan untuk meraihnya, Honda menjadi nama yang terus disebut. Sampai saat ini. Bagaimana dengan kamu? Pasti kamu juga punya mimpi yang pengen banget kamu wujudkan.

Thursday, July 14, 2005

Bila BBM Habis maka...

  1. aku akan mencoba belajar nanam padi
  2. aku kan kembali nulis-nulis source code diatas kertas
  3. cari cara untuk nabrakin atom tanpa BBM, siapa tahu energi yang dihasilkan cukup buat menerangi rumahku (baca: Apartemen Oranye) selama 2 tahun... asalkan saja aku tahu bagaimana menangkap energi yang lepas sebelum dia bikin rata rumahku.
  4. bisa jadi aku gak kan pernah balik lagi ke Banda Aceh... ohh...
  5. beli kuda ... terus jadi pengusaha ang-kud ... angkutan kuda... kali ya?
  6. muncul sekte baru yang menyatakan bahwa kiamat sudah datang

hal (gila) apa yang kan anda pikirkan?

My Final OS!

Setelah tiga kali ambil Test ini, akhirnya aku dapet ini:


You are Debian Linux. People have difficulty getting to know you.  Once you finally open your shell they're apt to love you.
Which OS are You?


yang pertama dua tahun lalu,
dapetnya Amiga OS...
yang kedua tahun lalu dapetnya GNU/Hurd

Kayaknya sejalan ya?
Sama hidup... maksudnya.

Friday, July 01, 2005

8 Tahun

Today is precisely my day of,

8 Colorful years at the Company.

Dan adakah yang kusesali?
Kalau dipikir mendalam... Rasanya tidak.

Semua ada hikmahnya.

Friday, June 17, 2005

Ustadz Rahmat Abdullah

Catatan Pinggir



Perkenalan pertamaku dengan beliau adalah ketika beliau mengisi acara pengajian rutin bulanan yang aku ikuti di Aceh. Waktu itu aku malah belum tahu sama sekali siapa beliau.

Namun tutur beliau yang cerdas, penuh isi dan menusuk hati, sungguh membuatku kagum.

Ketika kemudian seorang kawan baik mengenalkanku dengan Tarbawi, barulah aku paham siapa beliau adanya. Dan seperti layaknya mungkin semua orang yang suka membaca Tarbawi, tulisan beliau tidak pernah aku lewatkan.

Aku sendiri tak kenal dekat dengannya selain lewat tulisan-tulisannya tersebut, namun betapa sedihnya ketika mengetahui bahwa mungkin mulai minggu depan aku tidak akan dapat lagi menemui tulisan-2 itu.

Karya beliau mungkin telah berhenti, namun aku yakin amal dan semangat beliau akan terus hidup dalam diri setiap pejuang kebaikan berikutnya.

Aku sendiri iri akan perjuangan beliau, entah kapan diri ini bisa mengikuti jejaknya.


Selamat jalan ya Ustadz.
Rahmat dan Berkah Allah atasmu.

Wednesday, June 08, 2005

Khaerunisa

Jikalau seorang Khaerunisa harus meninggal dalam gerobak kotor tua milik ayahnya yang seorang pemulung.

Dan ketika sang Ayah harus menggendongnya dari Tebet menuju Bogor dengan KRL hanya untuk memakamkan sang anak.

Jika berita itu memang benar adanya.
Maka apalagi yang bisa kita hadapkan ke Ilahi?

Muka kita yang tak tahu malu ini?
atau Hati kita yang sudah tidak peduli?

Kalaupun kisah itu tidak benar,
tugas kita bersama untuk menjaganya dari keterjadian.

Monday, April 18, 2005

My Own Website

After a while, I've finally managed to get my own website on my own domain. Funnily it wasn't so hard to do.


Now, I gotta figure out what kind of picture I want to draw on the Empty Canvas.


Friday, March 18, 2005

Munchen or Munich ?

Akhirnya dapat juga kesempatan untuk training ke Munchen atau Munich, gak yakin yang mana yang bener. Dan lagi males ngerisetnya.

Beberapa catatan pinggir yang bisa kubilang sekarang adalah,
- Munchen/Munich is quite really a nice place. Walau susah banget cari makanan yang bener-bener Islami (pasti karena akunya yang kuper dan males).

- Salju...! Akhirnya bisa juga ngelihat salju pada masa hidupku didunia ini.

- Speaking of Snow, dan New Places, dan lainnya, jadi keinget lagi betapa aku masih sangat kurang bersyukur di Dunia ini. Allahu Akbar. Alhamdulillah.

Beberapa hal lain, kemarin sempat lihat TV disini nayangin acara yang sepertinya menyiarkan perkembangan sebuah perkampungan Islam di Afrika. Ngiri deh sama semangat belajar mereka.

Monday, February 07, 2005

Baca ini kemarin dulu di http://planet.debian.org:

=== Wouter Verhelst bilang:
Jamin Philip Gray reported about a little problem in the current German employment laws:

  • If you're unemployed for more than a year in Germany, and you refuse a job offer, you can apparently lose your welfare benefits. Which is reasonable; the same is true in Belgium.
  • Since 2002, prostitution is no longer illegal in Germany; prostitutes and brothel owners pay taxes like everyone else. This was done in an attempt to fight trafficking in women, which is reasonable. As a result of this, brothel owners can now send out job offers for prostitutes in exactly the same way a hospital can send out a job offer for a nurse, possibly through a job centre where unemployed people would go and ask for a job.

Now combine the above two.

===
Mudah-mudahan yang beginian (terutama yang point kedua) gak akan pernah kejadian di Indonesiaku tercinta. Naudzubillah min dzalik.

Monday, January 17, 2005

System Shutdown

Bicara soal masih musti nunggu giliran.

Tsunami ini memberikan banyak "system-shock" buatku pribadi.
Not that I don't realize many of these things before. It's just that, tsunami gives a sudden experience, sudden enlightment, that my system, will also be shutted down someday.

Dan ketika saat itu tiba, What will I do?
Still an unanswered question.

Belum pernah aku merasa sebegitu dekatnya dengan kematian, daripada saat-saat ini, utamanya setelah perjalananku ke Banda Aceh kemarin. Begitu terasa bahwasanya Allah itu dekat. Lebih dekat dari urat leherku sendiri. Begitu banyak hikmah yang tiba-tiba saja terasa jelas. Seperti ada wiper yang tiba-tiba menghapus titik-titik hujan di kaca jendela kita yang sudah buram.

Banyak hal yang harus (terus-menerus) dibenahi. Karena ketika shutdown itu terjadi, aku pasti tidak akan punya kesempatan untuk menjalankan shutdown scripts terlebih dulu.

Allah, berikanlah kami akhir yang baik. Amin.

A Blessing in Disguise

Waktu itu baca di koran. Apa di email, apa nonton di TV gitu.

Katanya sih, pulau Sumatra itu terjaga oleh Aceh. Kalo posisi Sumatra itu tegak lurus, bisa-bisa Tsunami kemarin menghantam seluruh pantai Sumatra. Tapi karena (posisinya) miring kiri dengan Aceh sebagai ujung tombak-nya, maka Tsunami kemarin hanya menghantam Aceh.

A Blessing in Disguise.

Kalo bicara blessing in disguise, aku juga jadi sadar, bahwa sangat bisa jadi kalo orang-orang yang meninggal itulah yang di-selamat-kan Allah Swt. Dan itu yang akhirnya aku do'akan selalu. Kebaikan buat mereka.

Meanwhile, tugas berat menunggu buat kita-kita yang masih hidup dan masih musti nunggu giliran ini.

Kalo aku sih sekarang ini main-concern-nya adalah bagaimana membantu anak-anak Aceh yang masih hidup itu. Mau jadi OTA, nggak yakin banget bisa, kalo melihat struktur Cash-Flow belakangan ini. Coba-coba kumpulin data dulu deh. Hasilnya begini:

Organisasi-organisasi pengumpul data (saat ini) Anak-anak Aceh:
  • PKS/BSMI/PKPU Banda Aceh: 0651-70043. Tadi pagi dapat juga nomer dari Putra, tapi belum tahu apa bisa di publish disini apa nggak. Tapi itu terkait juga sama posko gabungan ini.
  • Gema Nusa: CP. Ibu Herly 0816864250 022-70720933.
  • Daarut Tauhid: Jl Gegerkalong Girang No 30D Bandung 40153 022-2014374, 2003238, Fax: 022 2003238 Jl. Cipaku I No. 43 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12170 (021)7235255, Fax: 021-7235258.
  • Gerakan Muslimat Indonesia: CP. TIARA/INA/Irene Handono 021-7261469
Dari Telkomsel sendiri sudah ada beberapa orang yang bilang siap menjadi OTA. A relieving news.
Tinggal bagaimana mengorganisasi semuanya. Hmm.

Terus kemarin, sempat kontak juga Ustadz Raihan tersayang, diskusi masalah kiriman bantuan, selesai diskusi beliau menyampaikan juga kalo Relawan-Relawan disana, sekarang sudah juga membutuhkan Uang Tunai, mereka sebagian besar adalah orang-orang Aceh yang selamat dan tidak punya pekerjaan lagi, namun tetap punya saudara/keluarga/relatives untuk disupport. Dan mereka sudah mulai kebingungan sekarang. Something to also be thinking about.

Kata Ustadz, kalo ada yang mau nyumbang buat mereka bisa langsung dikirim melalui rekening Bank Syariah Mandiri cabang Aceh Utama berikut ini:
  • 0100122395. Belum yakin ini account atas nama siapa, tapi aku pikir kalo bukan atas Nama PKS, paling Ustadz Raihan. Tapi aku bisa bilang disini, nomor ini tidak ada kesalahan pencatatan, jadi insya Allah bisa dipercaya.
Apalagi ya sekarang?
Buat listing account-account bantuan lainnya, MetroTV, RCTI, SCTV, AnTV, TransTV, dan lainnya sudah mempublish, dan Catatan-nya mas Koen juga menyimpannya.

Kata teman di Isnet, yang perlu diingat adalah ini adalah sebuah proses lari Marathon, bukan lari Sprint, jadi harus ingat untuk menjaga stamina. Agar ketika saat-saat darurat berlalu, tahap rehabilitasi dan rekonstruksi bisa kita lalui dengan baik.

Ayo semuanya.







Friday, January 07, 2005

Dora dan Bunga

Dora dan Bunga itu bisa dibilang ponakanku.

Gak langsung sih, malah juga gak kandung (dalam artian ibu/bapaknya saudara satu ayah satu ibu denganku). Mereka berdua keponakan temanku, yang sudah kuanggap keponakanku juga.

Gak sering sih ketemu sama mereka berdua.
Apalagi setelah jauh pindah ke Jakarta.

Tapi begitu Hari ini, tahu mereka berdua adalah bagian dari korban dalam Tsunami di Banda Aceh kemarin. Hatiku tiba-tiba miris. Terkenang. Terharu.

Dora itu anak yang lucu, lincah, periang, dan cerdas.
Bunga, sedikit lebih pendiam, tapi juga lincah, dan pintar.

Keduanya kira-kira kelas 1/2 SD sekarang. Dulu masih TK.

Sering, ketika aku main kerumah paman mereka, mereka ada disana.
Mengajakku becanda dan bermain. Berlari kesana kemari.

Seperti baru kemarin.

Susah juga ya.
Nampaknya duka ini masih akan lama kurasakan.

Tuesday, January 04, 2005

Bencana di Aceh - Back to Jakarta

Sumbangan dana yang kemarin, insya Allah tersalurkan semua.
Bersama-sama dengan sumbangannya Telkomsel dan PKPU, tersalurkan melalui posko PKPU di Lambaro.

Alamat-alamat yang dititipkan juga sudah ketemu semua, walaupun sebagian sudah mengabarkan lebih dulu kepada keluarganya, jadi aku tidak perlu mencari lagi.

Kalo disuruh cerita keadaan disana, sungguh masih terasa berat buatku, saat ini.

Banda Aceh sudah kuanggap kota tempat aku belajar banyak soal banyak hal.
Kalo sekarang kota itu hancur, rasanya, part of me ikut merasakannya.

Banyak teman, saudara, dan tempat-tempat kenangan yang sudah tiada lagi.

Tapi aku percaya sama takdir Allah.
Dia-lah yang Maha Mengetahui segala hikmah dibalik peristiwa ini.
Tak ada sesuatu-pun yang sia-sia.

Satu hal,
aku iri sama kekuatan teman-teman, saudara-saudara yang dengan ikhlas terus berjuang membantu memulihkan keadaan disana. Semoga hidup mereka dipenuhi ridha Allah swt. Amin ya Allah Amin.

Untuk saudaraku, teman, dan mereka yang telah hilang dan tiada. Semoga Allah meninggikan derajat kalian, menghapuskan dosa-dosa yang lalu, dan memudahkan jalan ke surga. Amin.

Buat aku,
Banyak kerja berat menanti sekarang.

Kuatkan kami ya Allah. Amin.

Monday, December 27, 2004

Bencana di Aceh

Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Raji'un.
Aceh kita kembali diberi ujian oleh Allah Swt.
---

Aku kan pergi kesana Besok. Insya Allah.
Naik Hercules/charteran dari Telkomsel. Membawa banyak misi, duka, dan sedikit bantuan.

Dan ini adalah,
catatan perjalananku.

---
Hari ini, sudah ada sumbangan dana dari Teman-2 Telkomsel sebesar:
Kantor Pusat Wisma Mulia Lt. 7: Rp. 2.270.000,- + Rp. 50.000,- (last minute from RR).
Kantor Pusat - OMC: Rp. 644.000,-
Kantor Pusat Wisma Mulia Lt-nya Dewi Megawati (8 apa 9 tuh ya?): Rp. 600.000,-

Total sekitar:
Rp. 3.564.000,-

Terus, ada beberapa teman yang juga menitipkan kabar untuk saudara-2/teman-2 disana. Ada :
Ibunda Khatidjah di Lamprit (Toda No. 12)
Dasril-Laila: di Taman Siswa 109.
Danramil Letda Inf. Widyo Suksmono, terakhir di Kodam Iskandar Muda.

Belum lagi,
Kak Ina di Labuy, Kak Evy di Sabang, Bang Romy di Sinabang, Kak Ella di Blang Pidie, Kak Elly, Kak Rita, Bang Denny, Bang Eddy, dan banyak lagi saudara-saudaraku.


Mudah-2 an bisa nemuin mereka semua.
Do'akan aku bisa menunaikan amanah dan tugas-2 ini dengan sempurna ya.


Salam hangat.


Tuesday, October 12, 2004

Catching ups - Least Square Methods

Lama banget nggak ngisi Blogger...
Kangen.

Banyak sih yang terjadi, cuman males aja nulisnya.
Kadang pas lagi pingin, malah gak lagi deket sama the net.

Mungkin udah saatnya blogger nyediain akses bloggin dari ponsel ya? apa udah ada?

Hello Blogger people, if you read this, please integrate Mobile Blogging capabilities into your site. Please...

Desperate banget gak tuh kedengarannya?

Anyway,
Gara-gara disuruh analisa trafik lebaran, terus males banget bikin grapik di Spreadsheets (baca: spretsits), aku akhirnya belajar rumus matematik buat nentuin trend data. Judulnya Least Square Methods.

Intinya kita nyari selisih square terkecil dari kumpulan data pada x-y axes graphics gitu.
Terus dapetin konstantanya terus tinggal dikaliin aja ama posisi data tertentu. Rumit deh.
Mungkin bisa dicek di link ini: http://www.efunda.com/math/math_home/math.cfm buat detailnya, cari bagian Least Square Methods.

Hasil Query SQLnya seru deh,
panjang banget, agak-agak serem, tapi seru.

Kurang lebih begini hasilnya:

select routeid, a+b*trend_vlr as trend_traff , bh_circuits,
offcap(bh_circuits, 1) as cir_offcap

from
(select mscid, a+b*320 as trend_vlr
from
(select mscid,
case when ((n*x2)-ex2) = 0 then
((y*x2) - (x*xy))
else
(((y*x2) - (x*xy))/((n*x2)-ex2))
end
as a,
case when ((n*x2)-ex2) = 0 then
(n*xy - (x*y))
else
((n*xy - (x*y))/((n*x2) - ex2))
end
as b
from
(select
mscid,
count(day) as n,
sum(bh_vlrsubs) as y,
sum(extract(doy from day) - 186) as x,
sum(pow(extract(doy from day) - 186, 2)) as x2,
sum((extract(doy from day) - 186)*(bh_vlrsubs)) as xy,
pow(sum(extract(doy from day) - 186), 2) as ex2
from
vlr_data_dy as v
where
(v.day>='2004-07-05' and v.day <= '2004-09-06')
group by mscid
) as z
) as y
) as vtr,
(select
routeid, bh_circuits,
case when ((n*x2)-ex2) = 0 then
((y*x2) - (x*xy))
else
(((y*x2) - (x*xy))/((n*x2)-ex2))
end
as a,
case when ((n*x2)-ex2) = 0 then
(n*xy - (x*y))
else
((n*xy - (x*y))/((n*x2) - ex2))
end
as b
from
(select
min(routeid) as routeid, max(bh_circuits) as bh_circuits,
count(weekof) as n,
sum(bh_itraffic+bh_otraffic) as y,
sum(v.bh_vlrsubs) as x,
sum(pow(v.bh_vlrsubs, 2.0)) as x2,
sum(v.bh_vlrsubs*(bh_itraffic+bh_otraffic)) as xy,
pow(sum(v.bh_vlrsubs), 2.0) as ex2
from
route_bh_wk,
vlr_data_dy as v
where v.day=route_bh_wk.bd and
substr(routeid, 1,5) = v.mscid and

(weekof>='2004-07-05' and weekof <= '2004-08-30') and
(routeid like 'M%/T%' or routeid like 'G%/T%')
group by routeid

) as d
) as e
where substr(e.routeid, 1, 5)=vtr.mscid;
---
phew...
mudah-mudahan gak ada data rahasianya disitu...

:-)

Lumayan, hasil akhirnya bisa langsung aku kopi paste ke spretsits-ku (gnumeric dong... he..he..)
Dan after kutak-katik dikit, jadi laporan buat bos.


Wednesday, May 26, 2004

Sebetulnya orang itu cenderung menjadi lebih kacau atau lebih baik?

Kalau ngikutin teori apa tuh (gak inget, dan bukan ahli fisika sama sekali) entropi kali ya? Keadaan memang akan cenderung menuju kearah lebih kacau dari sebelumnya.

Teori lucu yang masih perlu banyak pemikiran dan kesadaran.
Tapi kalau melihat dunia sekarang ini, negara ini, masyarakat sekitarku, dan diriku sendiri. Kok ya, rasanya memang entropi (bener gak sih entropi? kok ragu ya) itu lagi terjadi. Kecenderungan untuk berubah kearah yang lebih kacau, untuk tidak menyebut buruk, kuat sekali mempengaruhi. Dan kelihatan/kerasa banget.

Daftarnya panjang, mulai dari Israel, Amerika, issue-issue free-s**x, pemilu di INA dan diluar, hilangnya tatanan moral yang ketat, dll..dll...

Apa iya?

Mungkin aku cuma lagi pesimis aja, karena buktinya, masih banyak hal baik yang terus menerus bermunculan, dan terus berkembang.

Tinggal disemai aja.
Aku sendiri? Perlu lebih keras menata diri.

Lebih keras lagi.

Tuesday, May 18, 2004

Blogging from Email?

After a while not reaching for blogger.
Kind of surprise seeing that it has change. Much.

And they say I can do blogging by email now.

Let's just see.